Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Alasan Ajaib Orang Jepang Mencuri Sepeda

12 September 2017   22:00 Diperbarui: 17 September 2017   17:46 6027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepeda Yang di parkir di dekat stasiun, dokpri

Waktu saya berkunjung ke rumah seorang murid jepang untuk belajar bahasa Indonesia, terlihat raut mukanya menampakan kesedihan yang amat dalam. Waduh ada apa ya? Deg-deg an juga saya pingin tanyanya. Tapi takut suasana belajarnya jadi gak semangat, akhirnya lirih saya tanya beliau.

Ibu hari ini seperti agak sedih? Ada apa ya?

Sambil menyediakan ocha dingin, murid saya mulai bercerita.

Weedy san, kemarin saya baru saja kehilangan sepeda. Hikss..

Kehilangan sepeda? Maksudnya ada yang nyuri sepeda ibu?

Iya, saya taruh di depan pagar rumah. Biasanya sih aman-aman saja, tapi kok hilang ya. Kaget deh, makanya kemarin saya bekerja jalan kaki jauh sekali, sampai pegal kaki saya.

Waduh, di Jepang gak aman juga ya bu. Memangnya tidak digembok?

Kayanya digembok sih, tapi memang sudah tua sepedanya jadi gampang kali ya dibuka kuncinya. Ahh paling orang mabuk nih nyuri sepeda saya.

Saya yang lagi nyeruput ocha, hampir keselek. Haa..orang mabuk? Nyuri sepeda? Apa hubungannya ya? Wahh penasaraannn.. Tapi melihat jam belajar sudah mulai, gak enak juga kalau saya terus ngobrol, akhirnya tunda dulu deh nanti habis belajar akan saya tanya sama beliau.

Setelah selesai belajar, sambil membersihkan whiteboard, saya tanya murid saya kenapa ibu berpikir yang nyuri sepedanya orang mabuk?? Keluar deh pertanyaan polos karena memang bingung sekali, apa hubungannya sih ini.

Lho weedy san tahu nggak, kan orang yang suka mabuk itu nggak sadar apa yang dilakukannya, ngeliat sepeda nganggur ya sikat aja deh, lumayan kan gak perlu naik bis dari stasiun ke rumahnya.

Heee...kaget saya dengernya. Naruhodo, gitu ya bu. Jadi sepeda yang dicuri itu bukan untuk dijual?

Itu kalau sepeda yang dicurinya masih bagus apalagi yang ada battere nya tapi sepeda saya? Wong sudah butut begitu kok hahahaha

Selama perjalanan pulang, masih shock saya ngedenger alasan orang nyuri sepeda di Jepang, ihh gitu banget sih alesannya, aneeh!

Malemnya, sambil nonton TV saya tanya suami tentang hal ini.

Pa, tadi ngajar mosok murid saya sepedanya ada yang nyuri loh.

Oh ya, hmm.... sambil terus bolak balik koran.

Iya, dan katanya kemungkinan yang ambil sepedanya itu orang mabuk, untuk dipakainya sendiri pulang ke rumah.

Oh, iya itu sudah biasa ma di sini, apalagi kalau rumahnya deket stasiun, jawab suami saya kalem.

Haahh!! Biasa?

Iya, emang kamu baru tahu? Biasanya yang paling banyak kasusnya itu Jumat malam. Kenapa? Karena jumat malam itu orang kantoran habis selesai kerja akan pergi minum-minum dengan kolega atau temannya hingga larut malam. Kalau orangnya sudah mabuk dan gak hitung waktu ya bisa saja dia akan ketinggalan kereta atau bis terakhir untuk pulang. Biasanya yang sudah mabuk sekali pada gelepar di tangga-tangga stasiun (pemandangan ini saya sering lihat hingga sekarang).

Nah kasihannya warga yang tinggal dekat dengan stasiun, kena sasaran deh kadang rumahnya diping pong, dibell sama orang mabuk karena dipikir sudah sampai rumahnya :D atau bahkan ya itu seperti kasus murid kamu, sepedanya dipakai untuk digowes pulang ke rumah karena mungkin sudah ketinggalan bis terakhir. Ya, karena gak sadar itulah mereka berani begitu, besoknya pasti kaget deh lihat ada sepeda nangkring di rumahnya, kalau yang baik dikembalikan ke pos polisi, karena sepeda disini kan biasanya di register, bisa kok di lihat kepemilikannya. 

Haaaahh..bengong sampe ngelongo saya dengernya.

Itu sepeda dicuri bukan dijual atau dipretelin onderdilnya, tapi oleh orang mabuk cuma dipakai untuk pulang ke rumah karena sudah ketinggalan kereta atau bus terakhir, ajaib ih alasannya.

Dua minggu kemudian saya ketemua dengan murid saya lagi, sambil narik tangan saya suruh segera duduk di ruang tatami karena sepertinya si ibu ingin menceritakan sesuatu.

Weedy san, tahu nggak, sepeda saya sudah ketemu!!

Waah..syukur ya bu, ada dimana? Aiapa yang ngambil? Tanya saya antusias.

Yang ngambil nggak ketahuan sih tapi sepedanya sudah ketemu! pasti kaget deh kamu dimana adanya itu sepeda? Sepedanya ada di sungai!!!

Haaaaaaaaa.... kok ada di sungai  ya bu?

Iya, ihh sebel deh kenapa gak dikembalikan diam-diam ya, eh malah di buang. Bener kan weedy san, kayanya orang mabuk yang ambilnya, mungkin pas sadar dia malas lapor polisi ehh malah dibuang sepedanya buat hilangin jejak. Haduhhh...malas aku ngurusnya nih.

Walaahh terus gimana bu?

Iyaa, katanya sepedanya ini akan diurus oleh polisi pusat, bukan polisi wilayah sini loh. Dengan alasan karena ditemukan di dalam sungai. Dan sungai adalah properti negara, jadi segala sesuatu yang ditemukan di dalam sungai itu adalah wewenang negara. Kecuali kalau ada di pinggir jalan, itu akan di urus oleh polisi wilayah setempat.Aduhhh mendokusaiii..malasnyaa.

Hahahaha...iya ya bu walau sudah ketemu tapi sudah kotor begitu, jijik juga kita pakainya, dan kalau mau buang juga ribet ya. Jadi serba salah, ketemu barang hilang kok ya seneng seneng gimana gitu karena jadinya malah menyusahkan :D :D haduhh Jepuunn oh jepuunn!

salam hangat wk!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun