Lelaki yang Melambatkan Langkah
cerpen oleh: Wening Yuniasri
Lambatkan langkahmu!
Demikian otakku memerintah. Terlambat. Aku sudah terlanjur melangkah lebar dan cepat, kombinasi yang buruk.
*
Kalau jalan dengan laki-laki itu yang pelan.
Salah seorang teman kelas seni rupa terapan pernah memberi tahu.
Sudah tahu aku jalan cepat-cepat, kau masih saja mengekor dan menjajariku, sungutku waktu itu. Baru sekarang aku sadar. Ini, bukan kecepatan yang patut. Nanti aku jadi tak terkejar.
Buru-buru amat, sih?
Aku terdiam saat itu. Meski dalam hati sangat ingin mendebat agar dia terpaksa maklum, aku urungkan. Mengatakan bahwa ini adalah hal yang sudah bawaan lahir karena aku selalu berjalan seperti itu, sepertinya tidak akan membantu.
Mau ke mana?