Saat si sulung maju, saya sudah mulai periksa tas nyari tissue dan sapu tangan, kejer bakalan ini.Â
Si sulung yang lebih banyak bercerita tentang baseball dengan papanya dari pada saya, akhirnya saya jadi tahu bagaimana perasaannya saat ia kalah dan harapan apa yang ada dalam pikirinnya tentang olah raga ini yang saya tahu sangat teramat jadi kesukaannya. Setelah berteriak mengenalkan diri, ia mengatakan sangat kesal dan menyesal harus kalah dengan skor yang beda jauh. Dan berjanji kedepannya akan lebih semangat dengan mengambil bola dengan lompatan serta berlari dengan kencang. Ganbatte Hiro. Ouen suruyo, Keep fighting Hiro, Always support you!
Beberapa anak ada yang menangis saat mereka mengatakan perasaan bagaimana KUYASHI nya (menyesal) mereka hari ini. Saat beberapa anak-anak ini tiba-tiba membelakangi kami semua, kami tahu ada guliran air mata yang membasahi pipi mereka. Tapi mereka menyembunyikannya karena malu karena airmata adalah simbol kelemahan bagi seorang laki-laki. Kami ibu-ibu sangat mengerti dan memberi mereka waktu untuk berdiam sejenak, dan dalam diam itu kami begitu merasakan kepedihan mereka.Â
Setelah anak-anak semua menyatakan perasaan mereka, nah ini nih yang bikin saya semaput, karena para ibu-ibu pun didaulat untuk maju ke depan dan speech dengan suara lantang dan setengah berteriak.
Banyak ibu-ibu yang belum ngomong sudah srat sret srok ngelap hidungnya, dan keluarlah kata-kata yang saya pun jadi ikut terharu dan belajar banyak dari perkataan ibu-ibu Jepang teman-teman saya ini semua.Â
Walau suara ibu-ibu ini tidak segarang dan selantang anak-anak dan para pelatihnya, namun saya rasa mampu untuk bisa masuk dan menembus perasaan anak-anak ini. Ya, tentu saja, para ibulah yang pertama menyuport anak-anak  saat mereka mengatakan keinginan untuk ikut olahraga yang cukup berat ini, menyiapakan bekal makanan di pagi hari, mengantar minuman ke lapangan saat termos telah habis, mengelap keringet mereka saat peluh mengucur deras, menyemprot spray penahan sakit saat badan anak-anak ini terkena bola nyasar, menyuport setiap pertandingan kapan pun dan dimanapun agar mereka merasa tidak sendiri dan tambah semangat, memberi kekuatan mental saat mereka kalah, dan sebagainya.Â
Mental kuat saat mereka masuk ke lapangan, mental yang kuat dan penuh percaya diri saat mereka menghadapi lawan sekuat apapun, mental yang masih kuat saat mereka harus berjiwa besar menerima kekalahan. Mental yang kuat mengatasi kekalahan bukan melimpahan kesalahan kepada lawan yang terlampau kuat tapi justru memotivasi diri dan melihat kalau kekurangan mereka adalah sumber dari tidak maksimalnya kekuatan yang keluar. Karena itu BERTERIAK LAH.Â
Berteriak dengan suara kencang akan membantu mengeluarkan semangat dan membuang energi yang tidak baik. Saat kalian keluar rumah, ucapkan salam dengan suara keras. Masuk ke lapangan, sapa teman dan beri hormat pelatih mu dengan suara yang lantang dan sikap badan yang baik. TERIAKLAH.Â