Jakarta Ramai – Maudy Ayunda
Begitulah lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi muda cantik ini dan inilah yang menginspirasi saya untuk berpikir mengenai suatu paradox yang ada di kota yang katanya “ramai” ini, yakni kota kita tercinta, kota ‘Jakarta’.
*disclaimer: saya menulis artikel ini dengan terus menerus memutar lagu Jakarta Ramai agar inspirasi tetap jalan. Hehehe.
Oke, langsung kita bahas saja keanehan ini. Pertama-tama, untuk kalian yang tidak tahu mengenai arti dari kata “Paradox”, berikut adalah penjelasan dari kata ini.
“Terambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, paradoks/pa·ra·doks/n pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran; bersifat paradox”
Dengan berlandaskan satu kata yang sangat fenomenal ini, saya berpikir mengenai Paradoks aneh seputar kota Jakarta yang katanya ‘ramai’ ini.
Pertama. Paradox. Jakarta. Ramai. Tapi. Kenapa. Keramaian ini serasa sirna didalam keluarga
Yes, statistically speaking, Jakarta is a very crowded city. Ya, jalanan ibukota di pagi dan sore hari selalu dipenuhi dengan bunyi-bunyi klakson yang mengiringi perjalanan pulang-pergi nya para tulang punggung keluarga. Bak seperti sarang lebah yang ada di pohon-pohon ‘rindang’, mereka pulang-pergi tanpa lelah membawa pulang makanan dan harapan agar pada hari esok, tempat tinggal mereka bisa menjadi lebih ‘rindang’ dari sebelumnya.
Akan tetapi, cucuran keringat dan terkadang darah (ya, darah) yang tertumpah serasa menjadi petaka baru bagi sebagian keluarga di kota yang ramai ini karena ketika pulang ke ‘rumah’, seluruh organ tubuh yang dipakai sepanjang hari-pun sudah menjadi usang dan sangat lelah. Alhasil, keramaian pun serasa sirna didalam lingkaran kecil yang biasa disebut ‘keluarga’ ini. Bahkan, di beberapa keluarga (saya kenal keluarga ini), dirumah yang ‘besar’, yang seharusnya ‘ramai’ seperti kota ‘besar’ kita, atmosfir pekatnya kesepian terasa hadir mencekam..
“sungguh.. Paradox. Jakarta. Ramai. Tapi. Kenapa. Keramaian ini serasa sirna didalam keluarga.”
Kedua. Paradox. Jakarta. Ramai. Tapi. Kenapa. Ramai akan Polusi.