Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Zakheus Tulus

29 Mei 2021   03:43 Diperbarui: 29 Mei 2021   04:03 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
esterblog96692478.wordpress.com

ZAKHEUS TULUS

Zakheus risau dan galau
hatinya kacaubalau
tiba-tiba saja ia sadar
ia terlalu lama
menyakiti masyarakat
memeras orang-orang miskin
tanpa rasa bersalah setitikpun
jabatan yang
di embannya
ia fungsikan
sebagai mesin uang
untuk.menghidupi
seluruh keluarganya

Zakheus itu orang kaya bertubuh pendek
tapi pikirannya panjang
jauh kedepan

Zakheus rindu Yesus bertandang ke kampungnya
ia ingin berjumpa
Yesus
ia mau curhat kepada Yesus

orang banyak berkerumun di.kampungnya Zakheus
kabarnya Yesus
akan.lewat disitu
maka Zakheus memanjat pohon
agar bisa melihat lebih jelas
wajah Yesus
sang tokoh yang
ia kagumi

Zakheus, Zakheus
turunlah segera
dari pohon
ku akan datang kerumahmu
kata Yesus
dengan lantang
dan orang yang menyemut di tkp
bersungut-sungut
mereka taksuka Yesus mengasihi
manusia berlumur dosa

Zakheus dengan penuh syukur dan sukacita turun dari pohon
ia sambut Yesus
dengan hati tulus
dari kedalaman nuraninya ia ungkapkan narasi pertobatan :
"separuh asetku akan kupersembahkn
bagi orang miskin
andai ada yang pernah kuperas
akan kukembalihan
empat kali lipat"

Yesus menyambut hangat narasi-narasi lembut
penuh pertobatan tulus seorang Zakheus

kita semua adalah manusia fana
yang dililit kesementaraan
dimanapun
kita merajut karya
kita harus
melayani setiap orang dalam spirit
persaudaraan sejati

Zakheus tulus dan ikhlas
melakukan perubahan eksistensial
mewujudkan pertobatan total

kita bisa meniru Zakheus
kita harus menjadi Zakheus
menjadi manusia
berakhlak mulia!

Jakarta,28 Mei 2021/15.33
Weinata Sairin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun