Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

[Mudasiana] Jangan Takut untuk Punya Mimpi

28 Oktober 2015   15:41 Diperbarui: 29 Oktober 2015   22:52 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Descripe your self? 

Itulah pertanyaan yang sering ditanyakan kepada penulis setiap kali melalui tes wawancara dalam mencari kerja. Sebuah pertanyaan yang menggambarkan tentang diri kita bukan saja dari soal yang ada di KTP tetapi juga hal tentang diri kita dalam lingkungan keluarga, masyarakat hingga sekolah.

Penulis bangga memiliki dua orang tua hebat walau bukan termasuk keluarga berada. Ayah, M Pur’adi berprofesi sebagai supir helicak/bajaj hingga bemo sedangkan (alm) Ibu, Mundiroh adalah ibu rumah tangga yang juga ikut membantu ayah dengan membuka jasa jahitan di rumah. Dari mereka semangat untuk terus berjuang menggapai mimpi atau ‘Dream’ tanpa meninggalkan nilai positif tetap terjaga.

Walau memiliki kekurangan sejak kecil yakni mata jereng, gigi tonggos (sering dijuluki Dono/Gito oleh teman sepermainan semasa kecil) namun hal tersebut tidak membuat minder karena nilai positif yang selalu Ibu tanamkan sejak saat masuk SMP dan SMA.

“Apapun kekurangan dalam diri kamu, syukurilah karena Allah SWT telah mencukupkan seluruh indera dalam diri kamu, nak” ungkap Ibuku suatu waktu

“Lihatlah teman-temanmu disana yang tidak bisa melihat hingga tidak bisa bicara,” terang Ibuku sembari memberi semangat kepada anak sulungnya ini.

Tentang perjalanan diusia muda, sebenarnya penulis bingung soal usia muda karena setahu penulis tidak ada kesepahaman tentang batasan usia. Lagian ada juga orang tua tetapi berjiwa muda, sedangkan berdasarkan hasil survey yang dilakukan Office of National Statistics di Inggris tentang batasan usia yang melibatkan 2,200 orang sebagai bagian usaha pemerintah Inggris untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang kaum lanjut usia.

Dan berikut hasil risetnya sebelum penulis berbagi pengalaman saat masih sekolah hingga awal-awal kerja :

1.  Bagi mereka yang berusia di bawah 25 tahun, usia 32 tahun adalah batasan orang dikatakan muda. Sementara usia orang yang tergolong tua adalah yang berusia di atas 54 tahun.

2.  Namun secara rata-rata, bagi orang Inggris, batasan muda adalah usia 41 tahun, dan usia tua dimulai dari usia 59 tahun.

3.  Bagi orang yang sudah di atas usia 80 berpendapat, usia muda berakhir pada umur 52 tahun, dan usia lanjut dimulai dari usia 68 tahun.

JADI LOPER KORAN

Sejak SMP hingga SMA kelas 2 di SMPN 85 dan SMAN 34 Jakarta Selatan, penulis memanfaatkan waktu pagi dari jam 6 hingga jam 10 untuk jualan koran di kantor POS depan RS. Fatmawati. Sebuah masa untuk belajar mandiri dan mulai stabil dalam urusan merasakan beratnya mengumpulkan uang sebagaimana yang ayah dan ibu lakukan untuk mensukseskan sekolah anak-anaknya.

Waktu SD sebelum menjadi loper koran, penulis berjualan kopi hingga kupon porkas (SDSB) di pom bensin Pondok Labu setiap ba’da maghrib. Sebuah kenangan saat berjumpa Om Bob Tutupoli hingga bertemu dengan artis Srimulat saat mereka mengisi bensin dan memborong 100 kupon porkas yang kujual.

KALAU TIDAK NEGERI TIDAK MAU KULIAH

Kelas 3 SMA, penulis memutuskan untuk tidak menjadi loper koran dan menyerahkan kios koran kepada teman penulis (terakhir ke kantor pos tahun 2000 masih ada sich). Ujian EBTA/EBTANAS yang menentukan kelulusan dari SMA serta niat untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi pun sudah ditetapkan dalam hati.

“Saya mau kuliah kalau negeri saja pak, kalau swasta saya memilih tidak usah kuliah,” kata penulis kepada ayah dan ibu dipertengah saat kelas 3 SMAN 34 Jakarta.

RANKING 47 NYARIS BUYARKAN MIMPI

Menembus kelas A1 (FISIKA) dikelas 2  menjadi target penulis demi meluluskan langkah menuju ke jurusan teknik saat kuliah nanti. Ternyata oh ternyata berat sekali melakoni pelajaran di kelas A1 itu, saingannya pintar-pintar walau penulis sudah belajar keras tetap saja nilai yang diraih khususnya dimata pelajaran bahasa Inggris selalu Dji-Sam-Soe alias kalau ndak 2 ya 3 ya 4.

Kondisi yang membuat penulis hampir mundur untuk tidak melanjutkan sekolah tinggi ke Teknik UI waktu itu melalui SIPENMARU, apalagi kalau bukan nilai jeblok dan hanya bertengger di ranking ke-47 dari 48 siswa dikelas 3 SMA. Sehingga penulis memutuskan untuk ikut ujian di Politeknik UI Depok dan alhamdulillah bisa diterima posisi ke-7. Alhamdulillah Ayah-Ibu, akhirnya anakmu bisa kuliah di perguruan tinggi negeri.

TITIK BALIK BAHASA INGGRIS dan PIMNAS 2007

Menjadi mahasiswa sedikit banyak membuka pandangan penulis dengan aktif di Senat Mahasiswa dan fokus di masalaha yang berkaitan dengan mahasiswa. Akhirnya program DKM (Dana Kegiatan Mahasiswa) pun menjadi proyek pertama dengan target memberi bantuan kepada mahasiswa dari dana yang dikumpulkan dari alumni maupun dari mahasiswa.

Bahasa Inggris penulis mengalami peningkatan saat sekolah, sehingga timbullah rasa pede (terima kasih Ibu dosenku yang cantik) dalam hal berbahasa Inggris dan peningkatan nilai pun didapat dalam ujian bahasa Inggris. Kesibukan berorganisasi tidak mengurangi waktu untuk tetap fokus kuliah (karena tidak ingin mengecewakan ayah dan ibu) dan alhamdulillah tiket Pekan Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional 2007 di Universitas Diponegoro pun diraih (it’s amazing time for me).

REFORMASI 1998

14 Mei 1998, menjadi hari bersejarah bukan saja untuk penulis tetapi juga masyarakat Indonesia dengan mundurkan Presiden Suharto dari jabatan presiden RI. Itulah puncak dari perjuangan seluruh elemen termasuk juga mahasiswa Indonesia dalam menyuarakan Reformasi pada 1998.

Kembali terngiang ingatan saya ke masa-masa 1998 (15 tahun yang lalu), bagaimana kami bergabung dalam seluruh elemen mahasiswa Indonesia (waktu itu saya bergabung dalam rombongan besar jaket kuning, maklum mantan lulusan Politeknik UI). Saat mengalami penyerangan di kampus UI Salemba dan bermalam di gedung DPR/MPR seakan menjadi pengalaman yang tak bisa dihapur dari memori walau harus rela mengorbankan tugas akhir yang terpaksa mundur 6 bulan kemudian.

WUJUDKAN MIMPI KELILING INDONESIA dan LUAR NEGERI

‘Dream’ lain dari penulis adalah bisa keliling Indonesia untuk mengenal masyarakat serta budaya sekitar dan hasrat bisa menginjakkan kaki ke luar negeri minimal satu negara lah. Makanya ketika sudah deal dengan sebuah perusahaan elektronik di Karawang paska enam bulan wisuda, penulis terpaksa berpaling ke perusahaan kecil didaerah Kemang menjadi field engineer untuk ditempatkan di Surabaya.

Seluruh Kabupaten di Jawa Timur pun didatangi (pas momennya maintenance tahunan Bank Pemerintah yang menjadi konsumen tempat kantor bekerja), lalu ke Bali sebelum akhirnya berpindah ke Medan untuk memegang area kerja Aceh, SumUt, SumBar, Riau hingga Bengkulu. Enam bulan kemudian kembali ke Jakarta untuk sesekali ke Kalimantan dan Sulawesi.

Puas ditempat pertama dan tidak ada kenaikan signifikan soal salary, penulis pun berpindah tempat sebelum akhirnya merapat ke tempat band Sheila on 7 nyasar yakni PT. SONY Electronics dan disinilah mimpi untuk menginjakkan kaki diluar negeri dalam kaitannya untuk Bussiness Trip New Model hingga Claim Customer yakni ke Malaysia dan Dubai, UEA. (Sayang mimpi ke Houston, USA gagal dan digantikan rekan yang lain, sedih).

KIAN BANGGA JADI ORANG INDONESIA

Pengalaman menarik saat kemalaman dibandara internasional Dubai, UEA karena proses yang berbelit (susah juga ngomong bahasa Inggris sama petugasnya) terpaksa bermalan dibandara ditemani seorang bussinesman dari Uzbekistan dan kita pun terlibat obrolan seru utamanya tentang Indonesia (gila nich orang banyak tanya banget tentang Indonesia), untung sudah pernah keliling Indonesia jadi bisa jelasin panjang lebar.

Lalu saat santai selesai shalat isya di kedai kebab dekat masjid didaerah Dar Al Sondos, saat makan kebab penulis dihampiri marbot masjid yang juga menjadi imam saat shalat tadi dan kita pun terlibat obrolan seru tentang islam dan hal lainnya. Tetapi ada yang menarik saat pertama kali dia bertanya kepenulis.

“Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh” katanya

“Walaaikum Salam warahmatullaahi wabarakatuh,” jawabku

“Are you Filipino,” katanya

“No, I am Indonesian,” jawabku

“Oh, Indonesia .. You are my friend and my brother,” jawabnya sambil memeluk penulis

Dan kami pun terlibat obrolan seru tentang INDONESIA, satu hal yang saya tangkap bahwa Ahmad sang marbot asal Nigeria itu begitu bangga dengan Indonesia apalagi saat bercerita tentang Islam di Indonesia dan Sukarno membuat saya kian bangga menjadi orang Indonesia.

Itulah sekelumit perjalanan hidup penulis disaat usia muda, intinya penting bagi kita tidak memandang dari mana kita berasala untuk selalu punya ‘DREAM’ atau impian/ cita-cita yang ingin dicapai agar masa muda tidak lewat begitu saja.

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Mudasiana dan kunjungi akun FB Mudasiana 

#MengisiMasaMuda

Salam Kompasiana,

Wefi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun