Mohon tunggu...
Wenny Ira R
Wenny Ira R Mohon Tunggu... Penulis - Kybernan

Peneliti, Akademisi, Militansi Desa, Humanis, Berbudaya, Book Lover

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tumbuk Tepung dan Sirih Orek, Tradisi Jambi yang Terancam Punah

4 Januari 2017   23:23 Diperbarui: 5 Januari 2017   11:38 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah dirasa lumat, bagian bawah bambu dibuka dan materi menyirih di tusuk keluar kebagian bawah bambu, selanjutnya materi menyirih yang sudah jadi tersebut digunakan untuk menyirih. Menyirih dilengkapi dengan menggunakan sugi, sugi ini yaitu tembakau yang digunakan untuk mengusap-usap bibir dan mulut penyirih.

Alat-alat proses tumbuk tepung seperti alu dan lesung mulai jarang didapati di Desa Penyengat Olak, yang memilikinya hanya tinggal segelintir warga. Begitu juga dengan peralatan sirih orek. Alat-alat lain seperti tampi, keranjang bambu, ambung, dan kotak anyaman menyirih mulai sukar juga didapat. Pembuatan bahan anyaman ini terkendala bahan baku yang mulai menipis karena banyak areal tempat tumbuh daun pandan didesak pemukiman. Maklumlah Desa Penyengat Olak merupakan Desa yang berada di wilayah pinggiran kota Jambi dan bercirikan sub urban.

Hilangnya tradisi tumbuk tepung dan sirih orek mungkin akan hilang dan lenyap seiring berubahnya Desa Penyengat Olak yang tumbuh menjadi wilayah modern perluasan dari kota yang jaraknya hanya sepuluh menit bila ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun