Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yang Unik Tentang Makam di Jepang

3 April 2015   22:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:34 1593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_376532" align="aligncenter" width="500" caption="Kuburan yang rapih dan teratur, dokpri"][/caption]

Buat temen-temen yang pernah liburan ke Jepang, pernah gak lihat kuburan atau makam di Jepang??”

Lah ngapain emang mlipir sampe kuburan segala mang mau ziarah makam?”

Ya, nggak sih, siap tahu nggak sengaja lagi ngukur jalan terus ngeliwatin daerah kuburan, kalo lain kali lihat coba perhatikan deh ada yg unik lho”

[caption id="attachment_376533" align="aligncenter" width="500" caption="Kuburan dibuat perblok ada nomornya, biar ga bingung, dokpri"]

14280736251938781136
14280736251938781136
[/caption]

Tapi memang sih area makam di Jepang gak sembarang ada dimana mana, itu biasanya ada di Jinja atau kuil, tempat ibadah pemeluk agama Shinto. Nah ngomong tentang kuburan, yuk kita kupas sedikit tentang kuburan di Jepang. Gak usah ngibrit takut, karena ada loh makam yang sekalian jadi tempat untuk wisata. Lhoo kok bisa? Ya bisa dong wong tempatnya asri, rapih, bersih dan bagus banget. Suka dijadikan tempat hanami/kegiatan melihat bunga saat Sakura sedang mekar.

[caption id="attachment_376537" align="aligncenter" width="500" caption="Pintu masuk komplek makan, dokpri"]

14280739381894083752
14280739381894083752
[/caption]

Nah kebetulan minggu kemarin kami sekeluarga nyekar ke makam mbah nya suami saya (uyut anak-anak) yang makamnya berada di daerah Shizuoka, dikaki gunung Fuji. Makam mbahnya itu ada di dalam komplek pekuburan yang gedenya alaihim gambreng. Gak mungkin jalan kaki untuk sampe ke makamnya, jadi kita bisa naik bis yg telah disediakan atau yang kebanyakan orang-orang lakukan adalah membawa mobil sendiri.

[caption id="attachment_376542" align="aligncenter" width="500" caption="Jalan masuk ke blok area makam mbah uyut kami, dokpri"]

14280744811003146411
14280744811003146411
[/caption]

Kata otousan, ayah suami saya, beliau membeli makam ini 50 tahun yang lalu, belum segede dan seluas skrng. Lucunya, walau statusnya sudah dibeli tapi tanahnya tidak bisa dimiliki oleh kita, jadi katanya kita hanya bisa beli hak menggunakan tanah kubur. Nah tanah kubur ini setelah kita `miliki` maka kita harus membayar uang perawatan atau uang kebersihan dan keamanan yang dibayar perbulan.

[caption id="attachment_376541" align="aligncenter" width="500" caption="Makam habis dibersihkan, ada kantong biru kelihatan bekas bunga dari orang yg habis nyekar, dokpri"]

14280743631422315226
14280743631422315226
[/caption]

Areal kuburan yang kami datangi kemarin itu adalah memang areal kuburan yang tidak biasa. Karena bentuknya mirip kaya komplek perumahan, ada blok-bloknya bahkan ini pake sistem developer segala, waduh kaya beli apartemen hehe

Lucunya di dalam komplek makamnya itu bukan saja hanya ada kuburan-kuburan yang jumlah nya mungkin puluhan ribu tapi ada itu tempat buat kita sight seeing menikmati keindahan alam. Banyaknya pohon-pohon sakura yang ditanam, membuat area makam ini begitu indah saat musim semi tiba. Dan kalau sudah puas berkeliling dan kemudian perut terasa lapar, gak usah khawatir takut pengsan, karena di tengah area ada restoran dengan aneka makanan lezatnya buat ganjal perut kok. Dan plus plusnya lagi, kita sebelum pulang bisa juga membeli omiyage, atau oleh-oleh untuk dibawa pulang kerumah. Komplit pokonya.

Berziarah ke makam mbah uyutnya anak-anak memang acara rutin tahunan keluarga besar suami. Biasanya sambil nyekar kami juga berniat untuk melakukan hanami, menikmati indahnya bunga Sakura di dalam komplek makam itu.

Saat masuk makam, biasanya anak-anak saya dah ngacir duluan, udah hapal dimana blok yang harus didatangi, kalo saya mah pikun, tiap dites sama mertua, malah suka ngawurnya gak ketulungan, makanya biasa deh si mboknya cuma ngekorin anak-anak wkwkwkwk

[caption id="attachment_376535" align="aligncenter" width="500" caption="Si bungsu tugas ngambil air, dokpri"]

142807375799687562
142807375799687562
[/caption]

Pertama yang dilakukan saat berziarah adalah membeli bunga dan osenkou (dupa berbentuk lidi yg dibakar nantinya di atas makam) lalu si bungsu mengambil gayung dan ember yg telah diisinya dengan air. Lalu dijinjingnya ke makam mbah uyutnya. Disana langsung ditaruh bunga dan osenkou di pot yang (lagi-lagi) telah disediakan dan satu set dalam makamnya, laku kita bakar senkou dan mulai lah kami berdoa. Habis berdoa, anak-anak saya gantian menyirami seluruh badan makam mbah uyut Jepunnya, gak lupa sekalian menyirami bunga-bunga yang ada di pinggiran makamnya. Sambil nyiram makam, biasa deh suami suka menceritakan tentang siapa saja yang ada didalam makam ini. Nah disini uniknya, kalau temen-temen perhatikan secara teliti, itu makam di Jepang gak ada yang perorang loh, semuanya atas nama keluarga. Sebagai contoh saja, makam keluarga besar saya ini, didalam kuburannya itu ada beberapa `kendi` kecil yg berisi serbuk tulang, hanya dua `kendi` yang saya ngeh punya siapa, yaitu serbuk tulang neneknya suami dan uyut nya suami.

[caption id="attachment_376536" align="aligncenter" width="500" caption="Kuburan keluarga besar uyut Jepun, dokpri"]

14280738302022394659
14280738302022394659
[/caption]

Ya memang sistem penguburan di jepang bukan perbody satu kuburan, tapi bisa untuk rombongan keluarga besar yang mempunyai family name yang sama. Gak usah ngebayang banyak deadbody dikubur bertingkat dalam satu makam ya, tapi kuburan di sini itu hanya ada satu lubang untuk ditaruh `kendi-kendi kecil yg berisi serbuk tulang. Lucunya lagi nisannya itu bisa digeser-geser tapi memang beraat bingits, ya tentu saja maksud bisa di geser itu seandainya ada `kendi` baru yang datang gak perlu kita ngegali-gali lagi, tapi tinggal dorong dan masukin untuk dijadikan satu dengan `kendi` yang lain.

[caption id="attachment_376538" align="aligncenter" width="500" caption="Papan kecil itu berisi silsilah keluarga besar, dokpri"]

1428074060187483472
1428074060187483472
[/caption]

Di Jepang, tubuh orang meninggal akan dibakar. Dan serbuk tulangnya sebagian akan di kasih kepada keluarga besarnya. Serbuk tulang itu ada yang disebar di laut lepas, katanya biar menyatu dengan alam semesta, tapi ada juga yang menaruhnya dimakam dan ada juga yang menaruhnya di Butsudan, altar kecil untuk tempat berdoa yang biasanya ada di dalam rumah orang jepang.

Jadi buat temen-temen yang kebetulan melihat makam dijepang, coba deh perhatikan itu yang ditulis di nisannya. Biasanya memang mereka mengukir hanya nama keluarga nya saja dan untuk first name akan ditulis dengan huruf yang kecil di pojok atau di balik batu nisannya.

Salam hangat dan selamat berakhir pekan, wk!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun