Setelah dirasa lumat, bagian bawah bambu dibuka dan materi menyirih di tusuk keluar kebagian bawah bambu, selanjutnya materi menyirih yang sudah jadi tersebut digunakan untuk menyirih. Menyirih dilengkapi dengan menggunakan sugi, sugi ini yaitu tembakau yang digunakan untuk mengusap-usap bibir dan mulut penyirih.
Alat-alat proses tumbuk tepung seperti alu dan lesung mulai jarang didapati di Desa Penyengat Olak, yang memilikinya hanya tinggal segelintir warga. Begitu juga dengan peralatan sirih orek. Alat-alat lain seperti tampi, keranjang bambu, ambung, dan kotak anyaman menyirih mulai sukar juga didapat. Pembuatan bahan anyaman ini terkendala bahan baku yang mulai menipis karena banyak areal tempat tumbuh daun pandan didesak pemukiman. Maklumlah Desa Penyengat Olak merupakan Desa yang berada di wilayah pinggiran kota Jambi dan bercirikan sub urban.
Hilangnya tradisi tumbuk tepung dan sirih orek mungkin akan hilang dan lenyap seiring berubahnya Desa Penyengat Olak yang tumbuh menjadi wilayah modern perluasan dari kota yang jaraknya hanya sepuluh menit bila ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor.