1) Konsistensi:
Strategi harus menghasilkan tujuan dan kebijakan yang konsisten. Konflik dan perbedaan antar departemen menunjukkan ketidakpastian manajemen dan ketidakkonsistenan strategis.
2) Kelayakan:
Kelayakan berfokus pada apakah strategi dapat dicapai dengan sumber daya fisik, manusia, dan keuangan yang tersedia. Sumber daya keuangan mudah dihitung dan sering menjadi batasan utama dalam evaluasi strategi. Pendekatan inovatif dalam keuangan, seperti pembentukan anak perusahaan dan penjualan dengan peminjaman kembali, dapat membantu mencapai posisi kunci dalam industri yang berkembang. Selain itu, kemampuan individu dan organisasi juga menjadi faktor penting yang membatasi pilihan strategis. Penting untuk memastikan organisasi memiliki kemampuan dan keahlian yang diperlukan berdasarkan pengalaman masa lalu.
3) Keunggulan:
Strategi harus memungkinkan penciptaan dan pemeliharaan keunggulan kompetitif di area yang dipilih. Keunggulan ini biasanya berasal dari keunggulan dalam sumber daya, posisi, atau keahlian.
4) Kesesuaian:
Strategi harus menilai tren dan perubahan dalam lingkungan eksternal dan meresponsnya secara adaptif. Tantangan utama dalam menyesuaikan faktor internal dan eksternal adalah karena banyak tren merupakan hasil interaksi dengan tren lainnya. Contohnya, peningkatan tempat penitipan anak terjadi karena kombinasi meningkatnya tingkat pendidikan, inflasi, dan jumlah wanita dalam angkatan kerja.
KARAKTERISTIK EVALUASI STRATEGI
Evaluasi strategi yang efektif harus ekonomis, artinya informasi yang dikumpulkan harus proporsional. Terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi dapat menghambat pengambilan keputusan, membuang waktu, dan biaya. Evaluasi strategi harus relevan dan selaras dengan tujuan perusahaan, menyediakan informasi bermanfaat bagi manajer dalam aktivitas yang mereka kendalikan dan pengaruhi. Informasi yang disediakan bisa berupa informasi antar waktu; misalnya, manajer mungkin memerlukan informasi harian saat mengakuisisi perusahaan lain, sementara departemen litbang mungkin lebih memerlukan informasi prediktif daripada harian atau mingguan. Pengukuran berkelanjutan dan pelaporan cepat bisa mengganggu kontrol jika tidak sesuai dengan rentang waktu peristiwa yang diukur.