Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tenda Pegunungan dan Berkuntumnya Cinta

19 Juli 2024   10:37 Diperbarui: 19 Juli 2024   10:39 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kemarau gigil udara 

Tenda-tenda bagai kuntum-kuntum jamur

Kelembapan warna-warni pegunungan; subur

Baca juga: Mengapa Cinta?

Seorang lelaki membiarkan cinta berkuntum pula 

  

kepada dirinya, kepada perempuan siapa

Baca juga: Semifinal Cinta

menatap ceruk sungai membiarkan angin datang menyapa

  

Mengapa cemburu menyelinapi dada?

Angin mengecup, mengusap air mata

Udara lembut merengkuhnya

Daun-daun pengayom setia, berdirinya cakrawala

  

Tiadakah ia merasa?

Aku saja, aku saja

Biar kuusap air mata, merengkuh, mengayomimu

Biar aku, biar aku

Jogja, 19 Juli 2024 | Wening Yuniasri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun