Mohon tunggu...
Ison Jefrison Duwek Danjok
Ison Jefrison Duwek Danjok Mohon Tunggu... -

xxxxxxxxx

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Grazie, Signore Zanetti

12 Mei 2014   20:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Javier Zanetti, bagi pecinta sepak bola terutama bagi interisti tentu saja sangat mengenal nama tersebut. ya,salah satu pemain terhebat yang pernah ada. Dan pada tanggal 10-05-2014 , dia mejalankan pertandingannya yang terakhir bersama inter dan menjadi lebih berkesan lagi dilaga tersebut, Inter sukses mencukur Lazio dengan skor 4-1. Sang kapten pun telah resmi pensiun. Meninggalkan dunia yang sangat amat dia cintai. 19 tahun sudah dia telah mencurahkan segalanya, mulai dari kemampuannya hingga determinasinya yang sangat luar biasa. Dan tentu Zanetti juga telah menorehkan tinta emas dalam perjalanan karir panjangnya sebagai seorang pesepak bola. 19 tahun dia lalui hanya dengan satu klub, yaitu Internazionale Milano, klub yang sekarang dipimpin oleh pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir. Tentu saja pencapaian Zanetti tersebut sangat luar biasa, 19 tahun dilalui hanya dengan 1 klub, Zanetti juga menyamai pencapaian legenda - legenda di klub lainnya, seperti Maldini di Milan atau pun Giggs Di MU.

Sosok Zanetti

Javier Adelmar Zanetti itulah nama lengkapnya. Zanetti lahir pada tanggal 10 Agustus 1973 di Buenos Aires, Argentina. Memulai karir profesional di Talleres RE pada tahun 1992. Zanetti muda menghabiskan satu musim Talleres RE dengan caps 33 kali penampilan dan mencetak satu gol.  semusim berselang, Zanetti hijrah Banfield, dua musim Zanetti memperkuat Banfield dengan total penampilan sebanyak 66 kali dan mencetak 4 gol. Pada tahun 1995, Zanetti memutuskan untuk pindah ke Italia, untuk memperkuat Internazionale, di Klub inilah Zanetti menunjukkan bahwa dia adalah salah satu pesepak bola hebat yang pernah ada.

Karir dan perjalanan panjang Zanetti

Setelah menempah sklill di Liga Argentina, pada tahun 1995 Zanetti memutuskan untuk hijrah ke Liga Italia. Uniknya, Zanetti adalah pembelian pertama Massimo Moratti yang kala itu baru menjabat menjadi Presiden Inter menggantikan Ersento Pellgerini. Dengan penuh keyakinan, Moratti berkata bahwa Zanetti akan menjadi pemain hebat. " pandangan saya tak salah, di beberapa musim kemudian, dia akan menjadi pemain besar" ujar Moratti kala itu. Tanpa menunggu lama, Zanetti langsung melakukan debutnya bersama inter  di pekan perdana Seri melawan Vicenza dan tentu berbuah manis, inter menang dengan skor 1 - 0 dikandang sendiri, yang nama gol semata wayang itu di cetak oleh Roberto Carlos. Awal kedatangannya di Inter, Zanetti bermain dengan nama - nama tenar seperti Giusseppe Bergomi, Gianluca Pagliuca, Nicola Berti dan Marco Barca juga dari legiun asing Inter saat itu ada nama Paul Ince dan Roberto Carlos. Dibawah komado Roy Hogdson kala itu, Zanetti dimusim perdananya bersama inter menempati peringkat 7. Pada saat itu Zanetti merasa amat senang karena dia bisa bermain dengan pemain - pemain hebat tersebut. Bergomi pun telah memiliki keyakinan bahwa Zanetti akan menjadi pemain besar Inter. " saya tak pernah sangsi atas kemampuannya. Pertama kali saya melihat, sudah tidak diragukan lagi bahwa pemain ini nantinya akan menjadi legenda besar inter” Ujar Bergomi.

Dua musim berselang, tepatnya di musim 1997/1998 dibawah komando Luigi Simioni, Zanetti sukses merengkuh tropi pertamanya bersama Inter, yaitu gelar Piala UEFA. Ini tropi pertama Zanetti bersama Inter, yang lebih spesial lagi, Zanetti turut mencetak gol di laga tersebut yang mana laga tersebut mempertemukan 2 tim asal Italia, yaitu Inter Vs Lazio. Dimana laga tersebut dimainkan dimainkan di Parc des Princes Paris pada tanggal 6 Mei 1998 yang berkesudahan dengan skro 3 - 0 untuk Inter. Pada Juni 98 juga menjadi momen bersejarah bagi Zanetti, yang mana di Tahun tersebut kembali diadakan hajatan besar kejuaraan Sepak bola terbesar sejagat, yaitu Piala Dunia 1998 yang diadakan di Prancis dan Zanetti mendapatkan tiket emas untuk memperkuat Argentina, negara leluhurnya yang amat dia cinta. Dibawah arahan Daniel Pasarella dan pemain besar lainnya seperti Juan Sebastian Veron, Diego Simeone dan Gabriel Batistuta. Perjalanan Zanetti cs bersama timnas Argentina di Prancis 98 harus terhenti sampai babak 8 besar karena Argentina disingkirkan oleh Belanda. Sebernarnya, dimusim tersebut Inter bisa saja meraih Scudetto, namun terjadi “kontroversi” dilaga akhir dan memaksa Inter menjadi Runner Up dan Inter hanya mendapatkan piala UEFA.

Seperti halnya manusia yang menjalani kehidupan, sudah tentu ada masa pasang surutnya, begitu juga dengan Zanetti. Setelah musim 97/98, bisa dikatakan sebagai musim yang “gelap” bagi Inter dan Zanetti. Banyak pemain bintang yang datang ke Inter, sebut saja Ronaldo, Roberto Baggio, Laurent Blanc, Vieri, Djorkaeff, begitu juga dengan pelatih, bahkan Marcelo Lippi pun didatangkan guna mendongkrak prestasi inter, namun apa mau dikata Lippi pun gagal mengangkat prestasi inter.

Disinilah Zanetti menunjukkan totalitas dan loyalitasnya kepada Inter. Pada musim 1999/2000, dua raksasa la liga, Real Madrid dan Barcelona sangat ngebet ingin memboyong Zanetti. Bahkan Roberto Carlos meminta langsung kepada Zanetti untuk meninggalkan inter dan pindah ke el Real, namun permintaan itu ditolak oleh Zanetti dan ia memutuskan tetap bertahan di Inter. Sebagai balasannya karena kecintaannya yang luar biasa untuk Inter, pada musim 1999/2000 Zanetti ditunjuk menjadi kapten tim menggantikan Bergomi yang memutuskan pensiun setelah memperkuat inter selama 20 tahun.

Musim yang berat pun harus Zanetti hadapi, enam musim bersama Inter gagal meraih satu gelar pun. Titik balik Zanetti bersama inter terjadi pada musim 04/05 dibawah sang nahkoda Roberto Mancini dan seolah seluruh piala tidak bisa lepas dari genggama Zanetti bersama, pada musim 04/05 Inter sukses merengkuh tropi Coppa Italy. Inilah tropi kedua yang diraih oleh Zanetti bersama Inter. Jelang pembukaan seri A musim 05/06, Zanetti kembali meraih tropi berikutnya, Zanetti sukses meraih tropi Super Italia dengan mengalahkan Juventus yang merupakan jawara seria pada musim 04/05. Di tahun 05/06 pun kembali bersama Inter, Zanetti sukses, mempertahankan titel Coppa Italia. Mungkin pada musim 05/06 ini merupakan puncak kejayaan Zanetti bersama Inter. Skandal panas yang menjadi noada hitam sepak bola Italia pun mencuat. Kasus yang terkenal dengan istilah “calcipoli” itu memberikan dampak bagi Inter. Inter dinobatkan sebagai “juara” pada musim tersebut. Juventus, sebagai aktor utama dalam skalndal tersebut harus rela kehilangan gelar dan dipaksa turun kasta dan harus rela menyerahkan gelar mereka kepada Inter, yang mana sebernanya pada musim tersebut inter berada diurutan ketiga.

Maka, dimulailah kedigdayaan Zanetti bersama Inter, lima musim berturut - turut tanpa putus dimulai dari musim 2005/2006 sampai 2009/2010, Zanetti sukses meraih scudetto bersama. Begitu juga di Coppa Italia, Zanetti sukses meraih 4 piala Italia dan juga meraih 4 tropi piala super Italia. Momen yang takkan bisa Zanetti lupa bersama Inter adalah keberhasilannya meraih treble winners dan sukses mengangkat tropi yang selalu ia idamkan yaitu tropi Liga Champion. Dibawah arahan pelatih kharismatik, Jose Mourinho, bersama inter Zanetti mendapatkan seluruh tropi disemua ajang yang diikuti. Berkuasa di Seri A, digdaya di Coppa Italia dan berjaya di Liga Champion.

Pasca sukses meraih treble dan hengkangnya Jose Mourinho dari Giuseppe Meazza, membuat Inter seolah - olah kehilangan tajinya. Rafael Benitez masuk menggantikan Mourinho pada Juli 2010. Benitez hanya bertahan setengah musim karena pada Desember 2010 ia didepak dari kursi kepelatihan Inter. Memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan para pemain dan juga belum bisa beradaptasi yang dengan sepak bola Italia dan yang pasti, ekpektasi yang begitu besar yang harus diterima Benitez paska kesuksekan meraih treble winner membuat ia tidak kuat menanggung beban yang begitu besar hingga memaksanya lengser dari kursi kepelatihan inter yang ia pegang hanya 6 bulan. Walaupun demikian, 6 bulan kebersamaannya bersama Inter, ia sukses membawa Inter juara super Italia dan juara piala dunia antar klub pada tahun 2010. Pada Januari 2011 Leonardo masuk menggantikan Benitez. Sama seperti hal dengan Benitez, Leo hanya bertahan setengah musim di Inter. Inter gagal meraih scudetto dan hanya meraih Coppa Italia 2011.

Ketidakberuntungan Inter bersama Zanetti berlanjut di musim berikutnya. Pada musim 2011-2012, Inter gagal meraih satu gelarpun dan untuk pertama kalinya sejak tahun 2002 inter tidak lolos ke Liga Champion dan hanya berlaga di Europa League. Belum lagi, dimusim tersebut Inter tercatat tiga kali mengganti pelatih, dibeberapa laga awal Inter dilatih oleh Gian Piero Gasperini, belum setengah musim melatih Inter, Gasperini dipaksa angkat kaki dari Inter dan posisinya diganti oleh Claudio Raneri. Bersama Ranieri pun tidak berjalan lama. Hanya 4 bulan bersama Inter, Ranieri didepak dan diposisinya pun diganti oleh Andrea Stramaccioni, yang waktu itu melatih Inter primavera. Stramaccioni pun menjadi pelatih Inter pada musim 2012-2013. Hasilnya? Sama dengan pelatih terdahulu satu setengah musim bersama Inter Stramaccioni gagal membawa Inter meraih satu gelar pun dan posisinya pun dilengser dan digantikan oleh Walter Mazzari.

Bisa dikatakan musim 2012-2013 adalah musim yang sangat sial untuk Zanetti, selain kegagalan Inter, pada tanggal 28 April 2013, setelah ditekuk oleh Palermo pada lanjutan Liga Italia Musim 2012/2013, Zanetti harus merima kenyataan pahit lainnya, ia ditarik keluar lapangan karena mengalami cedera tendo achilles akibat berbenturan dengan pemain Palermo Salvatore Aronica. Perkiraan awal Zanetti harus istirahat panjang yakni selama 8 bulan, namun dugaan tersebut tidak tepat, karena pada pekan ke 12 liga Italia, pada tanggal 9 November 2013 saat menjamu Livorno, Zanetti melakukan comebacknya setelah beristirahat setelah mengalami cedera, bahkan Zanetti menjadi inspirator dengan Inter, yang mana pada laga tersebut inter menang dengan skor 2-0.

Bagaimana tanggapan Zanetti mengenai melorosotnya prestasi Inter dalam kurun waktu 3 musim terakhir dan bagaiman juga ia menanggapi cidera yang dia alami pada musim lalu? Banyak pihak yang mengatakan bahwa kegagalan inter ini akibat masih bergantungnya Inter kepada sosok Jose Mourinho dan kegagalan transfer pemain yang bisa dikatakan asal - asalan. Zanetti punya pandangan lain mengenai hal tersebut. Zanetti mengakui, Mourinho merupakan pelatih hebat yang pernah ia temui namun disisi lain ketidakberuntungan dan bangkitnya klub - klub seri A lainnya menjadi faktor kegagalan inter. Zanetti menyebut inter masih tertidur paska treble dimana tim lain telah bangun dan membangun kekuatan penuh. Selain itu, krisis finansial yang dihadapi oleh Inter ikut berpengaruh, sehingga dalam setiap mengincar pemain incara, hasilnya tidak maksimalNamun Zanetti tetap berkeyakinan bahwa setelah melewati fase sulit ini, Inter secepatnya akan kembali kejalur yang seharusnya dilalui inter, yakni jalur kemenangan. Berbicara mengenai cedera yang dialami musim lalu, bagi Zanetti sudah tidak masalah lagi, sekarang dia merasa jauh lebih baik dari sebelumnya

Kedatangan investor baru di Inter disambut positif oleh Zanetti. Bagi Zanetti kehadiran Erick Thohir yang sekarang menjadi Presiden Inter diharapkan mampu membawa angin segar bagi Inter. Dan Zanetti berharap Ketika diminta membandingkan antara Massimo Moratti dan Erick Thohir, Zanetti tak bisa membandingkan. Baginya, Moratti telah menorehkan tinta emas dalam sejarah panjang Inter dan untuk Thohir, masa depan inter ada ditangannya. Berbicara mengenai pencapaian Inter musim ini yang akan segera berakhir, Zanetti menyebut musim ini Inter lebih “mendingan”, menurutnya satu tempat di League Europa berhak Inter miliki. Kemudian bagaimana pandangannya mengenai pelatih Inter saat ini, Walter Mazzari? Menurut Zanetti, Mazzari adalah pelatih pintar dan sangat berkarakter. Mazzari juga sering berdiskusi mengenai taktik dan gaya bermain kepada para pemain. Mazzari juga merupakan sosok terbuka dan tidak pernah tertutup kepada pemain. Satu hal yang sedikit disesali oleh Zanetti musim ini ialah mengenai Henanes, playmaker anyar yang didatangkan dari Lazio di bulan Januari lalu. Zanetti berujar, jika saja Hernanes didatangkan diawal musim, mungkin ceritanya bisa berbeda, bagi Zanetti, Hernanes merupakan salah satu dari lima playmaker terbaik didunia dan jelas Inter sangat membutuhkan pemain sekaliber Hernanes yang bisa membuat perubahan tanpa diduga - duga. Dan juga Zanetti berbicara mengenai Nemanja Vidic yang musim depan akan memperkuat Inter. Menurut Zanetti, kehadiran Vidic tentu saja sangat dibutuh oleh Inter. Zanetti berujar Tidak ada yang diperlukan lagi dari seorang Nemanja Vidic, baik itu mengenai skillnya, karakter dan kharisma yang dimilikinya. Menjadi kapten tim disebuah tim sekaliber Manchester United tentu orang tersebut memiliki sesuatu yang spesial dibanding pemain lainnya. Dan Zanetti pun berharap kehadiran Vidic dimusim depan bisa memberi pengaruh positif untuk Inter yang ia tunjukkan selama memperkuat MU.

Dihormati kawan, disegani lawan.

Berbicara mengenai sosok Zanetti, tentu saja tidak bisa dari sosok pesepak bola profesional dengan segala tingka laku positifnya. 19 tahun berkarir hanya mendapatkan dua kartu merah. Tidak pernah memprovokosi lawan, tidak protes berlebih kepada wasit dan selalu mengharagi keputusan wasit. Selalu menjaga sikap, baik didalam lapangan maupun diluar lapangan. Memiliki rumah tangga yang sangat harmonis dan cintanya hanya untuk seorang wanita bernama Paula hingga tidak pernah terdengar kabar Zanetti selingkuh dengan wanita lain. Belum lagi jika membahas tentang totalitas dan loyalitasnya untuk Inter. 19 tahun hanya memperkuat satu klub, yaitu Internazionale. Yang lebih spesial lagi Zanetti bukanlah orang Italia melain seorang Argentina yang telah menghabiskan hampir setengah karirnya profesional dengan memperkuat klub Italia.

Dari sederet profil yang sangat positif diatas, jelaslah bahwa Zanetti mendapatkan respek dan rasa hormat dari teman maupun lawannya dilapangan hijau.

Berikut ini beberapa komentar mengenai Zanetti dari insan sepak bola dunia yang dihimpun dari beberapa sumber

“Javier, dengan semua cinta dan kekaguman dari saya untuk karir besar Anda yang begitu luar biasa. Sebuah pelukan hangat” (Xavi Hernandez)

"Saya selalu mengaguminya. Dia adalah referensi bagi peran saya sekarang," Sejak kali pertama bersama di Piala Dunia 2002 di Korea-Jepang, kami sudah memiliki sebuah hubungan yang baik." "Saya masih ingat bagaimana saya meminta kaosnya dan dia memberikannya kepada saya. Ini adalah sikap yang luar biasa dan ini menjadi ingatan terbaik saya padanya." (Pablo Zabaleta)

“Dia merupakan lawan tersulit yang pernah saya hadapi. Ia sangat mengesankan dengan kualitas, kecepatan, kekuatan, keceradasan dan keahlian yang dimilikinya. Saya menghadapinya lebih dari dua kali dan ia menjadi lawan saya yang tertangguh, seorang pemain yang sangat komplit” (Ryan Giggs)

“ Tidak masalah jika anda membenci Inter Milan, tapi jika anda membenci Javier Zanetti, segeralah periksa kondisi kejiwaan anda’ (Zlatan Ibrahimovic)

“ Tiga peran telah saya jalankan ketika bertemu Zanetti. Saya pernah menjadi lawannya, saya juga pernah menjadi rekan satu tim dan saya pernah menjadi asisten pelatihnya. Ketika menjadi lawan, Zanetti menunjukkan respek yang hebat, ketika menjadi rekan satu tim, Zanetti tidak pernah menggurui saya dan ketika menjadi asisten pelatih, dia tidak pernah membatah saya. Itulah sikap seorang atlet sejati dan saya rasa hanya Zanetti yang memiliki sikap tersebut” ( Sinisa Mihajlovic)

“ Saya selalu menaruh hormat kepada Zanetti, dia memberi kesan yang istimewah kepada saya. Takala semua menghujat saya ketika terlibat kofrontasi dengan asisten pelatih Tottenham, Zanetti justru membela saya. Dan berkata bahwa harga diri tim adalah yang utama. Dan sikap itulah yang selalu saya kenang dari Zanetti” ( Gennaro Gattusso)

“ Hanya waktu yang bisa menghentikan Javier. Jika selalu berada dikondisi puncak, Javier bisa terus bermain dan berlari hingga usia 45 tahun” ( Billy Costacurta)

Saya sering bertemu dan berbicara dengan Zanetti. Namun ketika saya memperkuat Napoli, dialah orang pertama yang saya undang ke restoran saya, dan kami membicarakan banyak hal tentang Italia. Dan tentu Zanetti masih dengan kesan yang sama. Hangat dan mengasyikan”. (Gonzalo Higuain)

“ Walaupun hanya setengah saya bersamanya, namun hal tersebut tidak bisa saya lupakan. Bermain dengan pemain dengan reputasi mentereng jelas kebanggan untuk saya. Zanetti itu bukan manusia, dia adalah monster dilapangan” ( Hernanes)

“ Pemain seperti Zanetti bukan hanya simbolik dan lambang yang mewakili klub selama bertahun-tahun. Tapi dia adalah seorang juara yang tetap berada di dalam sejarah olahraga. Sebuah pelukan hangat dan ucapan terima kasih dari semua orang atas apa yang telah Anda lakukan untuk dunia sepak bola. Anda adalah legenda bagi kami semua” (Francesco Totti)

“Itu luar biasa. Saya tidak mengira akan melihat 800 pertandingan dalam hidup saya. Sang kapten seharusnya dikloning. Dalam pandangan saya, dia bukan manusia, melainkan bionik”(Andrea Stramaccioni)

“ Senang rasanya bisa berhadapan langsung dengan Zanetti, baik sebagai pemain dan sebagai pelatih. Tidak ada yang berubah dari Zanetti, determinasi, totalitas dan sportivitas akan selalu berada dilevel tertinggi” (Josep Pep Guardiola)

"Penting bagi saya untuk berada di sini, di pertandingan perpisahan sang kapten, kami berjuang bersama-sama dalam begitu banyak pertempuran." "Berat rasanya mengucapkan selamat tinggal kepada Pupi, sebuah simbol klub, teladan bagi kita semua dan para pemuda. Saya berharap di masa mendatang, anak-anak dapat meneladani hal-hal baik yang telah ditunjukkan Zanetti. Ini belum titik baginya, ini hanya sebuah koma." (Dejan Stankovic)

“ Maldini, Del Piero dan Totti adalah legenda di Seri A dan mereka memang putra asli Italia, mereka adalah favorti saya. Namun Jika ada pemain asing yang bisa bertahan lebih dari 17 tahun di sebuah klub di seri A tentu pemain tersebut sangat luar biasa. Dan pemain yang bisa melakukan hal tersebut adalah Javier Zanetti. Dia adalah pemain asing panutan saya di seri A” (Pavel Nedved)

“ Sebuah pengalaman berharga bisa bertemu dengan Zanetti. Sosok yang ramah namun memiliki kharisma yang luar biasa. Saya mengambil beberapa pelajaran darinya bagaimana menjadi atlet yang sebenarnya. Jika saja tidak cidera, mungkin dia akan tetap berlanjut hingga usia 45 tahun” (Miroslav Klose)

“ Harusnya saya datang satu musim lebih awal, agar saya bisa bermain sebagai satu bersama Zanetti. Karena di Old Trafford saya telah bertahun - tahun bermain bersama Giggs yang merupakan legenda besar MU, tentu saja jika saya bisa bermain bersama Zanetti akan menambah catatan mansis dalam karir saya karena saya bisa berduet dengan dua orang legenda besar di dua klub hebat di dunia. Walaupun demikian, cerita tentang Zanetti tidak akan terlupa. Saya harap, Zanetti bisa menjemput saya di bandara saat saya tiba di Milan. Saya tidak bisa ingin membicarakan banyak hal bersama Zanetti” (Nemanja Vidic)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun