Sepertinya beliaunya cukup sibuk dengan pekerjaannya. Mendengar kata-kata saya, beliau seperti tak ambil pusing, yang penting lewat TOL semua beres. Beliau sedikit tahu, bahwa siang tadi memang ada kabar Katulampa siaga tetapi tidak tahu apdet lanjutannya.Â
Dan beliau, karena masih muda cukup tahu arti GPS. Setelah sedikit memaksa mau lewat mana, akhirnya saya minggir supaya beliau cek GPS.
"Kok, aneh. TOL lumayan lancar, tetapi kok jalan biasa lebih lancar?" katanya sedikit bingung.
Setelah saya persilakan memilih jalan, akhirnya beliau pilih jalan biasa.
Sore menjelang malam yang amat sangat tidak biasa. Demi GPS, akhirnya beliau memilih, "Lewat jalan biasa, ya, berarti putar balik!"
Ya, memang aneh. Jalur biasa itu sejak dari saya tahu, sebenarnya jalur yang normalnya macet, bahkan membuat ngap-ngapan. Tetapi kemacetan pertama tidak terjadi. Nihil.
Sampailah di jalur macet yang kedua.
"Di sini biasanya sudah pada ngantri, lho. Sebelum  tanjakan saja biasanya sudah macet. Kok, ini jalan seperti milik kakek saya; cucunya baru lewat, jadi dibuat lancar semua?"  tanyanya.
Saya tersenyum heran dengan kondisi jalan yang ditunjukkan oleh GPS berwarna biru tua sepanjang jalan. Padahal, jalan itu jalan satu arah, dan satu-satunya jalan yang bisa dilewati dari kawasan itu menuju tujuan beliau, dan macet adalah kepastian.
Hingga lewatlah jalur macet kedua dengan lancar plus rasa heran.
Jalur macet ketiga semakin membuat heran karena tak ada mobil atau motor yang antri rebutan jalan.