Situasi vaksinasi di Indonesia
Adanya kebijakan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sempat menjadi pembicaraan sejak awal kehadirannya pada pertengahan tahun 2020 lalu. Ada kalangan yang pro dan kontra  terhadap kebijakan ini. Meskipun begitu di pertengahan tahun 2021, vaksinasi di Indonesia sudah mengalami peningkatan dan mencakup banyak orang tiap harinya. Dari data Kemenkes per 21 September 2021, sebanyak 80 juta orang lebih telah mendapat vaksin dosis 1 dan sebanyak 45 juta orang lebih telah menerima vaksin dosis 2. Akan tetapi jumlah ini ternyata masih sebesar 16,9% dari total populasi dan masih jauh dari ketercapaian herd immunity.
Apa itu vaksin?Â
Vaksin adalah mikroorganisme atau bagiannya yang dimatikan atau dilemahkan untuk diberikan pada orang sehat agar memunculkan respon antibodi dan menciptakan kekebalan jika terpapar mikroorganisme tersebut. Di Indonesia ada beberapa jenis vaksin yang disetujui BPOM di antaranya: Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer. Tiap vaksin Covid-19 tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Dari banyak pilihan vaksin kira-kira vaksin mana yang paling baik?
Apakah perlu melakukan vaksinasi?
Vaksin diberikan ke dalam tubuh seseorang untuk membangun antibodi terhadap virus penyebab penyakit. Saat antibodi sudah terbentuk, tubuh dapat melawan virus dan melindungi diri dari terjadinya penyakit; atau jika sakit pun gejala yang dirasakan akan lebih ringan. Hal ini akan mengurangi risiko sakit untuk diri sendiri dan juga melindungi orang lain. Maka, vaksinasi Covid-19 penting untuk dilakukan.
Pro dan Kontra VaksinÂ
Berdasarkan Webinar yang diselenggarakan FKM UAD (28/08/21) beberapa alasan alasan penolakan vaksinasi Covid-19 diantaranya adalah keraguan akan kemanjuran (efikasi) vaksin, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), pertimbangan masyarakat di antara jenis-jenis vaksin, serta hoax yang muncul di masyarakat. Meskipun begitu kabar baiknya adalah sebanyak 80% warga negara sangat mendukung dan antusias tentang vaksinasi di Indonesia.
Jenis-jenis vaksin Covid-19 dan informasinya
Berikut perbedaan mengenai jenis-jenis vaksin Covid-19 di Indonesia.
Astrazeneca – dengan mekanisme non replikasi viral vektor, pemberian vaksin dilakukan 2 kali. Efikasi di USA dan UK sebesar 62-90% dan dianggap bisa mengatasi virus corona varian Delta dan Kappa. Untuk jarak pemberian dosis pertama dan kedua yaitu 21 hari.
Sinovac – virus corona yang diinaktifkan, pemberian vaksin dilakukan 2 kali dengan jarak pemberian dosis pertama dan kedua yaitu 28 hari. Merupakan vaksin yang paling banyak beredar di Indonesia dan dinyatakan aman pada anak usia 12-18 tahun. Efikasi di Turki sebesar 91,25% dan Brazil 78,2%.Â
Sinopharm - virus corona yang ada diinaktifkan, pemberian vaksin dilakukan 2 kali pada dengan jarak 21 hari. Efikasi di UAE sebesar 86% dan diberikan pada usia 18 tahun ke atas. Vaksin merupakan vaksin gotong royong oleh Kimia Farma. Vaksin ini diberikan pada Program vaksinasi gotong royong oleh pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Program vaksinasi tersebut sudah dimulai sejak setelah Idul Fitri, yaitu pada 17 Mei 2021. Vaksinasi gotong royong ditujukan kepada pegawai dan keluarga, dengan biaya ditanggung oleh badan hukum atau badan usaha.Â
Moderna – dengan mekanisme vaksin RNA, pemberian vaksin dilakukan 2 kali yaitu dengan jarak 28 hari. Menjadi pilihan booster yang diprioritaskan pada tenaga kesehatan. Vaksin ini diklaim ampuh melawan varian Delta, Kappa dan Gamma. Memiliki efikasi 95% di USA.Â
Pfizer – dengan mekanisme virus RNA, pemberian vaksin dilakukan 2 kali dengan jarak 28 hari. Efikasi sebesar 95% di USA, Argentina dan Brazil dan memiliki peminat tinggi di seluruh dunia. Di Indonesia vaksin Pfizer telah diedarkan untuk vaksinasi sepanjang tahun 2021.
Efek samping dari pemberian vaksin antara lain pusing, mual, demam ringan, mengantuk, rasa lelah, dan lain-lain. Efek samping muncul tergantung dari imunitas masing-masing pasien, terkadang ada pasien tidak merasakan efek samping dari pemberian vaksin. Â
Kenapa ada 2 dosis dan 3 dosis?
Tahapan vaksinasi Covid-19 berbeda, dosis pertama digunakan untuk mengidentifikasi atau mengenal vaksin dan kandungan yang ada di dalamnya terhadap sistem kekebalan tubuh serta untuk memicu respons kekebalan awal.  Pada tahap dosis kedua (booster), kandungan di dalam vaksin akan membantu memperkuat respons imun yang telah terbentuk sebelumnya. Tak hanya itu, Ahli penyakit menular dari UCLA Health, Amerika Serikat, Otto Yang mengatakan bahwa suntikan kedua vaksin juga dapat memperbesar sistem imun tubuh untuk mempelajari virus dan mencari cara menangkal infeksi berikutnya serta memicu respons antibodi yang lebih cepat dan  efektif di masa mendatang.Â
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi M. Epid mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 dosis ketiga  hanya akan diberikan kepada petugas kesehatan. Alasannya mereka memiliki risiko lebih besar dalam merawat pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.Â
Jangan ragu untuk vaksinasi segera!
Meskipun memiliki efek samping, manfaat yang didapatkan dari vaksinasi Covid-19 lebih besar. Ketika kekebalan tubuh terhadap Covid-19 sudah terbentuk pada setiap orang, maka akan terjadi herd immunity. Kegiatan seperti sekolah, perkantoran atau wisata yang telah lama ditinggalkan dapat dirasakan lagi. Memicu roda ekonomi dan sosial bergerak kembali sehingga situasi akan seperti sedia kala.Â
Jika ditanya vaksin mana yang lebih baik, vaksin yang tersedia adalah jawaban utama. Beberapa jenis vaksin yang sudah beredar di masyarakat terbukti mengurangi angka kasus kematian Covid-19 dan mengurangi dampak ketika positif Covid-19. Lebih cepat mendapatkan vaksin lebih cepat juga situasi menjadi new-normal. Maka, yuk segera lakukan vaksinasi di tempat terdekat!
Penulis       : Awalia A.S, Hermawati, Wenny P.HÂ
Mahasiswa Universitas IndonesiaÂ
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H