Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tidak Berbahagia di Hari Raya

5 Juli 2016   17:29 Diperbarui: 5 Juli 2016   17:36 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gema takbir bergema diseluruh pelosok negeri, semua umat muslim diseluruh dunia termasuk Indonesia menyambut datangnya hari nan fitri dengan penuh suka cita. Dari kanak-kanak, remaja, orang dewasa hingga kakek dan nenek tak ketinggalan ikut menyambutnya dengan menggemakan takbir hingga esok tiba.

Usai sudah puasa Ramadhan 1437 H yang kita laksanakan full 30 hari dan kita pun bersedih dengan perginya bulan yang penuh dengan berkah dan rahmat ALLAH SWT tersebut. Sembari berharap kita semua masih diberikan kesempatan oleh-NYA untuk berjumpa kembali di Ramadhan bulan depan serta mampu menerapkan apa yang diraih di Ramadhan tahun ini di 11 bulan kedepan.

Namun ditengah suka cita gema takbir \menyambut 1 Syawal 1437 H, ada saudara kita yang tidak bisa ikut serta dalam momen tersebut. Situasi dan kondisi yang menerpa membuat mereka yang tidak beruntung di hari raya tahun ini , seperti yang kita rasakan mala mini. Saudara kita yang sedang berjuang dengan sakit yang dideritanya, yang masih harus bekerja karena tuntutan profesi hingga kisah seorang sufi yang memilih tidak bergembira dihari raya, kenapa yah ?

Tersebutlah Salih bin Abdillah seorang sufi yang sangat sedih selepas shalat Idul Fitri pada tahun tersebut. Ia hanya bisa menangis dan menangis sehingga membuat para sahabat bertanya kepadanya kenapa dia bersedih dihari raya tahun ini.

ALLAH memerintahkan berpuasa,shalat dan membayarkan zakat. Semua itu telah aku lakukan. Tetapi apakah aku melakukannya sudah dapat memuaskan TUHAN ? Apakah DIA telah meridhai dan menerima ibadah dan pengabdianku ? terang Salih sambil terus menangis.\

Jangan bersedih karena hari ini adalah hari Raya, hari Berbahagia, ungkap sahabatnya kepada Salih.\

Hari Rayaku adalah bukan hari ini. Ini tidak lain adalah hari kertika TUHAN ridha terhadapku, jawab Salih kepada sahabatnya.\

Dan seorang sahabat pun bertanya kepada Salih tentang kebiasaannya selalu duduk disudut masjid.

Ini adalah tempat dimana manusia yang berdoa dan pengemis duduk dan aku adalah manusia berdoa dan pengemis TUHAN Yang Maha Melindungiku, jawab Salih.

...

Besok hari (6/7) adalah Hari Raya. Ia adalah hari berbahagia. Mengungkapkan kebahagiaan kita pada Hari Raya kita adalah salah satu ajaran Islam (pesan Rasulullah SAW kepada Abu Bakar Siddiq ra).

Selamat Idul Fitri 1437 H Mohon Maaf Lahir dan Batin Tqobbalallahu minna wa minkum.

(Tegal, 5 Juli 2016  Wefi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun