(Menpora Malaysia, Khairy Jamaluddin meminta FAM fokus pada Grassroots / sumber : fz.com)
Malaysia, pesaing utama kita dikancah sepakbola ASEAN selain Thailand kini tengah dirundung masalah. Apa pasal ? Apalagi kalau bukan kian anjloknya posisi Malaysia di ranking FIFA akibat kegagalan mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia zona Asia. Sesuatu yang membuat publik sepakbola Malaysia gerah dan sempat menyerukan pemboikotan laga Malaysia XI kontra Hotspur dan Liverpool.
Hasil imbang 1-1 kontra Timor Leste serta kalah telak 0-6 dari Palestina membuat langkah Malaysia untuk bisa lolos ke Putaran Final Piala Asia 2019 kian terjal, efek dari hasil minor tersebut adalah anjloknya ranking FIFA Malaysia dari ranking 162 (Juni) ke 168 (Juli). Posisi Malaysia peringkat ke-9 ASEAN dibawah Australia, Filipina, Thailand, Vietnam, Singapura, Myanmar, Indonesia dan Timor Leste.
Tinggal dua tingkat lagi, Malaysia akan mencatat torehan ranking terburuk dalam sejarah sejak 2008 (ranking ke-170).Hal itu yang membuat Khairy Jamaluddin yang juga Menteri Olahraga Malaysia angkat bicara dengan meminta FAM (Asosiasi Sepakbola Malaysia) fokus pada grassroots atau pembinaan diakar rumput. Karena menurut Khairy peringkat FIFA Malaysia akan naik jika FAM mampu mengelola grassroots dengan benar.
"Ranking FIFA kami telah turun enam tempat ke 168, tapi kami tidak terkejut dengan itu karena kami belum dijamin setiap kemenangan sejak bulan lalu. Ini akan menjadi lebih baik dalam waktu program akar rumput kami seperti proyek Harimau Muda dan Program Pembangunan Nasional Sepakbola (PPBN),” terang Khairy Jamaluddin kepada Bernama.
"Kita perlu kesabaran dan banyak waktu saat ini sambil menunggu kemajuan regenerasi tim nasional kita, itu adalah suatu keharusan bagi kita jika kita ingin meningkatkan," tutupnya.
Sebenarnya bukan kali ini saja Menpora Malaysia menyentil FAM, sebelumnya Khairy mengkritisi langkah FAM dengan proyek Harimau Mudanya yang dikirim ke luar negeri serta berkompetisi di Singapura dan Queensland, Australia.
"Saya juga telah menyarankan bahwa Harimau Muda akan dibubarkan sehingga pemain dapat bermain untuk klub mereka atau tim negara, dan melihat tingkat pencapaian dan meningkatkan keterampilan dan kinerja mereka," ujar Khairy.
Khairy juga membandingkan tim dengan U-23 skuad Jepang, di mana untuk Jepang, semua pemain bermain untuk klub di liga sebelum dipanggil ke tim nasional.
"Kami ingin liga Malaysia untuk menjadi lebih kompetitif. Jika tidak, kita akan mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang, "lanjutnya kepada Bernama sembari membandingkan Malaysia U-23 dengan Jepang, dimana semua pemain bermain di Liga sebelum dipanggil ke Timnas.
Apa yang dilakukan oleh Khairy Jamaluddin selaku Menpora Malaysia bisa jadi sebagai bentuk perhatiannya yang memang pernah berada dalam lingkaran FAM dan menjadi pionir dibentuknya Harimau Muda. Kekalahan terus menerus yang berujung pada anjloknya posisi Malaysia di ranking FIFA membuatnya meminta FAM fokus dengan apa yang dinamakan dengan GRASSROOTS.
Harus diakui grassroots merupakan proyek besar dalam mengembangkan sepakbola disuatu negara. FIFA dan AFC pun fokus dengan proyek tersebut yang dimasukkan dalam Development Project dimana targetnya negara-negara yang tertinggal akan dapat mengejar kualitas dari negara yang sudah maju.
Beberapa artikel penulis tentang GRASSROOTS :
#Grassrootsforbetterfutureoffootball
Salam Sepakbola,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H