Sebagai negara kepulauan, proses pembangunan di Indonesia terbilang tidaklah semuda apa yang tertulis dalam berbagai dokumen perencanaan negara. Setiap wilayah memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri. Inilah yang mengakibatkan pendekatan pembangunannya pun berbeda-beda dan masih banyak daerah yang belum mendapatkan porsi pembangunan yang setara dengan daerah lainnya.
Membangun Indonesia menuju berkeadilan sosial membutuhkan komitmen dan kerjasama yang baik lintas sektor. Jelas tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Pemerintah sebagai pemangku kepentingan utama tentunya memiliki peran yang lebih tinggi, namun dengan memiliki lebih dari 17.000 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan Pulau Miangas hingga Pulau Rote, Â sangat mustahil bila dalam urusan membangun bangsa dan negara Indonesia dilakukan seorang diri.Â
Keunikan dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia ini juga yang mendorong banyak pihak berinvestasi mendukung pembangunan di Indonesia. Pembangunan infrastruktur yang selama ini masih menjadi beban alokasi anggaran pemerintah mendapatkan dukungan dari berbagai investor, baik nasional dan internasional.Â
Bergaining position Indonesia dikanca global juga sangat diperhitungkan oleh negara-negara maju donatur untuk mendukung berbagai upaya pembangunan di Indonesia. Program yang ditawarkan ke Indonesia tidak semata berhubungan dengan pembangunan fisik, tetapi juga disertai pemberdayaan masyarakatnya. Termasuk pengembangan ekonomi yang inklusif.
Teknologi Listrik Ramah Lingkungan sebagai Solusi
Salah satu dukungan program dari negara-negara donatur tersebut adalah mendukung Indonesia dalam kampanye perubahan iklim secara global. Misalnya, melalui penyediaan infrastuktur kelistrikan yang ramah lingkungan.Â
Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa pemerataan pembangunan masih menjadi isu utama di Indonesia. Salah satunya adalah akses terhadap energi. Masih banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang belum mendapatkan akses energi, terutama listrik, secara maksimal walaupun secara nasional ratio elektrifikasi saat ini berada diangka 99%. Wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) umumnya masih kesulitan mengakses listrik selayaknya di wilayah lainnya di Indonesia.
Komitmen Pemerintah Indonesia, dalam hal ini melalu PT. PLN (Persero), untuk menyalakan setiap kampung di Indonesia perlu mendapatkan apresiasi. Selain pengembangan akses terhadap listrik bagi masyarakat dengan teknologi konvensional, Pemerintah juga mulai mendorong transisi penggunaan teknologi yang ramah lingkungan. Optimalisasi pemanfaatkan kekayaan alam Indonesia akan energi terbarukan saat ini menjadi target utama pada periode transisi ini.Â
Selain itu, pemerintah Indonesia juga menargetkan kurang lebih 23% pasokan energi listrik nasional dari sumber energi terbarukan di tahun 2025. Targetnya adalah mengurangi emisi hingga 29% di tahun 2030. Â Walaupun mungkin terlihat masih sangat kecil, namun setidaknya ini juga menunjukan komitmen Indonesia dalam mendukung Paris Agreement dan kesepakatan global lainnya akan pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk listrik negara menuju system energi yang berkelanjutan.
Pemanfaatan energi terbarukan bukannya tanpa alasan. Indonesia termasuk salah satu negara yang sangat kaya akan sumber energi terbarukan. Data di bawah ini menggambarkan potensi sumber energi terbarukan yang negara kita miliki (IRENA Remap tahun 2017).