Sepakbola yang satu ini memang kurang seksi di negeri ini termasuk di mata pengurus PSSI. Jangan dibandingkan dengan ISL atau Torabika Soccer Championship (TSC A/B) misalnya. Padahal pemainnya pun ada yang cantik dan seksi terutama sepakbola wanita di luar negeri sana, namun tetap kurang mendapat perhatian lebih. Akibatnya bisa ditebak, sepakbola wanita Indonesia itu seperti hidup segan matipun seperti tak mau.
Kalaupun ada, bisa jadi sekadar formalitas untuk memenuhi kualifikasi FIFA tentang keterwakilan wanita di PSSI namun belum dalam bentuk langkah nyata untuk membuat sepakbola wanita Indonesia kembali menggeliat seperti di era 1980-an silam. FIFA sendiri memang terus mengembangkan sepakbola wanita agar mampu berkembang pesat sebagaimana layaknya sepakbola pria yang sudah lebih lama muncul termasuk dengan digelarnya Piala Dunia Sepakbola Wanita sejak 1999 silam.
Thailand yang menjadi lawan tradisional Indonesia pun sudah berkembang jauh dan mampu tampil di putaran final piala dunia wanita 2015, lalu Vietnam yang juga mulai menyamai level permainan Thailand. Sedang di timur Indonesia, tepatnya di Papua Nugini sudah dipercaya FIFA untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita U-20 pada November mendatang. Sehingga sudah saatnya sepakbola wanita Indonesia tidak sekadar menjadi pemanis namun mampu dikembangkan oleh Ketum (Ketua Umum) PSSI yang baru nantinya.
Ranking 70 FIFA, modal yang sayang dilewatkan
Beruntungnya Indonesia di ranking FIFA sepakbola wanita karena per Agustus 2016, Indonesia berada di ranking ke-72 FIFA. Padahal event internasional terakhir yang diikuti adalah Piala AFF Wanita 2014, di mana anak asuh Rully Nere harus menjadi juru kunci alias gagal total.
Dibandingkan Argentina yang begitu perkasa disektor sepakbola pria, Indonesia unggul jauh karena negara Maradona tersebut terlempar dari 100 besar dan tidak memiliki peringkat karena lebih dari 18 bulan tidak aktif lagi di event internasional.
Namun secara poin, Indonesia kalah jauh dari Argentina (selisih 300 poin) yang artinya jika Timnas Indonesia tidak secepatnya berbenah dan aktif ikut kompetisi internasional, maka bisa jadi ranking FIFA akan semakin turun sebagaimana yang dirasakan di sektor pria (184 FIFA) atau malah terlempar dari ranking FIFA akibat tidak pernah bermain lagi alias dianaktirikan oleh pengurus PSSI yang baru mendatang.
Berikut daftar ranking FIFA untuk sepakbola wanita per Agustus 2016 :
1. Amerika Serikat (2137 poin)
32. Thailand (1634 poin)
34. Vietnam (1630 poin)
43. Myanmar (1531 poin)
70. INDONESIA (1321 poin)
72. Filipina (1312 poin)
84. Laos (1273 poin)
--. Argentina (1621 poin).
Sekadar usulan untuk calon Ketum PSSI
Kompetisi bisa jadi salah satu jawaban dalam membuat sepakbola wanita kembali hidup dan berkembang di republik ini. Dengan kompetisi teratur maka akan tercipta iklim kompetisi, jam terbang bermain pun bertambah hingga munculnya bibit-bibit baru untuk Timnas Indonesia Wanita beberapa tahun mendatang. Namun ada banyak hal yang bisa digenjot oleh Ketum PSSI baru dengan bantuan Exco PSSI serta Asprov PSSI.
Beberapa usulan yang coba diapungkan untuk Ketum PSSI yang baru diantaranya :
1. Menghidupkan kembali turnamen sepakbola wanita berskala nasional seperti Piala Pertiwi
2. Bekerjasama dengan Pemerintah dalam hal ini Mendikbu hingga Menpora dalam hal pengembangan dan pencarian bakat pemain dilevel usia sekolah
3. Berkoordinasi dengan FIFA Development Program terkait pengembangan sepakbola wanita
4. Mengaktifkan peran Asprov sebagai kepanjangan tangan PSSI didaerah dalam perannya membangun kembali sepakbola wanita
5. Memfokuskan pengembangan sepakbola wanita dibeberapa daerah potensial seperti Papua, Kalimantan, Jawa Timur dan daerah lainnya
6. Memperbanyak pelatih sepakbola wanita, dan silahkan ditambahkan sendiri.
Harapan untuk calon Ketum PSSI
Soal Timnas, soal kompetisi hingga tata kelola sepakbola nasional bisa jadi merupakan program seksi yang selalu muncul ke permukaan dari para calon Ketum PSSI. Namun sayang belum ada calon Ketum PSSI periode 2016-2019 yang mengangkat tema sepakbola wanita Indonesia yang semakin tertinggal jauh. Besar harapannya KLB PSSI yang digelar November mendatang mampu menghasilkan Ketum dan Exco PSSI yang memiliki program memajukan sepakbola wanita Indonesia.
“Kedepan, dikepengurusan baru nanti, sepakbola wanita juga harus mendapat perhatian,” ungkap Menpora Imam Nahrawi.
“Kedepan, tentu saya berharap ada perhatian lebih untuk sepakbola wanita. Kompetisi juga musti berjalan,” harap pelatih klub Putri Mataram yang juga eks pemain Timnas, Sri Hastuti.
Bagaimana calon Ketum PSSI, apakah sepakbola wanita sangat seksi sehingga harus diperjuangkan perkembangan di tahun mendatang.
#MajulahSepakbolaWanitaIndonesia
Salam sepakbola wanita,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H