Mohon tunggu...
wenny kurniawan
wenny kurniawan Mohon Tunggu... -

doctor/love traveling, reading, dogs/eager to learn anything new/passionate about life

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia

24 Mei 2016   13:47 Diperbarui: 24 Mei 2016   19:50 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Untuk masuk ke dalam istana kita harus melepas alas kaki yang dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diletakkan di sepanjang tangga rumah panggung. Istana ini seluruhnya terbuat dari kayu, dengan atap dari daun pohon kelapa. Itulah mengapa istana ini sangat mudah terbakar walaupun di gonjongnya sudah dipasangkan penangkal petir.

Nilai istimewa dari istana ini adalah ukirannya! Seluruh istana sebesar itu dipenuhi ukiran kecil-kecil, warna-warni, dengan corak yang sama. Bisa dibayangkan yang memahat dan mengukir matanya pasti kuat banget ya! Seluruh dinding luar istana, dinding dalam, bahkan sampai langit-langit dipenuhi ukiran. Ketika saya bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi istana ini, jawabannya adalah 3 tahun. Wow! Lantai 1 berisi panggung tempat raja, ratu, dan putrid-putrinya duduk-duduk.

Tepat di belakang kiri-kanan adalah kamar para putri yang disekat dengan kain berwarna meriah, plus memanjang ke belakang adalah dapur. Lantai ke-2 isinya ruang pingitan para putri, dan lantai ke-3 kecil saja isinya senjata tombak dan lemari. Istana ini makin ke atas makin kecil ruangannya. 

Ketika saya bertanya, “Jadi putra-putra raja tidur di mana? Kok kamarnya hanya kamar putri?”, jawabannya adalahhh, “anak laki-laki tidur di luar, biasanya di surau atau masjid.” Wah ternyata tidak mudah menjadi putra Minang ya, walaupun tujuannya baik sih, supaya anak lelaki banyak belajar mengaji di masjid dan belajar hidup mandiri dan merantau.

Uda Koin dan Uda Ujang juga masih merasakan tidur di surau lho, walaupun kata mereka makin ke sini tradisi tersebut sudah tidak sekental dulu lagi. Oh iya, bagi yang penasaran kenapa rumah gadang memiliki gonjong atau tanduk di atapnya, ternyata jumlah gonjong melambangkan banyaknya anak perempuan yang dimiliki sang ayah. Makin banyak gonjongnya, berarti anak perempuannya makin banyak =D

Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Hari tahu-tahu sudah sore saja, kami pun mampir ke Pondok Flora untuk makan siang yang sudah telat sebenarnya. Pondok Flora mengklaim dirinya rumah makan dengan “spesifik ikan” hehe..  tapi memang ikan bakarnya enak banget!! Sayang pelayanannya lama, mungkin karena ramai jadi kami duduk lama baru makanan diantarkan.

Pilihan makan di Pondok Flora tepat karena pemandangannya sawah, jadi serasa makan di tengah dangau dikelilingi kolam ikan dan bebek. Lagi-lagi sayang seribu sayang.. orang-orang membuang sampah sembarangan ke dalam kolam! Bahkan bukan cuma membuang puntung rokok, tapi juga bungkus rokoknya!

Saya sampai kepikiran, kalau ikan atau bebek di sini suatu saat mati dan dilihat isi perutnya, jangan-jangan isinya puntung rokok! Sedih sekali T.T. Untuk masalah harga, Pondok Flora termasuk tidak mahal. Makan ber4 dibanderol harga IDR 204.000, saya sudah pikir lebih mahal lho, karena kami makannya banyak dan kenyang banget!

Langit mulai gelap, Sumbar memang sedang dilanda curah hujan yang tinggi. Buru-buru kami melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir yaitu Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluh Kota. Saya sudah menanti-nantikan mengunjungi lembah yang santer dengan julukan “Yosemite Valley von Indonesia” ini, yang katanya lembahnya dipenuhi air terjun di kiri kanannya.

Pemandangan masuk ke Lembah Harau memang mengesankan, 2 buah ngarai hijau dengan hamparan sawah di kakinya, serta jalan aspal kecil membelah sawah. Belum lagi di antara lembah terlihat air terjun membelah lembah, pantas saja orang asing suka sekali menyepi kemari.

Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Nyanyian Sunset di Yosemite Valley von Indonesia
Tujuan utama saya ke Harau adalah ingin menikmati sunset sambil ngopi-ngopi karena saya tidak jadi menginap di Echo Homestay (suami saya belum bisa terlalu menyatu dengan alam). Uda Koin sempat membawa saya melihat air terjun yang kalau dari jalan utama kita membelok ke kanan. Tidak jauh dari jalan utama sudah terlihat jejeran mobil, motor, bahkan bus pariwisata parkir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun