(Immanuel Wanggai, pemain Persipura memilih Timor Leste sebagai pelabuhan karirnya / sumber : facebook Carsae FC)
Kompetisi sepakbola dinegeri ini memang tidak jelas juntrungannya, rencana PT. Liga menggelar ISC 2016 pun masih tanda tanya besar. Ketidak jelasan kompetisi paska pembekuan PSSI oleh Kemenpora tentu menjadi pukulan telak bagi para pelaku sepakbola nasional walau memang ada beberapa turnamen yang digelar namun sifatnya hanya sementara saja dan hanya melibatkan tim-tim besar saja belum melibatkan semua tim hingga Divisi 1 dan 2.
Bermain ataupun melatih diklub luar negeri menjadi salah satu alternatif yang bisa diambil, bermain di Malaysia, Thailand, Myanmar hingga Timor Leste tentu pantas dicoba. Walau dimata sebagian pecinta sepakbola, kompetisi dikawasan ASEAN diluar Thailand kurang menarik utamanya dari sisi gairah suporter klub-klub ISL. Musim 2016 makin banyak pemain dan pelatih yang merumput di Indonesia memilih bermain diluar Indonesia.
Ada sebuah catatan menarik dimata penulis melibatkan klub Persipura Jayapura yang memilih untuk membubarkan klubnya paska ketidak jelasan kompetisi sepakbola Indonesia termasuk rencana ISC 2016. Dua sisi yang layak diangkat dalam pandangan penulis yakni eks Pelatih Persipura Jayapura yang hijrah ke Liga Super Malaysia dan Pemainnya yang memilih bermain di Liga Super Timor Leste sebagai pelabuhan karir profesional mereka.
Tiga pelatih eks Persipura Liga Super Malaysia 2016
Sejak 2001 ada beberapa pelatih yang pernah menukangi Persipura Jayapura yakni Tumpak Sihite (2001), Rudy William Keltjes (2003), Rahmad Darmawan (2005), Antonio Gozagno Netto (2006), Mettu Duaramuri (2006), Ivanko Kolev (2007), Irfan Bakti Abu Salim (2007), Raja Isa (2007-08), Jacksen F Tiago (2008-2014) dan Osvaldo Lessa. Prestasi terbaik ditorehkan Jacksen F Tiago yang memberikan tiga gelar juara ISL (2009, 2011 dan 2013) serta runner up (2010, 2012 dan 2014).
Hijrahnya Rahmad Darmawan yang pernah melatih Persipura Jayapura musim ke Liga Super Malaysia 2016 dengan melatih klub T Team yang promosi lewat jalur play off usai menaklukkan ATM membuat Persipura Jayapura mengirimkan empat eks pelatih ‘Mutiara Hitam’ di MSL 2016. RD yang memberikan trofi ISL musim 2005 bersama klub kebanggaan masyarakat Jayapura tersebut menyusul Jacksen F Tiago, dan Irfan Bakti Abu Salim untuk adu taktik dan strategi di Malaysia.
RD mengawali Liga Super Malaysia 2016 dengan meraih hasil imbang dikandang Pahang FA yang musim lalu menempati peringkat ketiga MSL 2015. Konate Makan dkk mampu memaksakan skor 2-2 di Stadion Darul Makmur markas Pahang FA, kini RD terus mengasah kemampuan ‘The Titans’ agar mampu bersaing di Liga Super dengan mengandalkan duo pemain eks ISL yakni Konate Makan dan Abdoulae Maiga.
Selain RD ada sosok Jacksen F Tiago (JFT) yang terlebih dahulu melatih klub Malaysia musim 2014 yakni Penang FA. Kesuksesan JFT di Persipura Jayapura berhasil dilanjutkannya bersama Penang FA diliga primer Malaysia dengan membawa klubnya lolos ke Liga Super Malaysia 2016 dan bersiap adu taktik dengan RD yang biasa dilakoninya di kompetisi ISL. Namun sayang debut JFT di MSL 2016 berujung kekalahan 0-1 dari tuan rumah Trengganu FA.
Dua sosok eks pelatih Persipura lainnya adalah Irfan Bakti yang kini melatih klub Felda United dan mampu meraih hasil positif usai menaklukkan Kedah FA 2-0 dikandang mereka, stadion Abdul Rajak sekaligus membawa klubnya memimpin klasemen MSL 2016 .Sedangkan Raja Isa yang sudah malang melintang bersama beberapa klub di Indonesia selain Persipura kini melatih klub UiTM FC yang bermain di Liga Primer Malaysia (Divisi 1-nya Malaysia) setelah terakhir kali melatih Persijap Jepara dikompetoso IPL.
Pemain Persipura Hijrah ke Timor Leste
Beberapa pemain Persipura Jayapura yang telah memutuskan hengkang dari stadion Mandala, markas Persipura Jayapura untuk bermain diklub lainnya termasuk bermain di Liga Super Timor Leste.
1. Immanuel Wanggai (Carsae FC)
2. Boaz Solossa (Dihubungkan dengan Persib/ PBFC/ Cersae FC)
3. Nelson Alom, Bio Paulin, Roberto Pugliara (Negoisasi dengan PS Polri)
4. Feri Pahabol, Viktor Pae (Dihubungkan dengan PBFC).
Sedangkan pemain Persipura Jayapura yang telah dicoret dari skuat ‘Mutiara Hitam’ diantaranya Lancine Kone, Lim Joon sik, Celcius Gebze, Fandi Imbiri, Elfis Herewang, Ronald Setmob, Fredo Isir dan Victor Pae. Justru perkembangan menarik melibatkan kapten Persipura Jayapura, Boaz Solossa yang dihubung-hubungkan dengan juara bertahan ISL 2014 dan juara Piala Presiden 2015, Persib Bandung serta klub yang dibelanya di Piala Presiden, Pusamania Borneo FC.
Perkembangan terakhir sebagaimana dirilis mantan asisten Pelatih Timnas Indonesia, Fabio Oliveira yang kini melatih klub Timor Leste, Cersae FC lewat laman facebook milik klub asal Dilli yang akan berlaga di Liga Super Timor Leste yang akan bergulir (25/ Feb) mendatang.
“Tgl 14 Februari, Oktavianus Maniani, Immanuel Wanggai dan pelatih Fabio Oliveira akan tiba di Dilli. Hari seninnya mereka akan mulai latihan bersama tim Cersae FC. Beberapa hari kemudian pemain ex PERSIPURA. “Boaz Solossa” juga akan ke Dilli untuk Trial. Selamat datang di Timor Leste dan Cersae FC siap berkompetisi di LFA,” rilis Cersae FC.(sumber : Harian Berita Kota Super Ball)
Sebenarnya Boaz Solossa juga diincar klub Timor Leste lainnya, FC Porto Taibessi. Hanya banderol Boaz Solossa membuat klub asal Dilli tersebut memilih mundur dari proses negoisasi. Apabila Boaz Solossa memutuskan membela Cersae FC di Liga Super Timor Leste, maka pemain terbaik ISL 2009-2010 tersebut menjadi pemain keenam asal Indonesia yang bermain di Timor Leste setelah Patrich Wanggai, Titus Bonai, Abduh Rahman (Karketu Dilli FC), Oktavianus Maniani dan Immanuel Wanggai (Cersae FC).
Tidak jelasnya kompetisi sepakbola dinegeri ini mau tidak mau membawa efek yang tidak mengenakkan bagi para pemain yang memang menggantungkan kehidupannya dari sepakbola. Dengan kompetisi setidaknya pemain memiliki status yang jelas dibandingkan hanya ikut satu turnamen ke turnamen lainnya, Liga Timor Leste bisa jadi mulai berkembang dan kalah jauh dibanding ISL atau liga di ASEAN lainnya tetapi setidaknya bermain di Timor Leste bisa membuka pintu untuk bermain di Liga Portugal karena Timor Leste memang dekar dengan ‘Brazil-nya Eropa’ tersebut.
Salam Sepakbola Nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H