Alasan semuanya di rubah ke dalam bahasa Jepang tentunya agar bisa mudah di ingat dan cepat dimengerti oleh masyarakat Jepang.Â
Namun sayangnya ternyata semua kemudahan ini justru menjadikan masyarakat Jepang jadi tidak terbiasa dengan pelafalan dan pengucapan bahasa Inggris yang aslinya.Â
3. Dimanjakan oleh Katakana
Penulisan bahasa Jepang selain Kanji, ada hiragana dan katakana. Hiragana adalah huruf Jepang yang digunakan dalam mengeja dan menuliskan kata-kata asli dalam bahasa Jepang yang jumlahnya 46 buah.Â
Sedangkan huruf katakana digunakan untuk menulis kata-kata dari luar bahasa Jepang atau kata-kata serapan. Â Dulu saya suka heran sama penulisan katakana ini, kenapa sih kata-kata asing tidak ditulis dengan huruf asli alfabetnya, kenapa harus di transfer ke katakana gitu loh, kan saya jadi pusing ingetnya ha ha halah bilang aja otaknya dodol males belajar! ha haÂ
Jadi nih di Jepang akhirnya kita orang asing suka kesrimpet srimpet lidahnya mangucapkan kata-kata serapan dalam pengucapanan katakana. Misalnya nih, Mcdonald akan berubah menjadi makudonarudo, Chocolate Kit Kat menjadi chokoreto kito kato, Dance menjadi dansu, Time menjadi taimu, Rice jadi raisu dan masih banyak lagi.Â
Makanya timbul istilah Japlish (japanese english) ya karena bahasa Inggris orang Jepang itu memang spesial dan hanya di mengerti di dalam Jepang saja.Â
Nah, akibat termanjakan oleh huruf katakana ini ya akhirnya orang-orang Jepang susah untuk melafalkan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar.Â
4. Takut Salah dan Rasa Malu
Orang Jepang itu pada dasarnya pemalu dan terkadang tidak percaya diri. Â Dan sayangnya ini juga termasuk dalam mengucapkan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari mereka dan juga kurang familiarnya penggunaan bahasa Inggris baik itu dalam pergaulan dengan teman-teman lingkungan rumah atau rekan-rekan kerjanya.
Pernah nih suatu ketika saya bercanda ucapkan salam dalam bahasa Inggris ke teman, dan reaksi mereka langsung bilang Sugooiiii eigo jyozu nee..! Hebat ya pinter sekali bahasa Inggrisnya!Â