Para Tang Ki itu akan didampingi seorang atau dua pengiring. Mereka akan selalu berada di samping Tang Ki. Ketika dewa yang merasuki Tang Ki membutuhkan sesuatu, mereka akan sigap melayani. Mereka juga yang membetulkan busana atau besi-besi yang tertanam di tubuh para Tang Ki tersebut.
Chue Lak Jadi Agenda Pariwisata Tahunan
Masyarakat Tionghoa Selatpanjang bersuka-cita dalam Festival Chue Lak. Mereka memadati tepian jalan dan menyambut datangnya rombongan para dewa. Wajah mereka sumringah, serasi dengan pakaian berwarna merah yang mereka kenakan.
Anak-anak kecil akan berebut memberikan angpao kepada Barongsai. Mereka akan memberikan angpao dari lantai dua rumah mereka. Barongsai akan berdiri dan memungut angpao tersebut dengan mulutnya.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/19/reog-ponorogo-turut-memeriahkan-festival-chue-lak-fileminimizer-jpg-5aaf1d5add0fa858ef4fc482.jpg?t=o&v=555)
Ketika kemudian rombongan para dewa lewat, masyarakat Tionghoa akan menyulut lidi merah dan membungkuk-bungkukkan badan. Terlebih saat tandu yang membawa Dewa Cho Se Kong datang. Mereka memohon keberkahan dewa yang sedang berulang-tahun.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/19/masyarakat-tionghoa-bersiap-menyambut-kedatangan-rombongan-para-dewa-fileminimizer-jpg-5aaf1ef5cf01b4318f573b72.jpg?t=o&v=555)
Masyarakat Tionghoa di luar Selatpanjang berbondong-bondong kembali ke kampung halaman demi acara tersebut. Para pewarta media, pewarta warga, ataupun peminat foto juga hadir demi mengabadikan peristiwa yang tak setiap hari ada itu. Tiket kapal habis dipesan. Hotel dan penginapan penuh. Acara ini hanya berlangsung selama satu hari.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI