Mohon tunggu...
Wiatmo Nugroho
Wiatmo Nugroho Mohon Tunggu... -

hamemayu hayuning Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Kami Warga Jakarta", Cerita di Taksi Online

21 Desember 2018   10:22 Diperbarui: 21 Desember 2018   10:43 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sepertinya beliaunya cukup sibuk dengan pekerjaannya. Mendengar kata-kata saya, beliau seperti tak ambil pusing, yang penting lewat TOL semua beres. Beliau sedikit tahu, bahwa siang tadi memang ada kabar Katulampa siaga tetapi tidak tahu apdet lanjutannya. 

Dan beliau, karena masih muda cukup tahu arti GPS. Setelah sedikit memaksa mau lewat mana, akhirnya saya minggir supaya beliau cek GPS.

"Kok, aneh. TOL lumayan lancar, tetapi kok jalan biasa lebih lancar?" katanya sedikit bingung.

Setelah saya persilakan memilih jalan, akhirnya beliau pilih jalan biasa.

Sore menjelang malam yang amat sangat tidak biasa. Demi GPS, akhirnya beliau memilih, "Lewat jalan biasa, ya, berarti putar balik!"

Ya, memang aneh. Jalur biasa itu sejak dari saya tahu, sebenarnya jalur yang normalnya macet, bahkan membuat ngap-ngapan. Tetapi kemacetan pertama tidak terjadi. Nihil.

Sampailah di jalur macet yang kedua.

"Di sini biasanya sudah pada ngantri, lho. Sebelum  tanjakan saja biasanya sudah macet. Kok, ini jalan seperti milik kakek saya; cucunya baru lewat, jadi dibuat lancar semua?"  tanyanya.

Saya tersenyum heran dengan kondisi jalan yang ditunjukkan oleh GPS berwarna biru tua sepanjang jalan. Padahal, jalan itu jalan satu arah, dan satu-satunya jalan yang bisa dilewati dari kawasan itu menuju tujuan beliau, dan macet adalah kepastian.

Hingga lewatlah jalur macet kedua dengan lancar plus rasa heran.

Jalur macet ketiga semakin membuat heran karena tak ada mobil atau motor yang antri rebutan jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun