Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Budaya Minta Maaf dengan Memberikan Kue di Jepang

28 April 2017   23:21 Diperbarui: 29 April 2017   17:11 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memberikan kue saat minta maaf

Di Jepang, budaya meminta maaf atas kesalahan bukan hanya dengan membungkukkan badan atau mengucapkan kata gomenasai saja. Ada satu ritual tidak tertulis dimana kita yang melakukan kesalahan sepatutnya untuk memberikan penganan tanda kita mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada orang yang telah kita lukai atau sakiti. 

Dan tadi sore kami kembali meminta maaf dan si bungsu mendekati temannya itu sambil memberikan bingkisan kue kepada temannya yang ia lukai.  Kenshin kun, gomenasai, odaijini. Maaf ya, semoga lukanya cepat sembuh. Dan di balas dengan senyuman, Anisa chan arigatou. Boku mo gomen ne, shinpai kakete. Mou daijyobu yo! Aku juga minta maaf ya, maaf jadi khawatir, tenang aja aku sudah sembuh kok. Dan kami ibu-ibu yang denger omongan bocah-bocah unyil ini langsung senyam senyum, alhamdulillah semua bisa selesai masalahnya dengan baik. 

Kejadian kami harus meminta maaf sambil membawa bingkisan kue ini adalah pengalaman kedua kami. Namanya anak-anak kayanya gak tenang kali yah kalau gak bikin orang tuanya ketar ketir dan jantung empot-empotan. Saya inget kejadian dulu waktu anak-anak saya masih belum sekolah. Waktu itu anak-anak yang sedang bermain di balkon tanpa sepengetahuan kami membuang satu-satu kulit kerang yang kami pungut waktu jalan-jalan ke pantai. Kami baru sadar ketika melihat ember yang harusnya penuh berisi kulit kerang berukuran besar kok isinya setengah raib semua. Saya lihat balkon bersih tidak ada kulit kerang bececeran. waduh ini mah sudah gak salah lagi, pasti di buang ke bawah, luar pagar balkon!! OMG. Bener saja, saya ngelongok halaman lantai bawah yang ternyata sudah penuh dengan benda-benda putih yang pastinya itu adalah kulit kerang yang krucils buang-buangin dari lantai 12! waduhhhh..

Suami pun ikutan panik, dan segera mengambil kunci mobil dan pamit katanya ingin membeli kue. Saya bengong. Lah kok malah beli kue bukannya minta maaf? 

Saat suami sampai rumah dan menjelaskan kalau dia sudah mendatangi rumah lantai satu itu untuk meminta maaf dan memberikan bingkisan kue kepada mereka. Dari ceritanya, syukur sekali pemilik rumah tidak sedang di halaman, saat anak-anak menjatuhkan kulit kerang ke halaman rumahnya. Duh gak kebayang deh kalau saja itu kulit kerang jatuhin kepala mereka, hiksss. 

Saat itu saya baru tahu gaya orang Jepang ketika meminta maaf selain dengan bahasa verbal ternyata ada perbuatan lain yang sepatutnya kita lakukan tanda kita bener-bener menyesal. Yaitu, dengan memberikan bingkisan makanan berupa kue-kue. 

Dulu saya pernah tanya tentang ini dengan ibu-ibu Jepang serta ibu mertua, mereka mengatakan apabila ada anaknya yang melakukan kesalahan menyakiti temannya, apalagi sampai melukai badan, sudah sepantasnya kita memberikan bingkisan kue tanda minta maaf, dan kebiasaan ini adalah hal yang sangat biasa sekali di Jepang. Penganan yang akan diberikan ini biasanya makanan yang dibungkus rapih dengan kertas kado, biasanya makanan khusus untuk oleh-oleh. Di jual di supermarket, toko kue dan departemen store. Harga bingkisan makanan beraneka ragam, berkisar antara 1000 yen hingga 3000 yen, banyak sekali dijual di supermaket. 

Daripada berisi barang, bingkisan berisi kue dianggap lebih tepat dan paling umum dilakukan oleh ibu-ibu Jepang ketika terkena kasus seperti saya diatas. Katanya, maksud dari pemberian bingkisan kue ini adalah agar tetap terjalin hubungan yang baik walau pernah ada kejadian yang tidak mengenakkan. 

salam hangat, wk!

Image : http://www.syufumanner.com/600/post_19.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun