Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pola Asuh Anak ala Jepang

11 Januari 2024   15:23 Diperbarui: 12 Januari 2024   00:03 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si sulung belajar makan sendiri. (Dokumentasi pribadi)

Saat belanja di supermarket bersama suami, kami melihat ada seorang ibu yang kerepotan menghadapi anak yang menangis kencang sekali, duduk di lantai supermarket. Sepertinya seumuran anak TK, entah mau apa si anak, membuat ibunya panik dan berusaha membujuk untuk tidak menangis. 

Kata suami saya, saya tidak pernah lihat anak-anak di rumah sampai marah menangis atau gulingan-gulingan di toko ya. Ya di supermarket, di toko mainan atau di tempat hiburan pun. 

Langsung saya balas, ya iya lah...kalaupun anak-anak pada merengek begitu, dan tidak mau diajak ngomong, kita akan pura-pura meninggalkan mereka, dan akhirnya mereka yang lari menghampiri kita dan minta maaf ha ha ha.

Jadi ingat pengalaman lucu setiap saya ajak mereka ke supermarket. Saat belanja saya bebaskan anak-anak ngendon di tempat snack. saya beri ultimatum, boleh beli apa saja tapi hanya 1 saja! Dan langsung sibuk mereka mencari snack paling oishii, enak bahkan berkali kali merayu kalau ada 2 pilihan yang mereka tidak mau lepas ha ha tapi mamanya langsung pasang muka singa... ehh buru-buru mereka menaruh permennya di rak ha ha ha 

Dulu saya kurang suka dengan cara suami mendidik anak yang menurut saya cukup keras. Sikat gigi sebelum tidur, tidur sendiri, makan di meja makan, sikap makan harus tegak, cara benar memegang sumpit, tugas membuang sampah, tugas ambil koran, tugas siram bunga, dan masih banyak lagi tugas-tugas dari papanya dan itu sudah berikan saat mereka masih TK. 

Tapi sekarang si sulung sudah naik 3 SMA dan si bungsu akan masuk SMA, saya bersyukur mereka menjadi anak-anak yang mandiri. Dan tidak disangka tugas-tugas itu hingga kini masih tetap dijalankan. Bahkan si sulung sudah mulai bekerja sebagai part timer untuk mencari uang jajannya sendiri. 

Dan tadi malam kita mengenang gimana dulu repotnya mengurus anak-anak kecil ini untuk nantinya mereka bisa mandiri, seperti: 

1. Makan Sendiri

Si sulung belajar makan sendiri. (Dokumentasi pribadi)
Si sulung belajar makan sendiri. (Dokumentasi pribadi)

Untuk makan sendiri ini saya diajarkan oleh ibu mertua Jepang. Okaasan memberi hadiah kursi makan anak saat beliau tahu si sulung sudah mulai makan. Saat memberi makan saya dudukan dia di kursi yang mejanya sudah nempel.

Awalnya saya kasih makanan di piring plastik dan baru saja saya taruh langsung dibalikin piringnya, tumpah berantakan. Besoknya saya kasih tahu cara makannya, nasinya saya bikin bola-bola kecil jadi bisa langsung masuk mulut, dan dalam seminggu sudah mulai bisa makan sendiri walau tidak maksimal tapi sudah tahu cara-cara makannya.

2. Jam makan yang teratur

Saat anak-anak susah makan saya pernah curhat ke ibu mertua. Katanya, kemungkinan karena anak-anak tidak lapar jadi ya gak semangat makan, karena itu beliau menyarankan agar saya tetapkan jam makan anak. 

Misalnya jam 7 sarapan, jam 10 makan camilan buah, jam 12 makan siang, jam 3 sore makan snack kue, jam 6 makan malam. 

Hebatnya benar aja loh, anak-anak bisa lahap makannya dan sampai habis, karena teratur pemberian makan dan camilannya, jadi mereka ikutan semangat bahkan menunggu-nungga jadwal makannya. Dan ternyata pola jam teratur ini bisa terhindar anak kelebihan makanan yang bisa mengakibatkan obesitas. 

3. Toilet training

Toilet training anak-anak Jepang (ariakefukushi.jp) 
Toilet training anak-anak Jepang (ariakefukushi.jp) 

Nah ini yang dulu itu, saya susah ngajarinnya, karena kita tidak tahu timing anak-anak ini saat mau ke toilet. Akhirnya ya kebocoran terus deh ha ha ha akhirnya ibu mertua menyarankan untuk membeli alat atau dudukan toilet anak yang bisa di taruh di atas WC. 

Awalnya mereka ngeri duduk di toilet anak itu, tapi karena ada handlenya seperti naik mainan kuda-kudaan akhirnya mereka mau dan mulai terbiasa. 

Selanjutnya adalah nunggu mereka sampai selesai hajatnya ha ha ha awalnya ya Allahuakbar lamaaaaa banget, bisa loh sampai 30 menit! saya bolak balik ke wc, madaaaaa....?? udah belummm? terus di jawab...madayooo...(beluumm maa..) ha ha ha pokonya sabarnya harus segunung deh! Tapi lama-lama mulai lancar dan saat mereka mulai sakit perut mereka bisa pasang sendiri dan mulai nongkrong deh tanpa perlu ditungguin. 

4. Tidur sendiri

Tidur sendiri. (Dokumentasi pribadi)
Tidur sendiri. (Dokumentasi pribadi)

Anak-anak dari bayi sudah mulai tidur sendiri. Awalnya capek banget bolak balik harus kasih ASI ke kamar mereka, tapi lama-lama jam tidur mereka jadi cukup lama dan jarang bangun saat malam hari. Mereka dibiasakan sebelum tidur sikat gigi dan setelahnya saya suka bacakan buku-buku anak sampai mereka pada menguap ngantuk. 

5. Tugas ambil koran dan surat, tugas siram bunga, tugas buang sampah setiap hari

Dulu papanya pernah bilang saat mereka mulai masuk TK. Papa akan kasih uang jajan, okozukai, apabila mereka mau melakukan pekerjaan rumah setiap hari. 

Langsung anak-anak kesenengan, waduh dapet uang jajan asiikkkk! Tapi kalau sekali saja tidak melaksanakan tugas, uang jajannya hangus ya! kata papanya. Yaaa....jawab anak-anak kecewa. tapi gara-gara itu, mereka gak pernah absen lakukan tugasnya hingga sekarang! 

Tugas ambil koran dilakukan oleh kakaknya, ambil koran setiap pagi sebelum papanya berangkat kerja sudah ada di meja. Paling repot adalah saat musim dingin, karena katanya malas banget keluar rumah pakai jaket untuk ambil koran dan surat di mailbox lobi apartemen tapi kalau inget okozukainya akan hangus, langsung semangat 45 lagi ha ha.

Tugas siram bunga

Bunga-bunga dalam pot mamanya yang ada di balkon adalah tugas si bungsu perempuan untuk disirami setiap pagi, sama kaya mas-nya, mulai ngomel kalau pas musim dingin tiba, "aduhhh mendokusaiii. aku malas banget nih ke balkon duinginnnn apalagi nyiram bunga"...papanya yang dengar keluhannya cuma bilang, oh ok berarti bulan ini no okozukai ya! langsung deh si bungsu buru-buru pakai jaketnya ha ha ha.

Tugas buang sampah

Nah tugas ini karena sampahnya banyak macamnya, mereka berdua kompromi sendiri. Si mas ya buang sampah organik (moerugomi) dan si adik cewek buang sampah plastik dan botol.

Kadang mereka suka berunding berdua untuk tukar-tukaran tugas, si masnya siram bunga, si adik ambil surat dan koran. Kita yang lihat cuma senyam-senyum aja, pokonya terima beres aja deh ha ha ha.

Sampai detik ini pun mereka tidak pernah komplain dengan tugas-tugas itu, walaupun mereka bisa cari uang jajan sendiri cuma karena terbiasa yowes kayanya nerimo aja dapat tugas yang sudah dilakukan bertahun-tahun.

Melihat ini semua saya jadi berterima kasih dengan ibu mertua dan suami dengan cara didik mereka yang awalnya saya pikir kok kelihatan galak, tapi ternyata memberikan kasih sayang kepada anak itu tidak harus memanjakan secara berlebihan, tapi justru kita menerapkan disiplin itu karena kita sayang sama mereka. 

Menerapkan disiplin juga nanti berguna untuk kehidupannya kelak setelah dewasa. Mereka akan jadi manusia yang tidak manja, mau bekerja keras, tidak putus asa dan tidak gampang menyerah, serta mau menolong orang lain. 

Salam Hangat WK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun