Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ini Resep Kesuksesan Thailand di 2014, PSSI!

21 Desember 2014   15:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Thailand jawara Piala AFF 2014 / sumber : bangkok post)

Thailand sukses menutup 2014 dengan gelar juara Piala AFF 2014 di Singapura - Vietnam usai menang aggregat 4-3 (2-0 dan 2-3) atas Malaysia. Kemenangan yang bukan saja berarti gelar keempat Piala AFF (1996, 2000, 2002 dan 2014) tetapi kemenangan untuk sang Raja Thailand dan juga rakyatnya.

Kesuksesan Thailand di Piala AFF 2014 semakin komplet dengan terpilihnya Chanatip Songkrasin sebagai MVP alias pemain terbaik Piala AFF 2014 serta sang pelatih, Kiatisak 'Zico' Senamuang yang mencatatkan sejarah dengan raihan pemain dan pelatih yang juara Piala AFF/ Piala Tiger (1996 dan 2014). Sesuatu yang butuh waktu lama untuk menyamainya termasuk pemain dan pelatih Indonesia.

Thailand kembali Perkasa,  Apa Resepnya?

Thailand Jawara Piala AFF 2014

Dari data prestasi yang merujuk pada link diatas harus diakui Thailand lebih berprestasi di banding negara ASEAN lainnya, diera Worawit Mukadi yang memimpin FAT (Federasi Sepakbola Thailand) sejak 2008 seperti mendapat hasil usai menunjuk Kiatisak Senamuang menjadi pelatih Timnas U-23 untuk Sea Games 2013 dengan hasil juara Sea Games 2013 usai mengalahkan Indonesia dibabak final.

Apa kelebihan Worawit Mukadi di 6 tahun kepemimpinannya? Memang plus minus karena sejatinya sosok ketua FAT banyak yang tidak menyukainya termasuk juga kasus korupsi yang dituduhkan kepadanya, ditambah suasana politik Thailand yang selalu memanas tetapi pembinaan pemain muda plus akademi yang berkembang oleh klub-klub TPL dengan Coke's Cup U-19 telah memudahkan pelatih Timnas sekarang untuk meramunya membentuk Timnas dengan pemain usia muda macam Adisak Kraikorn, Chryl Chappuis, dll. Link

Paska keberhasilan 'Zico' juara Sea Games 2013, FAT langsung mengangkatnya sebagai pelatih Timnas Senior menggantikan pelatih sementara Surachai Jaturapattarapong. 'Zico' menjadi pelatih Timnas Thailand ke-5 di era Worawit Mukadi memimpin FAT dan berikut daftar pelatih era Mukadi sejak 2008 :

2008 - 2009 : Peter Reid (Runner-up Piala AFF 2008)
2009 - 2011 : Bryan Robson (fase grup Piala AFF 2010)
2011 - 2013 : Winfried Schäfer (Runner-up Piala AFF 2012)
2013 - 2014 : Surachai Jaturapattarapong
2014 -           : Kiatisak Senamuang (Juara Sea Games 2013, Semifinal Asian Games Incheon 2014 dan juara Piala AFF 2014).

Bandingkan dengan PSSI yang dipimpin Nurdin Halid di 2008 hingga Djohar Arifin Husein (2011-2015) yang mengontrak 8 pelatih baik yang tidak sempat melatih maupun care taker, yakni :

2008 – 2010 : Benny Dollo (Semifinal Piala AFF 2008)
2010 – 2011 : Alfred Riedl (Runners-Up Piala AFF 2010)
2011 - 2012 : Wilhelmus Riejsberger
2012.             : Aji Santoso (Caretaker)
2012–2013.  : Nil Maizar (fase grup Piala AFF 2012)
2013           : Rahmad Darmawan (Caretaker)
2013.             : Jacksen F. Tiago
2013 – 2014 : Alfred Riedl (fase grup Piala AFF 2014).

Satu yang selalu menjadi kekuatan punggawa Thailand termasuk sang pelatih setiap kali akan menghadapi turnamen internasional yakni bertanding untuk Raja dan Rakyat mereka.
"Saya ingin memenangkan piala AFF, saya ingin menang untuk rakyat Thailand," kata Zico dalam sebuah wawancara jelang turnamen dan diulangi jelang final leg pertama.

Selain itu FAT selaku federasi sepakbola Thailand memiliki kekuatan finansial yang bagus dengan terjalinnya dengan beberapa sponsor seperti : Grand Sport, Bangkok Hospital, PTT , I fly Thai, LG Electronics, Chang, McDonald's Corporation, Coke dan Thai AirAsia.

FAT (Federasi Sepakbola Thailand) pun Tidak Konsisten Menjalankan Asian Vision AFC

Provinsi Chonburi di Thailand menjadi pionir Vision Asia AFC
di Thailand. Visi Asia adalah kerangka pembangunan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas asosiasi yang berpartisipasi dan tergabung dengan AFC.FAT pun menyetujui untuk terlibat dengan Visi Asia tapi tidak kelihatan sehingga Provinsi Chonburi kemudian mengambil inisiatif.

Pada tahun 2009 Chonburi membentuk FA mereka sendiri dan mengembangkan rencana strategis jangka panjang untuk pembangunan di provinsi tersebut. Ini melibatkan pembentukan liga provinsi, pembinaan pengembangan, pembangunan pemuda, perbaikan kedokteran olahraga, pengembangan wasit serta sepak bola wanita dan pengembangan futsal.

Ini termasuk bekerja dengan dinas pendidikan propinsi untuk mendukung kompetisi antara sekolah dasar dan tinggi di seluruh provinsi.Semua ini untuk memberikan struktur antara anak-anak di desa-desa dan pembangkit tenaga listrik Thai Premier League Chonburi FC.

Chonburi membentuk template untuk pembangunan di Thailand dan sekarang provinsi lain sedang mempertimbangkan penerapan pendekatan terstruktur yang sama.Pekerjaan awal telah dimulai dengan provinsi Phuket dan Khon Kaen. Namun, ini membentuk hanya tiga dari 76 provinsi di Thailand.

Di Thailand ada sejumlah inisiatif yang terisolasi lain yang mendorong pengembangan sepak bola, sehingga pihak Thailand yang kita lihat sekarang. Namun tanpa pendekatan nasional terstruktur sehingga memunculkan risiko pembangunan nasional sepak bola Thailand yang banyak inspirasi tapi akhirnya kurang konsisten.

Apa yang bisa dirujuk oleh PSSI?

Gambaran diatas baik prestasi maupun kekurangan juga dialami oleh FAT yang dipimpin Worawi Mukadi (sejak 2008 - ), ada kasus korupsi ada program AFC yang tidak berlanjut dan diambil alih provinsi (kalau disini Asprov) dalam hal pengembangan tetapi klub-klub profesional di TPL tetap konsisten dalam mengembangkan akademi mereka.

Soal ujicoba internasional, Thailand pun tidak banyak terkadang satu bulan pun tidak berujicoba tentu karena berbagai alasan, tetapi satu yang menjadi kekuatan Thailand yang layak untuk PSSI - BTN tanamkan pada para punggawa Timnas adalah berjuang dan menang untuk rakyat Indonesia. Soal bonus kemenangan akan datang dengan sendirinya.

PSSI mungkin sudah berusaha memberikan sesuatu untuk sepakbola nasional 2014, tetapi catatan baik prestasi Timnas yang merupakan kewenangan PSSI dan prestasi perseorangan harus diakui tahun 2014 PSSI memang nihil prestasi apalagi dibandingkan dengan Thailand. Sehingga wajar apabila publik sepakbola nasional pun gerah dan KLB 2015 akan menjadi pertaruhan seperti apa sepakbola dibawah PSSI di 2015 - 2019.

(Desa Timbang Reja, Lebak Siu, Tegal dalam edisi pulkam).

Salam Sepakbola Nasional,
Wefi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun