Saya bersyukur, ilmu pengetahuan sosial memiliki laboratorium terbesar di bumi yang mana bahan kajiannya adalah manusia itu sendiri.
Interaksi anak didik dengan orang tua, saudara dan mungkin komunikasi jarak jauh akan menjadi objek nyata.
Mereka yang perlu belajar banyak kata baru dan maknanya dalam pola interaksi seperti; Akulturasi, Akomodasi, Asimilasi dan lain- lain dapat diamati dan dikerjakan pada lembar kerja yang sudah diberikan pertanyaan penting.
Awalnya sulit memulainya, terlebih anak didik di jenjang SMP, guru perlu memberikan waktu dan memaksimalkan kemampuan berpikir kritis mereka.
Khusus untuk materi sosiologi ini mereka dapat menarik kesimpulan tentang perilaku yang positif dan negatif dalam bermasyarakat kemudian dapat mengidentifikasi perilaku diri sendiri saat berinteraksi dengan kelompok terkecil, yaitu keluarganya.
Mari guru, jangan hanya memberikan mentah- mentah ilmu kepada anak didik tanpa mengasah pemikiran kritis dan memberikan waktu bagi mereka untuk duduk berefleksi.
Sebagai guru kita wajib memberikan anak pengalaman belajar dari lingkungan sekitarnya agar rutinitas yang berlalu tanpa makna dapat menjadi moment berharga untuk pembelajaran dalam hidup anak didik kita.
Hal ini dapat mengubah perilaku, pola pikir kemudian memperbaiki kesalahan serta solusi terbaik yang merupakan buah pikiran mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H