Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Orang Jepang Tidak Bisa Cuek dengan Sampah?

21 Juli 2017   22:52 Diperbarui: 25 Juli 2017   14:10 3679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Supporter habis nonton pertandingan baseball.| Dokumentasi pribadi

Kemarin-kemarin saya pergi temenin suami nonton baseball karena kebetulan pas tim favoritnya Carp Hiroshima sedang bertandig di Tokyo. Habis selesai pertandingan saat jalan menuju pulang, saya kaget melihat mbak-mbak panitia berderet pada megang kantong plastik guedee. 

"Pah bentar, saya poto dulu ini pemandangan aneh banget."

"Lah dimana anehnya mah, kok motoin orang pada buang sampah, ayok cepetan maju ini yang dibelakang jadi pada ngantri deh gara-gara kamu mendadak berhenti di anak tangga, ayok cepet majuu" kata suami saya bawel.

hadeehh...

Jepun oh jepuun. 

Geregetan saya lihat kelakuan orang-orang Jepang ini, khususnya kalau yang berhubungan dengan sampah. Tapi anehnya kayaknya kok saya aja yang ndeso norak lihat orang-orang ini yang pada tertib buang sampah habis nonton pertandingan baseball. Apalagi sampe ribet motoin embak-embak panitia yang sedang membawa kantong plastik bening untuk tempat pembuangan sampah para supporter yang akan pulang. Eh ternyata emang cuma saya sendiri nih yang terlihat riweuh cekrak cekrek motoin yang begituan. Ya, yang begituan itu yang saya anggap aneh. Mungkin bagi orang Jepang sendiri hal yang biasa dan kerap dilakukan tapi kok bagi saya sangat luar biasa ya. 

Bukan saja heran sama mbak yang megangin plastiknya saja, lah orang-orang yang pada nenteng-nenteng botol atau kaleng bekas minuman itu, kok ya mau-maunya sih? Peduli amat sama sampah. Kenapa gak pada buang sembarangan saja? Kenapa gak pada cuek nyelipin itu sampahnya di antara bangku atau geletakin aja sik di bawah kursinya. 

Eh malah mau repot-repot nenteng sampah botol atau kaleng serta bungkusan cemilan yang mereka makan tadi saat lihat pertandingan, untuk nantinya di buang di kantong sampah yang dipegang panitia saat jalan menuju pulang. Mau ya direpotin begituan, padahal kita tahu orang Jepang itu super sibuk, jalan aja kaya orang mau ambil gaji, tapi kok kalo sudah urusan kebersihan, mau mereka alon-alon nunggu sabar untuk itu sampah dibuang pada tempatnya! Gemes. 

Budaya Bersih, Budaya Ngantongi Sampah.

Dulu saya ndeso sekali lihat Jepang yang jarang tempat sampah tapi kok bisa bersih kinclong begini. Kok bisa? Lama-lama saya jadi ngeh kalau ternyata orang Jepang ini memang sudah diajarkan sejak kecil untuk berakrab ria dengan sampah. Sampah kok diakrabi ya? Ya, iya lihat aja itu anak-anak kecil yang suka ngantongi sampah cemilannya saat main di taman untuk dibuang di rumah. Gara-gara kebiasaan itu, makanya setelah beranjak dewasa gak jijik mereka sama yang namanya sampah. 

Dan di setiap kegiatan atau acara apapun di sekolah yang bersifat outdoor, coba deh cek di poin-poin dalam suratnya, ada loh himbauan untuk membawa kantong plastik. Dulu saya pikir itu kantong plastik untuk tempat muntah kalau kita eneg, eh oalah ternyata bukan! itu plasik berfungsi untuk tempat sampah-sampah kita saat mengikuti acara yang nantinya akan dibawa pulang rumah. 

Dan anehnya mau lagi ya mereka semua ngikuti aturan begitu, ini terbukti walau seheboh apapun acara yang berlangsung setelah selesai tidak terlihat sampah pada berserakan mengotori tempat acara. Jadi gak repotin orang ya, apalagi untuk acara sekolah itu gak ada yang namanya petugas kebersihan, cleaning service-nya ya kita-kita orang tua murid, para guru dan semua muridnya. Jadi ya gak ada deh saling andel-andelan tenaga, apa yang bisa kita lakukan ya harus dikerjakan. 

Ngomong tentang kelakuan mereka yang suka mungutin sampah, masih inget gak tentang artikel yang mendunia dimana menyorot tentang supporter jepang yang nonton World Cup tahun 2014 di Brasil. Dimana dalam foto terlihat para supporter sedang munguti sampah dalam stadion. Padahal kan mereka bisa cuek loh nunggu sampai petugas kebersihan stadion datang. Itu kenapa mereka bisa begitu? Ya karena memang sudah di kampung Jepunnya mereka biasa begitu. 

Sama saja seperti yang saya lihat di stadion baseball kemarin itu, mbok ya geletakin aja napa sih itu sampah di bawah toh gak ada kewajiban mereka untuk nenteng-nenteng sampah bawa pulang. Eh tapi malahan mungutin sampahnya untuk nanti dicemplungin di kantong plastik yang disediakan di pintu keluar.  

Saya tidak melihat mereka mencari sensasi, bukan pula pencitraan biar disorot dunia, wong saya doang kok yang cekrak-cekrek kampungan motoin kelakuan mereka yang saya anggap aneh ajaib. Ini semua terlihat jelas kalau kelakuan mereka sudah menjadi budaya yang mengakar kuat. Budaya bersih, budaya ngantongi sampah, budaya buang sampah pada tempatnya dan satu lagi budaya malu. 

Dimana sanksi sosial masih ditakuti oleh masyarakat di sini, jadi ya gak perlu banyak polisi yang seliweran untuk menjaga warga untuk menjaga kebersihan atau repot-repot menaruh papan yang berisi slogan kebersihan cantelin di mana-mana. Tapi cukup menyerahkan urusan ini kepada masyarakat sekitar dan yang paling jitu adalah bawelnya anak-anak kecil di Jepang kalau melihat ada yang sengaja buang sampah sembarangan apalagi oknumnya itu orang dewasa, bisa kena tegur sambil terus dilihatin dan mungkin dianggap alien yang nyasar ke bumi hahahaa.. 

Hari gini gitu loh masih buang sampah sembarangan, hadeuhh gitu kali ya pikiran mereka :D

Salam Hangat, wk! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun