Mohon tunggu...
Wendy IrsyadulArkan
Wendy IrsyadulArkan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis berumur 17 tahun

Pecandu oksigen

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Persahabatan

5 Maret 2020   11:07 Diperbarui: 5 Maret 2020   11:10 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Darimana aja nih, lama amat. " Tanyaku kepada mereka

"Iya nih tadi sempet kesasar dikit." Balas Diana.

Saat itu kami berempat hanya memainkan ponsel karena bingung harus mulai darimana. Rafael yang memang sifatnya tidak tau malu akhirnya memecahkan suasana canggung dengan berkata

"Gimana nih? Jadi ga bikin pudingnya, malah pada bengong. " Rafael memecah suasana canggung

"Yaudah ayo. " Balas Cherin

Kami berempat yang asalnya malu-malu pun akhirnya lama kelamaan semakin dekat. Kami mulai mengobrol seperti layaknya orang yang sudah lama saling mengenal.

Singkat cerita kamipun selesai membuat puding. Sebenarnya yang kami perlukan hanya video proses pembuatannya saja, jadi kami bisa makan puding itu setelah kami selesai membuatnya.

Hari demi hari hubungan kita semakin dekat, dari yang awalnya tidak saling kenal hingga akhirnya kami bersahabat. Aku sangat tidak menduga hal ini, karena awalnya kami hanya iseng membuat kelompok untuk sebuah tugas, ternyata hubungan kami bisa berlanjut sampai kami bisa menjadi sahabat.

Aku dan Rafael jadi sering membuat kelompok dengan mereka. Entah mengapa rasanya seru bisa berteman dengan lawan jenis. Meskipun ini pertama kalinya bagiku tapi rasanya sangat menyenangkan. Selama SMP tentu kami juga memiliki kehidupan kami masing-masing, kami juga melakukan apa yang anak muda lain lakukan, apalagi kalau bukan pacaran hehe. Aku dan Diana memiliki pacar, terkadang pacar kami merasa cemburu dengan persahabatan kita, mungkin karena kita yang terlalu akrab sehingga orang orang mengira hubungan kami bukanlah persahabatan, meskipun pacarku sudah mengerti tapi terkadang tetap saja aku harus meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

Hari demi hari berlalu. Tak terasa persahabatan kami sudah berjalan selama hampir tiga tahun, selama itu kami banyak mengalami masa masa indah tanpa memikirkan masalah yang akan timbul dengan perbuatan kami, kami sering berbohong agar bisa bermain, pulang larut malam, bahkan pergi diam diam tanpa sepengetahuan orangtua kami.
Disekolah kami sering berbincang-bincang untuk sekedar menghabiskan waktu luang saat jam kosong. Saat itu aku bertanya kepada mereka akan melanjutkan sekolah mereka kemana.
"Ga kerasa ya bentar lagi UN, pada mau lanjut sekolah kemana nih? " Ujar ku
"Gatau nih bingung, orang tua aku sih pengennya supaya aku lanjut ke pesantren" Jawab Cherin.
"Wahh masa sih? Yahh nanti kita pisah dong" Kata Diana
"Iya nih masa ke pesantren, nanti aku gabisa bikin kamu nangis lagi dong. " Ujar Rafael
"Ihh jahat, lagian udah gede juga ngapain masih suka nangis. " Balas Cherin

Waktu pun berlalu dengan cepat. Kami berempat sudah lulus dan memiliki jalan hidup masing masing. Aku dan Diana melanjutkan sekolah ke SMA 1 Nusantara, Rafael melanjutkan sekolahnya di SMK yang dekat dengan rumahnya, sedangkan Cherin saat itu melanjutkan pendidikannya di pesantren.
Aku dan Diana masih sering bertegur sapa disekolah, bahkan dengan Rafael pun kami kadang masih suka bermain, kadang aku dan Rafael pergi ke rumah Diana untuk mengobrol dan mengajak pacar Diana bersama kami. Terkadang Cherin juga diperbolehkan pulang pada saat ada acara acara tertentu seperti hari raya, dan saat itulah kami berkumpul dengan anggota lengkap meskipun hanya empat orang sih hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun