Heee...kaget saya dengernya. Naruhodo, gitu ya bu. Jadi sepeda yang dicuri itu bukan untuk dijual?
Itu kalau sepeda yang dicurinya masih bagus apalagi yang ada battere nya tapi sepeda saya? Wong sudah butut begitu kok hahahaha
Selama perjalanan pulang, masih shock saya ngedenger alasan orang nyuri sepeda di Jepang, ihh gitu banget sih alesannya, aneeh!
Malemnya, sambil nonton TV saya tanya suami tentang hal ini.
Pa, tadi ngajar mosok murid saya sepedanya ada yang nyuri loh.
Oh ya, hmm.... sambil terus bolak balik koran.
Iya, dan katanya kemungkinan yang ambil sepedanya itu orang mabuk, untuk dipakainya sendiri pulang ke rumah.
Oh, iya itu sudah biasa ma di sini, apalagi kalau rumahnya deket stasiun, jawab suami saya kalem.
Haahh!! Biasa?
Iya, emang kamu baru tahu? Biasanya yang paling banyak kasusnya itu Jumat malam. Kenapa? Karena jumat malam itu orang kantoran habis selesai kerja akan pergi minum-minum dengan kolega atau temannya hingga larut malam. Kalau orangnya sudah mabuk dan gak hitung waktu ya bisa saja dia akan ketinggalan kereta atau bis terakhir untuk pulang. Biasanya yang sudah mabuk sekali pada gelepar di tangga-tangga stasiun (pemandangan ini saya sering lihat hingga sekarang).
Nah kasihannya warga yang tinggal dekat dengan stasiun, kena sasaran deh kadang rumahnya diping pong, dibell sama orang mabuk karena dipikir sudah sampai rumahnya :D atau bahkan ya itu seperti kasus murid kamu, sepedanya dipakai untuk digowes pulang ke rumah karena mungkin sudah ketinggalan bis terakhir. Ya, karena gak sadar itulah mereka berani begitu, besoknya pasti kaget deh lihat ada sepeda nangkring di rumahnya, kalau yang baik dikembalikan ke pos polisi, karena sepeda disini kan biasanya di register, bisa kok di lihat kepemilikannya.Â