Tap. Kuketuk tetikusku. Dan...
"SELAMAT, ANDA LULUS!"
Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah... Gegap gempita rasa di dada.
"Wah, lulus ya. Selamat ya," kata pria di sebelah.
Aku menganggukkan kepala. Ada rasa membuncah di dada. Alhamdulillah.
Kukabarkan ini pada suami. Balasannya lama sekali. Bahkan baru sampai saat petang hari. Katanya, "Abah yakin kalau adek lulus. Kawan-kawan yang di sini juga yakin adek lulus."
Aku pulang dengan rasa haru yang tak terkira. Sampai di rumah, mamak mertua tengah menggendong Abdillah. Abdillah nampak kecil sekali di pelukannya. Rambutnya basah. Di keningnya ada jejak serpihan dedaunan hijau. Matanya merah, sembab. Ada ingus keluar dari hidungnya.
"Demam dia, Wen," kata mamak begitu melihatku datang.
Aku mencium tangan mamak.
"Alhamdulillah Wenny lulus, Mak," kataku.
Mata mamak langsung berkaca-kaca. Ia mencium keningku. Itulah pertama kali mamak menciumku sejak aku menjadi menantunya.