Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Hobi rebahan, cita-cita jadi sultan, tapi masih suka jajan cilok di pinggir jalan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mitos Vs Fakta, Benarkah Gula Sejahat Itu?

16 November 2024   09:40 Diperbarui: 16 November 2024   09:43 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gula, si pemanis alami yang seringkali menjadi bahan perdebatan dalam dunia kesehatan. Ada yang menganggapnya sebagai musuh utama penyebab berbagai penyakit, sementara yang lain melihatnya sebagai sumber energi yang dibutuhkan tubuh. Lantas, mana yang benar? Mari kita bedah mitos dan fakta seputar gula.

1. Semua Jenis Gula Sama Buruknya

Fakta: Tidak semua gula diciptakan sama. Ada gula alami yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran, yang disertai dengan serat, vitamin, dan mineral. Gula ini lebih sehat dibandingkan gula tambahan yang sering ditemukan dalam makanan olahan seperti permen, minuman bersoda, dan kue.

2. Gula Menyebabkan Diabetes

Meskipun konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes, gula bukanlah satu-satunya faktor penyebab. Faktor lain seperti genetik, obesitas, dan gaya hidup yang tidak sehat juga berperan besar. Diabetes juga dapat disebabkan oleh gangguan sistem imun yang menyerang sel-sel penghasil insulin.

3. Gula Membuat Anak Hiperaktif

Tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang menghubungkan konsumsi gula dengan hiperaktivitas pada anak-anak. Studi-studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara keduanya.

4. Semua Pemanis Buatan Lebih Sehat daripada Gula

Pemanis buatan memang memiliki kalori yang lebih rendah dibandingkan gula, namun bukan berarti mereka sepenuhnya aman. Beberapa pemanis buatan memiliki efek samping tertentu dan sebaiknya dikonsumsi dengan bijak.

5. Gula Membuat Kita Gemuk

Gula memang mengandung kalori yang tinggi. Jika konsumsi kalori melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan kalori akan disimpan sebagai lemak dan menyebabkan kenaikan berat badan. Namun, bukan hanya gula yang bisa menyebabkan obesitas, ada juga faktor lain seperti konsumsi makanan berlemak dan kurangnya aktivitas fisik.

Bagaimana Cara Mengonsumsi Gula yang Sehat?

  • Batasi konsumsi gula tambahan: Kurangi konsumsi makanan dan minuman olahan yang tinggi gula.
  • Bahan alami: Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran sebagai sumber gula alami.
  • Baca label nutrisi: Perhatikan kandungan gula dalam makanan yang Anda beli.
  • Jaga pola makan: Kombinasikan makanan tinggi serat, protein, dan lemak sehat untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Kesimpulan

Gula memang perlu dikonsumsi dengan bijak. Kuncinya adalah mengonsumsi gula dalam jumlah yang tepat dan memilih sumber gula yang sehat. Dengan pola makan yang seimbang dan gaya hidup sehat, kita dapat menikmati makanan manis tanpa harus khawatir akan dampak buruknya bagi kesehatan.

Disclaimer

Artikel ini bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran medis. Jika Anda memiliki masalah kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun