Mohon tunggu...
Wh Nugroho
Wh Nugroho Mohon Tunggu... -

anak yang selalu bertanya pada bapaknya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Maafnya Buat Kapan?

31 Juli 2011   16:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:12 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah Ramadhan datang lagi.

Setiap awal Ramadhan selalu banyak ucapan selamat Ramadhan dan kiriman ucapan maaf, baik lewat sms maupun secara langsung via phone. Begitu juga dengan Handphoneku, sudah 2 hari layarnya dihiasi ucapan-ucapan dan gambar-gambar animasi bertema Ramadhan. Yang paling menarik sebenarnya, kebanyakan dari mereka mengirimi ucapan dengan cara merangkai kalimat alias berpuisi, ataupun berpantun. Dari sekian banyak ucapan, beberapa diantaranya mengirimi ucapan dengan satu puisi atau pantun, hanya perbedaannya pada editan kalimat terakhir,dimana mereka mencantumkan nama mereka.

Bahkan mantan yang sudah 2 tahun pergi, tiba-tiba mengirim ucapan Ramadhan, [He:-) curcol lewat Kompasiana.]

Ini beberapa kalimat yang menjadi favorit di Handphoneku, kenapa aku bilang favorit karena hampir semua yang mengirim ke HPku menggunakannya, He;-)

" KEMBANG MELATI SUNGGUHLAH INDAH

DI TENGAH TAMAN JADI HIASAN,

HARUM RAMADHAN TERCIUM SUDAH

SALAH DAN KHILAF MOHON DIMAAFKAN.

MAKAN ROTI SAMBIL BERLARI,

SUCIKAN HATI BERSIHKAN DIRI."

"BUNGA TERANGKAI, TERIKAT TALI...

LAMA DIPANDANG, INDAH SEKALI...

BIARPUN RAMADHAN BEBERAPA HARI LAGI,

SEMOGA AKU YANG PERTAMA UCAPIN MAAF SETULUS HATI."

Ya seperti itu kebanyakan ucapan yang dikirim, mungkin diantara kompasianer juga ada yang mendapatkan ucapan seperti itu.

Nah yang menjadi menarik buat aku adalah.....

Maaf itu untuk kapan?

Apakah maaf itu untuk yang kemarin,

atau maaf itu untuk hari ini,

atau mungkin maaf itu untuk kemarin, sekarang dan kedepan.

Kalau keinginanku.... maaf itu untuk selamanya.

Inilah fenomena Ramadhan, ucapan itu tidak hanya aku temui dalam telepon selulerku saja tapi teman-temanku juga mendapatkannya.

Semoga Ramadhan kali ini menjadi jalan introspeksi bagi kita bersama, ucapan-ucapan puitis tidak hanya sekedar hiasan layar HP saja tapi benar-benar datang dari dalam hati serta tulus suci.

Semoga hakikat Ramadhan yang sesungguhnya dapat diraih, oleh ku dan juga kamu.

********************************

Telkomsel Ramadhanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun