Allah sungguh merupakan harapan kita (bnd.Yer. 14:22). Allah bukan Allah yang jauh, melainkan dekat dengan kita. Dalam diri Yesus Kristus, Allah mendatangi kita dan hadir di tengah-tengah umat manusia. Allah yang Mahaagung dan Mahakuasa rela menjadi senasib dengan manusia dalam segala hal, termasuk kerelaan untuk bekerja keras  dan berkorban demi suatu cita-cita. Kesenasiban Yesus dalam kerelaan berkorban  mempunyai nilai rekonsiliasi dan pemulihan ciptaan ke arah terciptanya langit dan bumi yang baru. Â
Natal adalah tatkala fajar harapan baru bersinar, mekar berbinar, menembus kegelapan hidup. Pengharapan yang bersemi di hari Natal melalui kelahiran Yesus Kristus,  adalah dasar yang kukuh bagi kita dan bangsa kita  untuk mengukir sejarah baru yang bermakna untuk menyongsong masa depan gemilang.
Allah yang kita panggil Bapa dalam Yesus Kristus adalah Allah yang Imanuel, Allah yang bersama kita. Allah yang Imanuel adalah yang bergelut bersama manusia; Allah yang menopang kita tatkala Covid  19 menyerang kehidupan kita; Allah yang menguatkan kita dalam derita karena didera KDRT, Allah yang menghibur kita tatkala kita sulit membangun gedung gereja, Allah yang solider dengan seluruh pergumulan hidup umat manusia.
Kita bersyukur kita masih bisa merayakan Natal di tengah pandemi yang selama berbulan-bulan menguasai kehidupan kita.Allah turun ke dunia fana melalui Yesus Kristus agar kita memiliki hidup baru, bahkan hidup kekal.
Ia adalah Allah Imanuel, Allah yang terus bersama kita, memberi pengharapan sejati  bukan pengharapan palsu.
Selamat Natal 2020!
Weinata Sairan, 24 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H