Mohon tunggu...
Hobby Pilihan

6 Kemampuan Teknis dalam Navigasi Darat

22 April 2019   14:18 Diperbarui: 22 April 2019   14:24 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

hay guys ,disini saya akan berbagi sedikit tentang kemampuan teknis dalam navigasi darat yang harus dikuasai ketika anda melakukan perjalanan outdoor atau berpertualang di alam . Berikut saya paparkan sedikit tentang navigasi darat 

Pada dasarnya Navigasi Darat merupakan kumpulan dari beberapa kemampuan teknis yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut terdapat pada konsep, alat alat yang digunakan dan penggunaan alat alat tersebut. Jika kita membongkar Navigasi Darat secara lebih dalam maka dapat kita jabarkan beberapa kemampuan teknis yang harus dimiliki dalam penerapan Navigasi Darat.

Penjabaran tersebut diharapkan dapat mempermudah para penggiat navigasi darat untuk menyusun panduan dalam pembelajaran navigasi darat. Kemampuan teknis yang dibutuhkan dalam kegiatan navigasi darat dapat dijabarkan secara berikut :

1. Kemampuan dalam memahami konsep dasar peta 

Peta adalah salah satu amunisi wajib dalam melakukan navigasi darat. Peta dapat memberikan banyak informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Konsep dasar peta harus dipahami oleh para penggiat alam bebas mengingat banyaknya kekeliruan dalam pemahaman konsep dasar peta pada pembelajaran Navigasi Darat. Kenyataan yang ada saat ini banyak penggiat alam bebas yang bahkan belum bisa membedakan antara peta dan denah. Setiap penggiat alam bebas harus paham tentang unsur unsur peta agar bisa membedakan antara peta dengan denah. 

Selain itu masih banyak penggiat alam bebas yang bingung tentang peta yang digunakan dalam melakukan navigasi darat. Diluar sana ada banyak sekali jenis jenis peta yang satu sama lain mempunyai karakteristik tersendiri. Penggiat alam bebas yang belajar peta dengan cara "menghafal" bisa dipastikan akan kebingungan jika menggunakan peta yang belum pernah dipelajarinya. Konsep pembelajaran harus diganti dari sekedar "menghafal" menjadi pembelajaran tentang konsep. Jika penggiat alam bebas bisa memahami konsep dasar peta maka tidak perlu bingung menggunakan peta jenis apapun

Misalnya ketika penggiat alam bebas biasa "menghafal" tentang spesifikasi peta RBI skala 1 : 25.000. Mereka menghafalkan bahwa jarak antar grid pada peta adalah 3,7 cm, jarak antara grid koordinat adalah 30 detik, jarak antar garis kontur 12,5 m dan lain sebagainya. Spesifikasi tersebut sebenarnya hanya berlaku untuk peta RBI Skala 1 : 25.000. Peta RBI skala 1 : 50.000 tentunya mempunyai spesifikasi yang berbeda sehingga jika kita "menghafal" spesifikasi tersebut maka kita akan kebingungan jika menggunakan peta dengan jenis yang lain.

Setiap peta memiliki spesifikasi yang berbeda sehingga kita harus mempunyai pengetahuan untuk mengkaji sebuah peta sebelum digunakan. Sebelum menggunakan sebuah peta perlu adanya upaya pengkajian untuk memahami spesifikasi peta yang digunakan. Perlu dilakukan pengkajian tentang unsur unsur peta seperti judul, skala, arah utara, legenda, keterangan dan lain sebagainya. Sepesifikasi teknis peta juga perlu dipelajari terlebih dahulu seperti misalnya jarak antar garis grid koordinat geografis, jarak antar garis grid koordinat UTM dan lain sebagainya.

2. Kemampuan dalam membaca Peta
Setelah memahami konsep dasar peta selanjutnya adalah pembelajaran untuk membaca peta. Peta tersusun dari beberapa informasi geospasial yang saling tumpang tindih. Seperti misalnya peta RBI yang tersusun oleh 8 layer informasi yaitu perairan, hidrografi, hipsografi (Topografi), transportasi, batas wilayah, penggunaan lahan, bangunan dan fasilitas umum yang masing masing memiliki karakteristik tersendiri.

Kemampuan membaca peta hanya bisa dimiliki setelah kita memahami karakter masing masing layer tersebut. Misalnya layer hipsografi/topografi yang selalu diidentikkan dengan garis kontur. Garis kontur memiliki karakteristik tersendiri seperti misalnya tidak terputus, tidak saling potong, tidak bercabang dan lain sebagainya. Transportasi pun terbagi menjadi beberapa jenis seperti jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal hingga jalan setapak. Jika kita tidak memahami satu persatu karakteristik tersebut maka kita akan kesulitan dalam membaca peta. Orang orang yang sudah mahir menggunakan peta bahkan bisa membaca peta tanpa perlu melihat legenda yang terdapat pada peta. 

3. Kemampuan dalam membaca koordinat peta

Salah satu kemampuan yang sulit untuk dipelajari adalah keterampilan dalam membaca koordinat peta. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk membaca koordinat peta. Masing masing cara memiliki tata caranya tersendiri. Kita dapat membaca koordinat peta dengan menggunakan protaktor atau penggaris.

Membaca peta menggunakan protaktor dan penggaris memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing. Tahap tahap yang harus dilakukan pun berbeda walaupun sebenarnya konsepnya sama. Membaca koordinat peta dengan refrensi geografis pun tentu berbeda dengan peta yang mempunyai refrensi UTM.

4. Kemampuan dalam memperkirakan arah 

Kemampuan dalam memperkirakan arah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu menentukan arah pada peta dan menentukan arah di lapangan. Untuk menentukan arah kita harus memahami terlebih dahulu tentang konsep sudut azimuth dan back azimuth. Untuk menentukan azimuth pada peta kita dapat menggunakan busur sedangkan untuk menentukan azimuth di lapangan kita dapat menggunakan kompas. Jenis kompas pun bermacam macam, ada jenis kompas yang tidak memungkinkan jika digunakan untuk menentukan azimuth. Pemahaman jenis jenis kompas sangat dibutuhkan untuk mendukung kemampuan dalam menentukan arah.

Selain mampu menentukan sudut azimuth menggunakan kompas di lapangan. Kita juga harus mampu bergerak ke arah sudut tertentu dengan tepat. Pergerakan tersebut terdiri dari beberapa jenis, bisa langsung bergerak mengikuti arah pada kompas, bisa juga bergerak secara Man to man. Konsep pergerakan secara Man to man harus dibahas pada bab tersendiri karena membuthkan pembelajaran yang lebih mendalam.

5. Kemampuan dalam memperkirakan jarak

Selain mampu memperkirakan arah kita juga harus mampu memperkirakan jarak. Jarak yang harus ditempuh dalam sebuah perjalanan digunakan untuk menghitung waktu tempuh dan perbekalan yang harus dibawa. Jarak yang didapatkan bisa berupa jarak horisontal dan jarak diagonal. Masing masing jarak memiliki konsep dan perhitungan tersendiri.

Dalam memperhitungkan jarak diagonal juga harus melibatkan elevasi ketinggian. Sedangkan ketinggian didapatkan dari kemampuan membaca garis kontur. Memperkirakan jarak dapat dilakukan di atas peta atau langsung di lapangan. Masing masing memiliki tata cara dan konsep yang berbeda.

6. Kemampuan dalam memperkirakan posisi

Pada dasarnya posisi merupakan hasil perhitungan dari jarak dan arah. Dari kemampuan memperkirakan jarak dan arah maka kita dapat memperkirakan posisi. Memperkirakan posisi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu memperkirakan posisi dimana kita berada dan memperkirakan posisi objek lain pada peta. Keduanya memiliki konsep dan tahapan yang berbeda. Memperkirakan posisi pada peta erat kaitanya dengan kemampuan membaca  koorinatpeta karena posisi dilambangkan dengan nilai koordinat. Untuk memperkirakan posisi di lapangan kita harus menguasai ilmu Resection dan Intersection.

Itulah 6 kemampuan teknis yang harus dimiliki dalam navigasi darat. Ketika ke-6 kemampuan teknis tersebut telah dimiliki maka Navigasi Darat akan bisa dikuasai sepenuhnya. Perpaduan dari ke-6 kemampuan teknis tersebut dapat menghasilkan solusi dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan navigasi darat. semoga bermanfaat. Terima kasih 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun