Mohon tunggu...
Weni Armita
Weni Armita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pesona Serai Wangi di Negeri Seribu Bukit

5 Januari 2024   12:20 Diperbarui: 5 Januari 2024   12:40 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Secara kebetulan tanaman serai wangi ini mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat tumbuh di bawah naungan pohon jadi tanaman ini sebagai upaya mempertahankan hutan tetap lestari masyarakat sejahtera.

Sere wangi yang dikembangkan di sela-sela pepohonan pinus di hampir seluruh wilayah Gayo Lues Sri wangi tumbuh berumpun dan memiliki akar serabut dengan jumlah yang cukup banyak,daun serai wangi berbentuk pipih melengkung yang memanjang seperti rumput-rumputan dengan mencapai 1 meter dan lebar pada kisarannya 1 cm hingga 2 cm daun sere wangi terlihat hijau hingga hijau kebiruan dengan berbatang berwarna hijau hingga merah keunguan bila diremas dan sere akan mengeluarkan aroma khas sere wangi.

Sere wangi dapat langsung ditanam tanpa diolah terlebih dahulu. Biasanya masyarakat Gayo Lues menanam sere wangi paling tidak dilakukan pada saat musim hujan. Biasanya,masyarakat yang menanam biibit sere wangi, ditanam satu atau dua batang perlubang. Bilaukuran batang bibit yang akan ditanam cukup besar cukup ditanam satu batang perlubang.tetapi bila kecil-kecil ditanam 2 batang per lubang, penanaman dilakukan sampai sedikit di atas pangkal batang lalu tanah di sekitar bibit dipadatkan. Jarak penanaman bibit tersebut yaitu yaitu dengan jarak 30 x 30 x 30 cm dengan jarak 100 x 100 cm antara lubangnya antar lubang.

Kemudian diberi pupuk kandang dengan dosis 1 -2 KG/rumpun.

Pengolahan minyak serai wangi (sere wangi)proses pengolahan sere wangi sebagai komoditi andalan di kabupaten Gayo Lues saat ini masih menggunakan penyuling secara manual ,ldengan alat sederhana hasil rakitan dari drum minyak atau yang lebih umum disebut ketel uap.

Proses penyulingan dilakukan dengan cara manual:

pertama serai dipotong dulu ,selanjutnya dijemur selama dua hari, setelah itu baru dimasukkan ke ketel uap untuk disuling. Satu ketel uap menghasilkan 6 sampai 7 ons minyak serai ,jika serai dalam keadaan kering bisa menghasilkan lebih yaitu sekitar 8 sampai 9 ons/ ketel, dalam sehari rata-rata bisa 5 kali penyulingan.

Dengan langkah-langkah penyulingan yaitu tersedianya alat penyulingan atau destilasi menyiapkan daun serai wangi yang sudah dipanen melakukan peragaan daun dikeringkan dengan cara dikeringkan lalu dimasukkan ke dalam wadah atau yang disebut dengan keterbatasan dinding kantong hingga dekat dengan batas saringan kemudian daun serai wangi dalam wadah suling mematikan semua sambung lubang yang pada alat suling telah tertutup rapat kemudian menyalakan api hingga suhu dan tekanan mencapai nilai yang diinginkan dan proses penyulingan selama kurang lebih dari 4.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun