Pada deret rak-rak kayu, aroma buku dan dingin ruangan
Pakailah aku, sebuah buku berbisik penuh harap ketika seorang gadis muda melintasinya
Sang gadis terhenti. Benar-benar berdiri tepat di depannya
Buku itu diambilnya. Kembang senyum buku rekah sepanjang langkah
Gadis muda itu menuju sudut lantai berkarpet
Sebuah perangkat tugas dikeluarkanÂ
Buku itu bersama buku tebal lainnya ditumpuk di depan kakinya silang, bersila
Ia dan empat buku lain menahan berat perangkat ketik gadis itu menguping desisnya, "Daftar pustaka."
Apa kau juga berandai-andai agar dipakai?
Buku pada rak terbawah sudut ruangan bertanya dalam kerling tak acuh
Semua mata menjawab iya
Lain kali berhati-hatilah dengan kata-kata
Kalian sudah mendapat pengabulan; benar-benar dipakai. Bukankah seharusnya kalian gembira?
Dalam sesal mereka tersadar; mengatup mulut, erat
Jadi, apakah aku perlu menggantinya dengan bacalah aku?
Buku tebal menusir kata dalam kalimatnya
Jogja, 23 April 2024 | Wening Yuniasri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H