Mohon tunggu...
wenny ira wahyuni
wenny ira wahyuni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

just an ordinary homo social politicus.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Secangkir Coklat

7 Maret 2014   00:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Perempuan....," suaranya merdu memanggilku berdengung disekitarku.

"Teladan..." aku memanggil namanya, dan ajaib suaraku berubah menjadi desir angin.

"Perempuan...selama kerinduanmu kepadaku adalah fana, kau tidak akan pernah bisa kembali menemukan wajahku. Sebab kerinduan hanyalah kerinduan padaNYA, dan tidak seorang perempuanpun pantas mempertontonkan kerinduannya apalagi mengungkapkannya," katanya berdengung begitu merdu meninggalkan jejak antara aku, ruang dan angin.

Jeda beberapa waktu, kupikir dia telah pergi dariku. Namun kembali suaranya berdengung.

"Dekatkanlah kerinduanmu padaku kepadaNYA, jika kau merindukanku sebutlah namaNYA bukan namaku. Sebagaimana engkau milikNYA, aku juga milikNYA," begitulah suaranya tertinggal bersama aromanya.

"Aku tahu.." jawabku hanya begitu, menghirup kembali coklat hangat kuku dicangkir yang yang buihnya menghilang dan uapnya perlahan lenyap.

*meditasi, 06 maret 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun