Selain itu, IK-CEPA mencakup penghapusan tarif untuk 95,54% produk Korea Selatan dan 92% produk Indonesia. Penghapusan hambatan tarif ini, yang akan sepenuhnya diterapkan dalam lima tahun pertama sejak pelaksanaan IK-CEPA, diproyeksikan akan meningkatkan kesejahteraan hingga USD 21,9 miliar, mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 2,43%, serta meningkatkan volume ekspor sebesar 19,8% dan impor sebesar 13,8%.Â
Dengan adanya penurunan tarif ini, produk-produk seperti T-shirt, olahan kayu, dan buah-buahan kering dari Indonesia mendapat manfaat, yang tidak hanya meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Korea Selatan tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi dalam jangka panjang
Menyongsong Peluang Investasi Baru di Sektor Prioritas
Selain perdagangan, investasi juga menjadi pilar utama IK-CEPA. Perjanjian ini membuka peluang bagi investasi Korea Selatan di sektor-sektor strategis Indonesia, seperti manufaktur, infrastruktur, dan energi terbarukan.
 Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Korea Selatan menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai USD 2,3 miliar pada 2022. Proyek-proyek besar yang didukung oleh teknologi Korea Selatan ini tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga membantu meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri.
Dalam sektor energi terbarukan, Indonesia memiliki kebutuhan besar untuk mengembangkan energi yang ramah lingkungan, sejalan dengan komitmen mengurangi emisi karbon. IK-CEPA mendukung investasi di bidang teknologi energi bersih seperti energi surya, angin, dan bioenergi, di mana Korea Selatan memiliki keunggulan.Â
Dengan adanya kerja sama ini, perusahaan-perusahaan Korea dapat memainkan peran penting dalam mendukung transisi energi Indonesia, sekaligus memperkuat upaya kedua negara dalam mencapai target iklim global.
Di bidang infrastruktur, proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan, pelabuhan, dan bandara juga membutuhkan dukungan investasi. IK-CEPA membuka jalan bagi perusahaan konstruksi Korea Selatan untuk terlibat dalam proyek-proyek tersebut. Ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan infrastruktur Indonesia, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing Indonesia sebagai destinasi investasi.
Tantangan Implementasi IK-CEPA
Walaupun IK-CEPA membawa berbagai peluang, implementasinya tidak lepas dari tantangan. Salah satu kendala utama adalah rendahnya pemahaman di kalangan pelaku usaha, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengenai pemanfaatan perjanjian ini.Â
Banyak UMKM yang belum sepenuhnya memahami standar kualitas dan regulasi yang harus dipenuhi untuk memasuki pasar Korea Selatan. Hal ini membatasi potensi UMKM dalam memanfaatkan IK-CEPA.