Mohon tunggu...
Wening Dyah Capriani Hapsari Dewi
Wening Dyah Capriani Hapsari Dewi Mohon Tunggu... -

female, outspoken, moody, creative, loves writing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah

13 Oktober 2011   12:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:00 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayahku sangat ku kagumi
Selalu kuandalkan dan kucintai

Ayahku memang manusia biasa
Yang takkan mungkin sempurna
Tapi bagiku beliau ayah yang sempurna
Beliau ayah yang luar biasa

Ayahku seorang yang kuat.. Tegar.. Tak pernah menyerah.. Bertekad bulat.. Selalu berjuang!

Ayahku mendapat pandangan yang berbeda-beda di mata teman-temannya
Sifat terus terang yang dimiliki beliau seringkali dianggap sok tahu
Bicara jujur apa adanya seringkali dinilai ikut campur
Padahal, beliau hanya ingin menyampaikan isi hatinya..

Namun, beberapa mengatakan bahwa apa yang beliau sampaikan banyak benarnya.
Mereka dapat memaknai apa yang beliau sampaikan
Beliau selalu mengatakan kebenaran
Tanpa harus takut akan kesalahan
"Kita harus membela kebenaran", itu yang sering dikatakannya!

Apa yang beliau anggap salah, ya salah.
Apa yang beliau anggap benar, ya benar.
Tak perlu takut mengaku salah
Tak perlu takut memperjuangkan kebenaran

Ada yang mendukung..
Ada yang menghujat..
Itulah yang ayahku dapat..

Ayahku orang yang berani..
Berani mencoba.. Berani mengambil resiko.. Berani berspekulasi.. Dan berani mengoreksi apa yang salah..

Ayahku bukan seorang psikolog atau penasehat
Tetapi, nasehat-nasehat yang beliau berikan selalu bermanfaat
Ayahku bukan seorang pelawak
Namun, beliau bisa membuat orang tertawa dan menghidupkan suasana

Di mataku..
Ayahku sungguh luar biasa!
Ayahku serba bisa!

Ayahku orang yang keras.. Tidak pernah ambil pusing dengan keadaan.. Selalu optimis.. Dan berhasil..

Dalam sakit pun, ayahku tetaplah orang yang sama.
Beliau selalu teguh pada pendiriannya
Dan selalu tetap menjadi orang yang sama

Ayahku memang sakit
Namun tidak dengan semangatnya
Tidak dengan tekadnya
Yang selalu berkobar

Ayahku bukan seorang peramal ataupun cenayang
Namun, terkadang beliau bisa memprediksi apa yang akan terjadi.
Bahkan, di hari-hari menjelang malaikat Izrail menjemputnya..

Kini, ayahku telah tiada
Yang Maha Kuasa telah memanggilnya.
Raganya telah kembali pada tanah
Namun bagiku, jiwanya masih tetap ada..

Ayahku akan selalu ada dalam hati
Kenangan indah bersamanya takkan pernah mati

Detik, menit, jam, hari, bulan, tahun dapat berganti
Namun, sosok ayah sempurna takkan bisa terganti

Aku rindu ayah
Semangatmu menjadi pedomanku
Akan aku lanjutkan perjuanganmu
Agar semua tampak sempurna
Sesempurna ayah di mataku..

Ayahku..
Engkaulah yang terbaik bagiku..
Kenangan tentangmu abadi di hatiku..

*senin, 15 November 2010*
# at purworejo. dibuat saat belum bisa tidur. ini berdasarkan apa yg aku rasakan. kerinduan ini memang takkan pernah terobati, namun sosok beliau akan selalu di hatiku! #

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun