Dalam kasus ini "cobaan" itu datang dari dalam diri seseorang. Andaikata ia tegas menolak untuk tidak terlibat dalam proyek itu maka dapat dipastikan ia bebas dari "cobaan" itu.
Dimasa yang lalu jenis cobaan dan media cobaan tentu tidak terlalu banyak seperti sekarang.
Cobaan atau ujian terhadap kehidupan seseorang bisa datang melalui modifikasi atau 'pemelintiran' terhadap kata-kata.
Contohnya terjadi pada waktu ular berdialog dengan Hawa, sebagaimana yang diceritakan dalam Alkitab, Kitab Suci umat kristiani.
Di situ, ular dengan amat piawai memodifikasi perintah Allah kepada manusia dalam hal memakan buah pohon yang ada ditengah taman.
Hawa takluk oleh godaan dan cobaan dari ular yang adalah representasi iblis sehingga ia pada akhirnya melawan perintah Allah dengan memakan buah itu, bahkan memberikannya kepada Adam.
Iblis melalui ular mencobai Hawa dengan kemahirannya memodifikasi kata-kata dalam hal ini Firman Allah, yang berakhir dengan kemenangan ular!
Oleh karena setiap saat cobaan, temptation itu datang menggoda umat manusia di lokusnya masing-masing dalam berbagai cara dan bentuk, maka kita wajib dalam doa-doa kita memohon kepada Tuhan agar kita jangan dibawa kedalam pencobaan dan dibebaskan dari kuasa jahat, sehingga kita dapat berkarya dengan prima dan terfokus.
Berkarya dengan prima dan terfokus menjadi amat penting ditengah-tengah berbagai turbulensi yang mengguncang dunia, sehingga hasil yang dicapai tetap membanggakan.
Sebagai umat beragama yang hidup di dunia modern, kita tentu tak juga lepas dari cobaan dalam berbagai bentuk dan variannya.
Cobaan bisa datang dari berbagai sudut, penjuru untuk menguji kualitas keberagamaan kita.