Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebajikan Mengalahkan Penderitaan

23 Juli 2021   20:33 Diperbarui: 23 Juli 2021   21:32 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bertahan Menderita | Sumber : https://www.bola.com

KEBAJIKAN MENGALAHKAN PENDERITAAN

"Gaudet tentamine virtus. Dalam cobaan, kebajikan itu membuat orang (tetap) gembira."

Kehidupan itu makin menjadi kuat, kukuh, dan teguh tatkala kita berhasil mengatasi berbagai kendala yang mengadang. Kehidupan acap kali dimetaforakan sebagai sebuah bahtera yang tengah berlayar di tengah samudra luas. Di samudra yang membentang luas itulah hadir ombak tenang, tetapi juga gelombang keras yang bisa membuat bahtera oleng dan bahkan membinasakan bahtera itu.

Artinya, sebuah kehidupan, seperti sebuah bahtera, tidak selalu melayari laut yang tenang. Banyak hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan yang mendera sebuah kehidupan. Banyak orang memahami tantangan yang dihadapi dalam menjalani kehidupan itu sebagai "ujian", "cobaan", atau "pencobaan". 

Maksudnya, dalam menjalani kehidupan itu seseorang mengalami cobaan atau pencobaan  dalam bentuk menderita sakit, masalah berat, dan sebagainya. Cobaan juga dipahami sebagai suatu kondisi yang dihadapi seseorang dalam pekerjaannya yang membuka kemungkinan atau menggiurkan orang itu untuk melakukan tindakan melawan hukum. 

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali pencobaan yang diarahkan kepada kita. Misalnya, seseorang bekerja di sebuah kantor, ia diberi tanggung jawab di bagian pergudangan. Semua keluar masuk barang bisa terjadi jika ada dokumen yang ditandatangani olehnya. 

Suatu kali datang temannya mengajak kerja sama untuk mengeluarkan barang dari situ karena sang teman membutuhkan barang itu. Temannya berjanji untuk merahasiakan hal itu dan ia akan memberikan sejumlah uang. Itu hanya salah satu bentuk pencobaan yang dialami seseorang yang bekerja sebagai kepala gudang. 

Ada banyak bentuk pencobaan yang datang berkali-kali mengadang setiap orang, entah ia dalam posisi bendahara, kepala bagian SDM, atau posisi apa pun. Tentu saja, ada orang yang tabah dan selamat dari godaan pencobaan namun tak sedikit yang jatuh dalam pencobaan itu, bahkan muaranya mengantar orang itu menjadi penghuni penjara. 

Sebagai umat beragama kita selalu bersyukur atas anugerah Tuhan sehingga atas karunia-Nya kita bisa mengemban jabatan tertentu, tetapi kita juga selalu berdoa agar dalam mengemban jabatan itu kita dijauhkan dari segala bentuk pencobaan yang akan selalu datang menggoda. 

Umat beragama sudah bisa dipastikan mempunyai doa-doa yang isinya menyatakan rasa syukur kepada Tuhan atas kasih-Nya yang Ia tunjukkan bagi kita umat-Nya, sekaligus juga doa yang memohon agar Tuhan membimbing kita dalam menempuh perjalanan hidup menuju masa depan. 

Umat kristiani secara rutin berdoa sesuai dengan isi Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus Kristus yang menaikkan doa: "Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat". 

Doa memang tidak menyelesaikan segala-galanya. Artinya, manusia bukan hanya berdoa dan stop. Manusia harus bekerja, bertindak, dan mengupayakan dengan optimal agar permohonan doanya itu terwujud. 

Manusia dengan kesadaran sendiri harus berupaya keras untuk melawan  pencobaan itu. Manusia harus berani keluar dari kubangan berlumur godaan dan membebaskan diri dari berbagai jerat pencobaan. Manusia harus sabar dalam menghadapi berbagai jenis pencobaan. 

Tak boleh menggerutu dan komplain jika kita mengalami pencobaan, apa pun bentuknya. Kemarahan tidak pernah menyelesaikan masalah, tetapi kesabaran bisa menolong orang melihat secara jernih masalah yang ia hadapi. 

Epictetus pernah memberikan nasihat kepada para muridnya bagaimana mengelola kemarahan. "Bila kau ingin mengobati amarahmu, jangan memberinya makan. Katakan pada dirimu sendiri: aku pernah marah sepanjang hari; lalu setiap hari; sekarang hanya tiga atau empat hari. Bila kau sudah mencapai hari yang ketiga puluh berikanlah persembahan sebagai rasa syukur kepada Tuhan." 

Pepatah yang dikutip di bagian awal tulisan ini menyatakan bahwa apabila kita mengalami cobaan dalam hidup ini, kita bisa tetap bergembira jika kita memiliki kebajikan. 

Kebajikan, kebaikan hati, kesabaran, akan sangat penting maknanya tatkala kita sedang didera cobaan, khususnya sakit, derita, atau persoalan hidup. Mari investasikan kebajikan dalam hidup kita dan perbanyaklah ibadah serta doa sehingga kita survive di tengah dunia dalam rawa paya seperti yang kita hadapiemi sekarang.

Sudah dua tahun hidup kita diguncang pandemi. Lebih 70 ribu orang meninggal, yang terpapar menembus angka 3 juta. Rakyat kita sangat menderita, bangsa,negara,Pemerintah berada dalam posisi yang amat sulit.

Mari kita saling membantu, menabur kebajikan kepada semua orang, sambil terus berdoa kepada Tuhan memohon ampunan dan berkatNya.

Selamat Berjuang.God Bless!

Weinata Sairin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun