Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Berteriaklah, Maka Kamu Akan Semangat!

14 Juli 2016   09:29 Diperbarui: 14 Juli 2016   10:06 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat si sulung maju, saya sudah mulai periksa tas nyari tissue dan sapu tangan, kejer bakalan ini. 

Si sulung yang lebih banyak bercerita tentang baseball dengan papanya dari pada saya, akhirnya saya jadi tahu bagaimana perasaannya saat ia kalah dan harapan apa yang ada dalam pikirinnya tentang olah raga ini yang saya tahu sangat teramat jadi kesukaannya. Setelah berteriak mengenalkan diri, ia mengatakan sangat kesal dan menyesal harus kalah dengan skor yang beda jauh. Dan berjanji kedepannya akan lebih semangat dengan mengambil bola dengan lompatan serta berlari dengan kencang. Ganbatte Hiro. Ouen suruyo, Keep fighting Hiro, Always support you!

Beberapa anak ada yang menangis saat mereka mengatakan perasaan bagaimana KUYASHI nya (menyesal) mereka hari ini. Saat beberapa anak-anak ini tiba-tiba membelakangi kami semua, kami tahu ada guliran air mata yang membasahi pipi mereka. Tapi mereka menyembunyikannya karena malu karena airmata adalah simbol kelemahan bagi seorang laki-laki. Kami ibu-ibu sangat mengerti dan memberi mereka waktu untuk berdiam sejenak, dan dalam diam itu kami begitu merasakan kepedihan mereka. 

Setelah anak-anak semua menyatakan perasaan mereka, nah ini nih yang bikin saya semaput, karena para ibu-ibu pun didaulat untuk maju ke depan dan speech dengan suara lantang dan setengah berteriak.

Banyak ibu-ibu yang belum ngomong sudah srat sret srok ngelap hidungnya, dan keluarlah kata-kata yang saya pun jadi ikut terharu dan belajar banyak dari perkataan ibu-ibu Jepang teman-teman saya ini semua. 

Walau suara ibu-ibu ini tidak segarang dan selantang anak-anak dan para pelatihnya, namun saya rasa mampu untuk bisa masuk dan menembus perasaan anak-anak ini. Ya, tentu saja, para ibulah yang pertama menyuport anak-anak  saat mereka mengatakan keinginan untuk ikut olahraga yang cukup berat ini, menyiapakan bekal makanan di pagi hari, mengantar minuman ke lapangan saat termos telah habis, mengelap keringet mereka saat peluh mengucur deras, menyemprot spray penahan sakit saat badan anak-anak ini terkena bola nyasar, menyuport setiap pertandingan kapan pun dan dimanapun agar mereka merasa tidak sendiri dan tambah semangat, memberi kekuatan mental saat mereka kalah, dan sebagainya. 

Ibu-ibu yang selalu menyuport pertandingan
Ibu-ibu yang selalu menyuport pertandingan
Satu satu kami maju dengan mengenalkan diri terlebih dahulu, mengatakan bagaimana kami ikut merasakan sedih dan penyesalan yang sama dengan perasaan anak-anak ini saat mereka kalah, ikut senang bertepuk tangan saat mereka menang dan bahagia.  Karena itu jangan pernah merasa sendiri dan terbukalah dengan para orang tua dan pelatih. Katakan apa yang sedang ada dalam perasaan kalian, marahlah kalau perlu, lempar bola sejauh mungkin, loncat setinggi mungkin, lari sejauh mungkin, pukul bola sekeras mungkin, dan TERIAK LAH SEKERAS MUNGKIN.

Diberi wejangan oleh pelatih saat keadaan mulai kritis (kalah)
Diberi wejangan oleh pelatih saat keadaan mulai kritis (kalah)
Dari pertemuan mendadak yang diadakan di taman kecil itu, banyak sekali nilai manfaat bagi kami orang tua, pelatih dan tentunya anak-anak ini. Mudah-mudahan tersalurkan semua perasaan kami kepada anak-anak kecil ini. Intinya adalah PEMBANGUNAN MENTAL yang selalu dikumandangkan pelatih agar kami orang tua pun harus ikut melakukan agar anak-anak ini menjadi semangat dan tak mudah putus asa. 

Mental kuat saat mereka masuk ke lapangan, mental yang kuat dan penuh percaya diri saat mereka menghadapi lawan sekuat apapun, mental yang masih kuat saat mereka harus berjiwa besar menerima kekalahan. Mental yang kuat mengatasi kekalahan bukan melimpahan kesalahan kepada lawan yang terlampau kuat tapi justru memotivasi diri dan melihat kalau kekurangan mereka adalah sumber dari tidak maksimalnya kekuatan yang keluar. Karena itu BERTERIAK LAH. 

Berteriak dengan suara kencang akan membantu mengeluarkan semangat dan membuang energi yang tidak baik. Saat kalian keluar rumah, ucapkan salam dengan suara keras. Masuk ke lapangan, sapa teman dan beri hormat pelatih mu dengan suara yang lantang dan sikap badan yang baik. TERIAKLAH. 

Berteriak lantang dan membungkukkan badan, saat bertemu lawan, akhir pertandingan dan ucap terima kasih kepada para supporter.
Berteriak lantang dan membungkukkan badan, saat bertemu lawan, akhir pertandingan dan ucap terima kasih kepada para supporter.
Teriaklah saat kalian masuk lapangan, memberi tanda kepada lawan kalau kalian sangat siap untuk bertarung. Teriaklah dengan lantang saat kalian akan memukul bola, agar bola pun bisa melenting jauh terdorong semangat kalian. Teriaklah saat kalian sudah merasa lelah. Karena ada sedikit energi dan semangat yang mungkin tersembunyi dalam sudut badan kalian dan akan melesat keluar cepat menopang tubuh kalian yang sudah mulai letih dan tak bertenaga. BERTERIAKLAH DAN KALIAN PUN AKAN BERSEMANGAT!

Salam Hangat, wk!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun