Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tanda Terimakasih Orang Tua Murid Kepada Guru TK di Jepang

8 Maret 2015   15:34 Diperbarui: 4 April 2017   16:42 2994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan shaonkai ini mempunya arti yang sangat mendalam. Tentu saja sebagai persembahan terakhir ucapan terima kasih kami kepada para guru, selain itu juga membuat kami para ibu yang sebelum adanya shaonkai ini hanya sekedar basa-basi mengucap salam kalau ketemu disekolah menjadi sangat teramat kompak!

Ringan sama dijinjing berat sama dipikul, kami semua ibu-ibu, sama-sama tanpa pengecualian saling bahu membahu dan bekerjasama demi suksesnya acara ini nantinya.

Lah emang ngapain aja sih acara shaonkai ini sampe perlu saling pengertian dan saling bahu membahu tolong menolong. Ya, karena semua bahan dan alat serta kostum semuanya adalah kita yang merancang. Bukan hanya itu saja koreografer nari pun ya kita-kita ini, masih kebayang gimana bingungnya kita mencari gaya saat awal latihan nari. Karena itu semuanya ini butuh waktu panjang yaitu kurang lebih 2 bulan kita belajar nari plus ngejahit kostum serta bikin aksesoris buat acara Shaonkai ini.

Melihat perjuangan ibu-ibu ini semua membuat saya terharu. Ditengah aktifitas dan rutinitas mereka, mereka mau meluangkan waktunya 2 kali dalam seminggu untuk latihan menari bersama-sama. Walau terkadang ada ibu yang ijin karena harus part time job, atau ada yang tiba-tiba absen nari karena anaknya sakit panas, belum lagi cuaca yang kurang bersahabat seperti turun hujan deras, salju, dingin menerpa, semuanya dilakoni dengan semangat dan ikhlas. Gak pernah saya dengar ada yang misuh-misuh dibelakang atau ngomel-ngomel merasa kerepotan akan kegiatan ini.

Makanya terakhir acara ini sudah bisa dipastikan saya akan sibuk ngelap mata sama sesenggukan srat sret srot ngelap hidung pakai saputangan hiks. Terlalu banyak kenangan indah saat bersama ibu-ibu ini. Kenangan ketika kami saling support saat ada gerakan kita yang salah saat menari, kenangan ketika kami harus ngangkut peralatan lenong saat latihan kesana kemari, kenangan saat kami makan onigiri bareng yang dibeli di seven eleven saat latihannnya ternyata diperpanjang jadi 3 jam!! dan kenangan-kenangan indah lainnya. Maka gak heran kalau terakhir acara, semua mata kami merah dan saputangan ibu-ibu ini pun sudah lepek basah dan kebes oleh rembesan airmata mereka. Otsukaresama deshita!

Buat guru dan teman-teman baik saya, arigatou gozaimashita!

Salam hangat,wk!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun