Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Berteriaklah, Maka Kamu Akan Semangat!

14 Juli 2016   09:29 Diperbarui: 14 Juli 2016   10:06 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"OHAYOU GOZAIMASU!!" 

"ARIGATOU GOZAIMASU!!"

Sering dua kata ini saya terima saat saya menghadiri acara pertandingan untuk menjadi supporter pertandingan baseball si sulung. Anak-anak ini akan mengucapkan salam dengan suara yang begitu lantang sambil membungkukkan badan dan membuka topinya!

Wah salut saya!

Bahkan bukan karena saya ibu dari salah satu anggota member tim itu saja, untuk ibu-ibu yang tidak mereka kenal pun, anak-anak ini tanpa pandang bulu akan segera memberi salam dengan suara yang cukup keras. 

Heran saya, kok harus suara nyablak gitu ya ngomongnya, karena pernah saya kaget saat saya mungut bola yang ada di semak-semak eh dari belakang ada senpai (kakak kelas) si sulung yang sudah membungkuk dan teriak membuka topinya, ARIGATOU GOZAIMASU!! Waduh loncat deh dengernya hahaaa..

Nah saya jadi tahu lebih dalam tentang suara yang harus keras dan lantang ini setelah saya mengikuti meeting mendadak  orang tua, tim kelas 4 dan para pelatih di taman dekat lapangan.

"Okaasan tachi mo sanka shite kudasai! Para ibu pun tolong hadir ya" Begitu pelatih si sulung memberitahu kami para ibu semua.

Dan yang biasanya kami kalau habis supporting pertandingan akan langsung pulang gowes sepeda, eh ini kami ibu -ibu harus ngumpul dulu di taman mendengarkan ada hal penting yang sepertinya akan disampaikan para pelatihnya.

Ceritanya begini,

Tim kelas 4 belakangan ini lebih banyak kalah pertandingan, dan yang lebih menyedihkan pada pertandingan yang baru kami lihat terlihat bagaimana lesunya anak-anak kami main sehingga mengakibatkan menang telak, dan sepertinya itu membuat perasaan anak-anak ini down.

Sebenernya keadaan ini sudah kami rasakan beberapa bulan belakangan, dan kami kasak kusuk sesama ibu-ibu bagaimana mengatasinya, dan sejuh ini yang hanya kami bisa lakukan adalah memberi semangat dan jangan putus asa saat mereka selesai bertanding, mengibur saat pulang ke rumah dan menyemangati ketika melepas anak-anak ini latihan untuk keesokan harinya.

Dari pihak timnya, para pelatih yang adalah para bapak-bapak anak-anak ini yang suka rela melatih tanpa bayaran,  mungkin sudah memikirkan juga bagaimana solusinya agar anak-anak ini selalu semangat 45 dan menjadi percaya diri dalam setiap pertandingan . Salah satunya adalah meningkatkan frekuensi latihan, yang biasanya latihan sabtu dan minggu (serta hari libur lain) dari jam 8 pagi hingga 5 sore, kadang ditambahkan latihannya dari jam 6.30 pagi!! 

Latihan yang dimulai dari pagi ini khusus untuk pertandingan yang memang mulai jam 9 atau jam 10. Dan kita orang tua hanya tinggal menambahkan sport drink di botol minumannnya dari yang 2 liter kadang harus menambahkan menjadi 3 liter atau lebih, ini dimaksudkan agar anak-anak tidak kekurangan cairan karena Jepang sudah masuk musim panas, yang suhunya sangat lembab dan sangat panas sekali cuacanya.

Saat meeting di taman itu yang bikin kita kaget, tiba-tiba kami semua di suruh berteriak sekencang kencanganya!!

Iya, kami! Itu termasuk kami loh para emak-emak yang suaranya biasa lemah lembut dan gemulai ahaayy...hahaha..waduhh sebenernya biasa sih suara saya ngelengking kaya marian carey kalau sudah nyuruh anak-anak belajar atau mandi, tapiiii di depan orang-orang ??? ini bagaimana urusannya..maluuu dong ah.

Habis pelatihnya ngomong gini, saya sudah deg-deg an setengah mati yang biasanya kalau apa-apa suka berdiri dan duduk paling depan agar omongan para Jepang ini masuk ke kuping eehh gara-gara suruh speech teriak langsung pelan-pelan melipir ke barisan paling akhir..hahaa.. dasar.

Pertama maju adalah para pelatih ini, mereka dengan suara setengah teriak di depan anak-anak dan para ibu, mengatakan,

"Kalian tim kelas 4 ini harus punya perasaan KUYASHI, menyesal. Menyesal tidak bisa menang, menyesal kalah, menyesal menjadi nomor 2, kenapa? mungkin karena tidak banyak latihan, mungkin karena tidak serius latihan, mungkin karena kondisi badan tidak fit karena sakit, tidak fit karena tidak makan cukup, kurang fit karena tidak sarapan.

Karena itu, anak-anak semua dan kita para pelatih dan orang tua harus ikutan GANBARU (berjuang). Para ibu yang menyuport kalian memberikan makan untuk tenaga dan semangat, kami para pelatih membimbing dan melatih sampai kalian bisa dan tahu bagaimana aturan dan trik saat bertanding lawan dan yang penting adalah kalian ini sebagai pejuang di lapangan, karena sebesar apapun yang kami lalukan tidak akan ada artinya kalau kalian tidak semangat! Pokoknya mental kalian harus kuat!

Pertandingan selanjutnya harus menang, OOKI KOE DE DASHITE!! Berteriaklah! Karena itu bisa membangkitkan semangat kalian." Kore kara mo minna OOKI KOE DE DASHITE, Okaasan tachi ni mo ouen mo OOKI KOE DASHITE KUDASAI, semuanya mari kita berteriak lantang, para ibu pun saat menyuport anak-anak marilah kita support dengan semangat dan bersuara keras!"

Habis mendengar speech itu, semua tim member nya dipaksa maju untuk speech satu-satu dengan posisi berdiri tegap dan naik ke atas kursi taman. Mereka berteriak mengenalkan nama-nama dan perasaan saat mereka kalah pertandingan, dan mengatakan kelemahan saat pertandingan itu dan mereka latihan selanjutnya harus bagaimana. Waduhhh kita ibu-ibunya yang ada sudah ngembeng deh mata.

Saat si sulung maju, saya sudah mulai periksa tas nyari tissue dan sapu tangan, kejer bakalan ini. 

Si sulung yang lebih banyak bercerita tentang baseball dengan papanya dari pada saya, akhirnya saya jadi tahu bagaimana perasaannya saat ia kalah dan harapan apa yang ada dalam pikirinnya tentang olah raga ini yang saya tahu sangat teramat jadi kesukaannya. Setelah berteriak mengenalkan diri, ia mengatakan sangat kesal dan menyesal harus kalah dengan skor yang beda jauh. Dan berjanji kedepannya akan lebih semangat dengan mengambil bola dengan lompatan serta berlari dengan kencang. Ganbatte Hiro. Ouen suruyo, Keep fighting Hiro, Always support you!

Beberapa anak ada yang menangis saat mereka mengatakan perasaan bagaimana KUYASHI nya (menyesal) mereka hari ini. Saat beberapa anak-anak ini tiba-tiba membelakangi kami semua, kami tahu ada guliran air mata yang membasahi pipi mereka. Tapi mereka menyembunyikannya karena malu karena airmata adalah simbol kelemahan bagi seorang laki-laki. Kami ibu-ibu sangat mengerti dan memberi mereka waktu untuk berdiam sejenak, dan dalam diam itu kami begitu merasakan kepedihan mereka. 

Setelah anak-anak semua menyatakan perasaan mereka, nah ini nih yang bikin saya semaput, karena para ibu-ibu pun didaulat untuk maju ke depan dan speech dengan suara lantang dan setengah berteriak.

Banyak ibu-ibu yang belum ngomong sudah srat sret srok ngelap hidungnya, dan keluarlah kata-kata yang saya pun jadi ikut terharu dan belajar banyak dari perkataan ibu-ibu Jepang teman-teman saya ini semua. 

Walau suara ibu-ibu ini tidak segarang dan selantang anak-anak dan para pelatihnya, namun saya rasa mampu untuk bisa masuk dan menembus perasaan anak-anak ini. Ya, tentu saja, para ibulah yang pertama menyuport anak-anak  saat mereka mengatakan keinginan untuk ikut olahraga yang cukup berat ini, menyiapakan bekal makanan di pagi hari, mengantar minuman ke lapangan saat termos telah habis, mengelap keringet mereka saat peluh mengucur deras, menyemprot spray penahan sakit saat badan anak-anak ini terkena bola nyasar, menyuport setiap pertandingan kapan pun dan dimanapun agar mereka merasa tidak sendiri dan tambah semangat, memberi kekuatan mental saat mereka kalah, dan sebagainya. 

Ibu-ibu yang selalu menyuport pertandingan
Ibu-ibu yang selalu menyuport pertandingan
Satu satu kami maju dengan mengenalkan diri terlebih dahulu, mengatakan bagaimana kami ikut merasakan sedih dan penyesalan yang sama dengan perasaan anak-anak ini saat mereka kalah, ikut senang bertepuk tangan saat mereka menang dan bahagia.  Karena itu jangan pernah merasa sendiri dan terbukalah dengan para orang tua dan pelatih. Katakan apa yang sedang ada dalam perasaan kalian, marahlah kalau perlu, lempar bola sejauh mungkin, loncat setinggi mungkin, lari sejauh mungkin, pukul bola sekeras mungkin, dan TERIAK LAH SEKERAS MUNGKIN.

Diberi wejangan oleh pelatih saat keadaan mulai kritis (kalah)
Diberi wejangan oleh pelatih saat keadaan mulai kritis (kalah)
Dari pertemuan mendadak yang diadakan di taman kecil itu, banyak sekali nilai manfaat bagi kami orang tua, pelatih dan tentunya anak-anak ini. Mudah-mudahan tersalurkan semua perasaan kami kepada anak-anak kecil ini. Intinya adalah PEMBANGUNAN MENTAL yang selalu dikumandangkan pelatih agar kami orang tua pun harus ikut melakukan agar anak-anak ini menjadi semangat dan tak mudah putus asa. 

Mental kuat saat mereka masuk ke lapangan, mental yang kuat dan penuh percaya diri saat mereka menghadapi lawan sekuat apapun, mental yang masih kuat saat mereka harus berjiwa besar menerima kekalahan. Mental yang kuat mengatasi kekalahan bukan melimpahan kesalahan kepada lawan yang terlampau kuat tapi justru memotivasi diri dan melihat kalau kekurangan mereka adalah sumber dari tidak maksimalnya kekuatan yang keluar. Karena itu BERTERIAK LAH. 

Berteriak dengan suara kencang akan membantu mengeluarkan semangat dan membuang energi yang tidak baik. Saat kalian keluar rumah, ucapkan salam dengan suara keras. Masuk ke lapangan, sapa teman dan beri hormat pelatih mu dengan suara yang lantang dan sikap badan yang baik. TERIAKLAH. 

Berteriak lantang dan membungkukkan badan, saat bertemu lawan, akhir pertandingan dan ucap terima kasih kepada para supporter.
Berteriak lantang dan membungkukkan badan, saat bertemu lawan, akhir pertandingan dan ucap terima kasih kepada para supporter.
Teriaklah saat kalian masuk lapangan, memberi tanda kepada lawan kalau kalian sangat siap untuk bertarung. Teriaklah dengan lantang saat kalian akan memukul bola, agar bola pun bisa melenting jauh terdorong semangat kalian. Teriaklah saat kalian sudah merasa lelah. Karena ada sedikit energi dan semangat yang mungkin tersembunyi dalam sudut badan kalian dan akan melesat keluar cepat menopang tubuh kalian yang sudah mulai letih dan tak bertenaga. BERTERIAKLAH DAN KALIAN PUN AKAN BERSEMANGAT!

Salam Hangat, wk!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun