[caption id="attachment_386297" align="aligncenter" width="350" caption="ini dia plang yang dinanti-nanti! Yeiyyy.. ternyata bisa juga melewati si kecil cabe rawit iniii"]
Jangan kelewat senang dulu karena tepat di samping papan ini kami masih harus menaiki potongan kayu yang dibikin jadi tangga tapi di tengah-tengahnya ada anak tangga yang patah jadi lagi-lagi stretching hahaha... Naiknya cukup menantang lagi karena tangganya cuma sampai 3/4 puncak. Sisanya? Ya beneran mendaki pakai tangan donk, nanggung banget soalnya.
[caption id="attachment_386298" align="aligncenter" width="467" caption="sedikit gambaran medan mendekati puncak. ini tanahnya licin loh, mendingan pegangan pakai tangan aja deh gapapa kotor daripada jatuhh"]
Tiba di puncak, semua keringat saya sepanjang jalan rasanya terbayar lunas. Beneran keringetan deh sama rutenya itu! Kami tiba di atas masih dapat sunrise juga. Rasanya kepingin berlama-lama di atas kalau saja tidak harus segera turun mengejar kereta ke Jakarta. Belum lagi, seperti biasanya di puncak bertemu dengan orang-orang baru yang sama-sama excited dengan alam. Rasa senang dan puasnya terasa dobel-dobel deh!
[caption id="attachment_386299" align="aligncenter" width="467" caption="mengejar matahari!! "]
[caption id="attachment_386300" align="aligncenter" width="467" caption="sepatu kets yang sama yang menemani saya ke kawah ijen. di sini riwayat sol nya tamat :"]
[caption id="attachment_386301" align="aligncenter" width="467" caption="gundukan batu di depan saya itu namanya bukit 4 jari. kalau dilihat dari angle lain memang bentuknya seperti 4 jari sih"]
Setelah ngaso kira-kira 15-20 menit kami memutuskan untuk turun. Sedih deh rasanya belum puas, apa daya harus mengejar kereta api. Inipun saya sudah bersyukur karena jadi mengejar matahari pagi di Purba hari itu, karena saya pikir akan batal akibat hujan. Rute pulang kami agak berbeda di beberapa titik dengan rute naiknya. Di rute pulang ini kita bisa melihat pemandangan ke bawah dan sekitar Gunung Purba yang cantik namun dihiasi menara-menara pemancar signal hp. Perjalanan pulang rasanya lebih cepat daripada naiknya =D seperti biasa selalu begitu yaa..
Kesan dan pesan saya dalam pengalaman trekking kali ini adalah, jangan pernah meremehkan gunung apapun yang akan didaki. Cari informasi selengkap mungkin tentang gunung itu dan pandai-pandailah menilai kemampuan diri sendiri. Jangan pernah memaksakan diri, dan kalau sudah bersedia untuk trekking di gunung, jangan pernah menyerah di tengah jalan sesulit apapun medannya. Mintalah tolong kepada orang-orang seperjalanan, manfaatkan fasilitas yang disediakan pihak pengelola, dan sebaiknya banget sih jangan trekking kalau habis hujan seharian karena bakal licin banget kecuali terpaksa kaya saya karena sudah hari terakhir dan akan pulang hehehe.. Satu lagi yang paling penting, jagalah kebersihan lingkungan! Jangan pernah bahkan berpikir untuk buang sampah di alam! Semua perjalanan trekking gunung baik yang mudah maupun sulit akan memberi kesan tersendiri dan menempa mental menjadi lebih tabah =)
Mengejar matahari di akhir pendakian adalah hal yang sangat manis untuk dilakukan. Saya selalu menganggap langit yang berubah warna dari hitam pekat menjadi orange menjadi kebiruan diikuti dengan munculnya bola orange besar adalah hadiah utama dalam setiap perjalanan saya ke gunung. Sekian dan semoga tulisan ini membawa informasi bermanfaat bagi pembaca. Selamat malam!! =))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H