Halitosis (bau mulut) merupakan masalah umum yang terjadi yang dapat menyebabkan
tekanan psikologi seperti menurunnya kepercayaan diri seseorang. Halitosis (bau mulut) disebabkan
oleh bakteri yang terdapat di rongga mulut yang memproduksi senyawa volatile sulfur compounds
(VSCs). Senyawa volatile sulfur compounds (VSCs) adalah hasil produksi dari aktivitas bakteri
anaerob yang menghasilkan senyawa sulfur yang mudah menguap dan berbau tidak enak. Halitosis
juga dapat disebabkan karena sisa -- sisa makanan yang menumpuk di dalam mulut, kebiasaan
merokok, minuman beralkohol dan mengkonsumsi makanan yang mempunyai rasa tajam seperti
bawang putih atau bawang merah. Menurut Notoatmodjo dalam Sihite (2011) , bahwa penyebab
timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku
mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Berbagai tindakan telah dilakukan untuk menjaga kesehatan
rongga mulut, salah satunya menggunakan obat kumur. Chlorhexidine gluconate telah menjadi gold
standard sejak 1940 karena efektif dan mempunyai spektrum antimikroba yang luas. Meskipun
demikian, penggunaan chlorhexidine gluconate dalam jangka panjang tidak dianjurkan karena efek
samping yang dapat terjadi. Sediaan kumur telah banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk
menjaga kesehatan rongga mulut dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu tanaman
yang memilki daya anti bakteri adalah daun seledri (Apium graveolens L.). Seledri (Apium graveolens
L.) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia yang dapat hidup di dataran tinggi
maupun rendah dan biasanya banyak digunakan sebagai bahan pelengkap dalam masakan. Selain itu,
seledri mempunyai kegunaan lain yang itu dapat berfungsi antibakteri karena terdapat kandungan
senyawa flavonoid, saponin, tannin dan minyak atsiri. Ekstraksi daun seledri menggunakan metode
maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak seledri (Apium graveolens L) memiliki efek antibakterial
terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan Hambat Minimal (KHM) sebesar 3,125%. Ekstrak
daun seledri (Apium graveolens L) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
pada konsentrasi 100% dengan daya hambat sebesar 5, 1471 mm.Â
   Kelompok kami melakukan survey kepada 20 masyarakat umum dengan memberikan
beberapa pertanyaan melalui kuesioner yang telah kami sebarkan lalu , responden diminta untuk
mengisi kuesioner penelitian melalui Goggle Form. Data yang telah terkumpul kemudian
dikelompokan berdasarkan teori yang digunakan.
   Pertanyaan yang pertama , menanyakan berapa kali responden menyikat gigi dalam satu hari,
dari pertanyaan yang ada terdapat 11 responden menyatakan 2 kali menyikat gigi dalam satu hari
(55%) , 8 responden menyatakan 3 kali menyikat gigi dalam satu hari (40%) dan 1 responden
menyatakan 4 kali menyikat gigi dalam satu hari (5%). Terdapat beberapa cara untuk menghambat
pembentukan plak sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya karies, diantaranya dengan cara
mekanis dan kimiawi. Cara mekanis yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggosok gigi.
   Pertanyaan yang kedua, menanyakan mengenai apakah responden pernah menggunakan obat
kumur seperti yang di jual di pasaran. Hasilnya 11 responden pernah menggunakan obat kumur (55%)
dan 9 responden tidak pernah menggunakan obat kumur (45%) .Obat kumur dapat direkomendasikan
sebagai antimikroba, agen anti-inflamasi topikal, analgesik topikal, atau untuk pencegahan karies.
   Pertanyaan yang ketiga, menanyakan tentang apakah responden tahu efek samping dari
penggunaan obat kumur dalam jangka panjang. Hasilnya 16 responden tidak tahu efek samping dari
penggunaaan obat kumur dalam jangka panjang (80%) dan 4 responden yang tahu efek samping dari
penggunaan obat kumur (20%)
     Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa responden lebih banyak menggosok
gigi 2 kali sehari dan juga menggunakan obat kumur sebagai cara untuk menghilangkan bau mulut.
Tetapi banyak dari responden tidak tahu efek samping dari penggunaan obat kumur.Salah satu
obat kumur yang banyak digunakan adalah chlorhexidine tetapi obat kumur ini dapat
menimbulkan efek samping pada penggunaan jangka panjang , yaitu perubahan warna gigi,
restorasi, dan membran mukosa, peningkatan pembentukan kalkulus, gangguan pengecapan,
sensasi rasa terbakar, dan iritasi mukosa. Alternatif obat kumur untuk menggantikan chlorhexidine
adalah bahan yang memiliki daya antibakteri tanpa efek samping yaitu daun seledri. Daun seledri
(Apium graveolens L.) memiliki daya antibakteri karena memiliki kandungan flavonoid, saponin,
dan tanin.
     Sebaiknya masyarakat rutin menggosok gigi 3 kali sehari untuk menghindari halitosis dan
juga menghindari penggunaan obat kumur yang dapat menimbulkan efek samping pada
penggunaan jangka panjang menggantikanya dengan estrak daun seledri sebagai alternatif obat
kumur tanpa menimbulkan efek toksik terhadap tubuh.
   Anisa, L. , Peni, P. dan , Melok, A. (2019). Daya Antibakteri Ekstrak Daun Seledri (Apium
graveolens L.) terhadap Porphyromonas gingivalis. Diakses dari
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/23092/9243 pada 10 november 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H