Gema takbir bergema diseluruh pelosok negeri, semua umat muslim diseluruh dunia termasuk Indonesia menyambut datangnya hari nan fitri dengan penuh suka cita. Dari kanak-kanak, remaja, orang dewasa hingga kakek dan nenek tak ketinggalan ikut menyambutnya dengan menggemakan takbir hingga esok tiba.
Usai sudah puasa Ramadhan 1437 H yang kita laksanakan full 30 hari dan kita pun bersedih dengan perginya bulan yang penuh dengan berkah dan rahmat ALLAH SWT tersebut. Sembari berharap kita semua masih diberikan kesempatan oleh-NYA untuk berjumpa kembali di Ramadhan bulan depan serta mampu menerapkan apa yang diraih di Ramadhan tahun ini di 11 bulan kedepan.
Namun ditengah suka cita gema takbir \menyambut 1 Syawal 1437 H, ada saudara kita yang tidak bisa ikut serta dalam momen tersebut. Situasi dan kondisi yang menerpa membuat mereka yang tidak beruntung di hari raya tahun ini , seperti yang kita rasakan mala mini. Saudara kita yang sedang berjuang dengan sakit yang dideritanya, yang masih harus bekerja karena tuntutan profesi hingga kisah seorang sufi yang memilih tidak bergembira dihari raya, kenapa yah ?
Tersebutlah Salih bin Abdillah seorang sufi yang sangat sedih selepas shalat Idul Fitri pada tahun tersebut. Ia hanya bisa menangis dan menangis sehingga membuat para sahabat bertanya kepadanya kenapa dia bersedih dihari raya tahun ini.
ALLAH memerintahkan berpuasa,shalat dan membayarkan zakat. Semua itu telah aku lakukan. Tetapi apakah aku melakukannya sudah dapat memuaskan TUHAN ? Apakah DIA telah meridhai dan menerima ibadah dan pengabdianku ? terang Salih sambil terus menangis.\
Jangan bersedih karena hari ini adalah hari Raya, hari Berbahagia, ungkap sahabatnya kepada Salih.\
Hari Rayaku adalah bukan hari ini. Ini tidak lain adalah hari kertika TUHAN ridha terhadapku, jawab Salih kepada sahabatnya.\
Dan seorang sahabat pun bertanya kepada Salih tentang kebiasaannya selalu duduk disudut masjid.
Ini adalah tempat dimana manusia yang berdoa dan pengemis duduk dan aku adalah manusia berdoa dan pengemis TUHAN Yang Maha Melindungiku, jawab Salih.
...
Besok hari (6/7) adalah Hari Raya. Ia adalah hari berbahagia. Mengungkapkan kebahagiaan kita pada Hari Raya kita adalah salah satu ajaran Islam (pesan Rasulullah SAW kepada Abu Bakar Siddiq ra).