Mohon tunggu...
Whena Gilang Titisya
Whena Gilang Titisya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Simple...Aneh, Suka corat Coret....KUATTTTTTTT (^_^)/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Engkau Masih Ibu Mertuaku

9 Mei 2012   10:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:30 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Alhamdulillah Ibu ... mari Gisya bantu ", songsong Gisya memegang kursi roda, sementara sikap Rey masih dingin terhadap Gisya. tak disangka ibu membalas ucapan Gisya dengan senyuman yang membuat Gisya semakin semangat merawat ibu mertuanya.

Lambat laun keadaan ibu Rey membaik berkat perawatan dari Gisya yang telaten dan memperhatikan detail kebutuhan Ibu Mertuanya ,walaupun beliau tidak dapat berbicara lagi.Tapi tidak dengan sikap Rey kepada Gisya. Rey masih belum menerima kondisi ibunya yang seperti itu dan itu berimbas pada hubungannya pada Gisya. Tiap malam tak pernah terlewatkan Sujud - Sujud pengharapan dari Gisya " Ya Allah,,,,hamba mohon lunakanlah hati suami hamba..jangan biarkan ia terus menerus pada sikapnya selama ini, hamba amat kehilangan sosok Mas Rey...hamba sangat merindukan kasih  sayangnya Ya Allah....ampuni hamba ya Allah ".

Hingga suatu pagi terdengar ribut - ribut dari kamar ibu Rey.

" Gisya...Gisya..cepat kemari..Gis...ibu..Gis...ibu....", ucap Rey dengan bibir bergetar dengan tangis tertahan, diselingi dengan memberikan kertas ke Gisya yang di dalamnya ada pesan dari ibunya.


Anakku sayang Reyhan dan Gisya,

Nak...Terima Kasih akan kasih sayang kalian selama ini, maafkan ibu nak...ibu telah mencoba merusak rumah tangga kalian. Dengan segala sikap ibu.

Reyhan ibu ingin jujur..semua yang Gisya ucapkan kepadamu itu benar nak, ibu yang pernah mengambil uangmu,ibu yang pernah menjatuhkan hiasan di ruang tamu itu dan masih banyak yang lain nak...maafkan ibu . ibu sengaja melakukan itu semata - mata karna ibu cemburu melihat keharmonisan kalian...maafkan ibu nak. Gisya memang sepantasnya kau sayangi...

Gisya...terima kasih nak...terima kasih kau telah menjaga ibu dengan kesabaran dan ketulusanmu.maafkan ibu sayang...maafkan ibu yang sering kali melukai hatimu.kau anak yang baik...cantik...ibu titip Reyhan padamu...

Seketika tangis pecah di ruangan itu...penyesalan tinggallah penyesalan...Reyhan bertekad akan memperbaiki hubungannya dengan istrinya. Lirih Gisya berbisik " Pergilah dengan tenang bu....kami telah memaafkanmu.. "


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun