Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Hobi rebahan, cita-cita jadi sultan, tapi masih suka jajan cilok di pinggir jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Amerta dan Rona

8 Januari 2025   21:50 Diperbarui: 8 Januari 2025   21:07 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMA Negeri 2 Jember, tempat gue menimba ilmu alias buang-buang waktu (menurut bokap), jadi saksi bisu kisah cinta gue yang (sok) puitis ini. Namanya Rona, cewek manis yang bikin gue mendadak rajin masuk sekolah. Bukan rajin belajar, tapi rajin mantengin dia dari pojok kelas. Maklum, posisi duduk gue strategis buat stalking doi secara diam-diam.

Rona itu... gimana ya jelasinnya? Kayak karya seni guys. Indah, bikin adem, tapi susah dipahami. Senyumnya itu lho, kayak sinar matahari pagi, bikin hati baper nggak jelas. Gue, Amerta si cowok cupu yang hobinya cuma ngegame dan baca komik, mendadak jadi pujangga dadakan gara-gara dia.

Setiap hari, rutinitas gue cuma satu: merhatiin Rona. Mulai dari caranya nyatet pelajaran (yang rapi banget kayak mesin ketik), sampai kebiasaannya mainin rambut pas lagi mikir. Saking seringnya merhatiin, gue sampai hafal semua tentang dia. Mulai dari warna kesukaannya (biru laut), makanan favoritnya (nasi goreng seafood), sampai merek sepatu yang sering dia pakai (nggak akan gue sebutin di sini, takut dikira stalker beneran!).

Pernah suatu hari, Rona nggak masuk sekolah. Rasanya dunia mendadak sepi kayak kuburan. Pelajaran Pak Bambang yang biasanya bikin ngantuk, hari itu terasa lebih menyiksa dari biasanya. Gue nggak bisa konsentrasi, pikiran gue melayang ke mana-mana. Jangan-jangan dia lagisakit? Atau jangan-jangan...  Ah, sudahlah! Gue nggak mau mikir yang aneh-aneh.

Eh, tapi dasar jodoh emang nggak ke mana, pas pulang sekolah gue nggak sengaja ketemu Rona di halte bus. Dia lagi duduk sendirian sambil baca novel. Kesempatan emas nih! Dengan modal nekat dan doa restu dari seluruh penghuni kahyangan, gue samperin dia.

"Rona?" sapa gue dengan suara gemetar kayak lagi kebelet boker.

Dia nengok, "Eh, Amer. Hai."

"Sendirian aja?" tanya gue dengan gaya sok cool, padahal jantung udah mau copot.

"Iya, nih. Lagi nunggu bus," jawabnya sambil senyum. 

Obrolan kami berlanjut, ngalor ngidul nggak jelas. Mulai dari bahas novel yang lagi dia baca, sampai curhat tentang guru killer di sekolah. Gue deg-degan parah, tapi di satu sisi seneng banget bisa ngobrol sama dia. Rasanya tuh kayak mimpi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun