Monitor itu, monitor yang sebelumnya mereka beli secara patungan, teronggok di situ, menganggur tepat setelah PC opname dan tak kembali, sementara Linda mendapatkan hadiah undian sebuah tablet PC yang kemudian ditukar dengan notebook keluaran terbaru.
Linda lebih sering di kamarnya, mengurusi pekerjaan yang bertumpuk hingga jam tidur menantang kemudian tanpa sengaja terpejam dalam mimpi-mimpi menamatkan pekerjaan. Sementara Wuri tidur paling akhir, menandaskan segala cucian piring, mengelap semua ceceran di atas kompor dan meja, mengepel, juga memastikan hanya bohlam 5 watt yang bersinar jingga satu-satunya yang boleh terjaga selama semua penghuni rumah memejam hingga hari berikutnya.
Dari segala hal yang Linda ingat darinya, dia sangat rajin, dan sebaliknya, juga sangat malas. Dari mana dia mendapatkan kekuatan super plin-plan itu?
Dua hari lagi. Hanya itu kesempatan yang tersisa, dan itu bukan hal yang mudah. Apa lagi pekerjaan sedang membutuhkan lemburan. Dengan dia sering muncul di pintu, konsentrasi Linda akan menjadi mudah buyar. Eno, kerabat yang dia sebut barusan, akan datang dengan kekuatan penuh, sepuluh anggota dikerahkan. Kamar mungil itu, meskipun dikosongkan, akan butuh tempat untuk menyingkirkan semua barang di dalamnya.
"Mungkin bisa kita tinggalkan lantai dan sebuah laci gemuk juga almari kosong untuk mereka. Sementara dia bisa memilih untuk memenuhi kamar orang lain atau membuang segala yang dia punya," gumam Linda sambil mengingat sesuatu.
"Memenuhi kamar orang lain? Maksudnya, kamarku?" ujar Linda terperanjat.
Tiba-tiba perut Linda terasa sangat penuh.***[wy]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H