Tukang semir sepatu di daerah Ginza
Beberapa hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, ada seorang sahabat yang tinggal di negara nun jauh disana sedang liburan mudik ke Jepang. Nah, mumpung dia sedang berlibur di Tokyo, langsung kita teman-teman dekatnya menodongnya untuk makan siang bersama sama.
Setelah membuat janji, akhirnya kita sepakat untuk makan siang bareng di Angelina, sebuah restoran Prancis rekomen dari seorang teman yang katanya uenak banget (dan ternyata memang dua jempol!!), especially for dessert, montblanc-nya!
Dari daerah stasiun Yurakucho kita kemudian jalan kaki bareng menuju tempat makan, sambil saling bercerita dan sesekali diselingi dengan ngakak ngekek ketawa tiwi di sepanjang jalan melepas kangen karena memang kita sudah lama banget tidak ketemu.
Tapi tiba-tiba tangan saya dicolek teman saya untuk segera memotret pemandangan yang ada di depan kita, saat melintasi halaman depan pusat perbelanjaan Nishi Ginza. Dan untungnya HP yang selalu saya taruh ditempat yang strategis untuk bisa sekali comot apabila melihat ada sesuatu yang lucu dan unik saat saya jalan-jalan. Buru-buru tangan meraih HP dan dengan sigap srratt srrett..cekrak cekrek..saya pun sudah langsung bisa cepat memotret pemandangan yang membuat mata kami jadi sangat `seger` hehehehe
Pemandangan apa sih, yang membuat teman saya jadi heboh bin panik gitu ya?
Ya, pemandangan itu adalah beberapa tukang semir sepatu yang sedang menjalankan tugasnya, atau bahasa kerennya, Shoe Polish Man. Yang menurut kami para tukang semir sepatu ini kok gak seperti tukang semir sepatu biasanya, kenapa?? Isshh keren banget gitu loh! Haha
Sebenernya sudah dari dulu tukang semir sepatu keren ini saya suka lihat, tapi tiap kali melewati mas-mas ganteng ini, anak-anak suka sangat bawel untuk jangan foto ini itu kalau lagi jalan hehe apalagi suami kalau pas melintasi tempat ini kok kecepatan jalan kakinya bisa 2 kali lebih cepat dari biasanya loh, aneehh hahahaha
Tapi pada akhirnya, ada juga deh kesempatan saya bisa memotret mas-mas semir sepatu yang keren ini.
Di Indonesia saya kurang tahu apakah ada jasa moles sepatu jadi kinclong. Karena yang saya tahu kalau benerin sepatu yang jebol itu ada, atau yang saya suka sebut abang sol sepatu, biasanya si abang suka lewat depan rumah dengan memanggul dua kotak yang berisi benang jahitan dan karet alas sepatu untuk memperbaiki sepatu yang melongo atau mangap bahkan rusak dan jebol.
Sepatu dibuat kinclong dulu sebelum kerja
Dan di Tokyo, saya menemukan para penjual jasa semir sepatu ini! Uniknya para tukang semir sepatu yang saya lihat di daerah Ginza ini sepertinya terorganisir sekali, mereka diatur oleh seorang yang sepertinya supervisor.  Para tukang semir sepatu ini duduk berjejer dengan posisi agak bawah dan lucunya sepatu yang sedang dipakai oleh customernya itu langsung loh digosok-gosok sampai kinclong. Maksudnya, para customer tdak perlu tuh membuka atau melepas sepatunya dulu baru nanti sepatunya diserahkan ke tukang semirnya untuk di gosok. Mungkin cara ini bisa lebih cepat dan praktis kali ya.
Saya jadi berfikir, bagaimana pekerjaan menggosok sepatu di sini kok jadi bisa terlihat begitu sangat profesional yah. Coba lihat yuk aturan main kalau kita berniat untuk menggunakan jasa ini. Yang pasti, jangan asal bruk nempelin pantat duduk di sofa dan menjulurkan kaki untuk segera minta digosok sama tukang semirnya lohh hehehe karena sebelum kita dipersilahkan duduk, kita harus mendaftar dulu, jadi kalau saat itu lagi penuh pengunjunganya, ya kita pun harus legowo antri. Lalu kalau sudah tiba waktunya, kita akan disuruh duduk di sofa yang kelihatannya empuuk banget (kerenan sofa mereka daripada di rumah saya hihi), baru deh di elap-elap sepatunya sampai kinclong. Melihat keren dan gorjesnya jasa sepatu yang berada di depan gedung Nishi Ginza (tempatnya mepet pada pagar tangga pusat perbelanjaan), ada juga keinginan untuk nyoba jasa ini. Tapi pas melihat kalau saat itu saya hanya pakai sepatu sendal (ntar jari saya lagih yang di gosok sampai hitam haha), akhirnya saya mengurungkan niat dan juga ngeri juga takutnya tarif jasa semirnya muahal, kan bisa berabee gak jadi makan siang deh ntar hehe
Tadi mau tanya ke abang semirnya tentang tarifnya, kok maluu banget, akhirnya usaha sendiri, clingak clinguk sambil perhatikan papan yang terpampang di dekat tempat registrasinya, ohh ada adaa! Ehh gak salah nih, ternyata tidak semahal yang saya kira, harga jasa penyemiran sepatu yang ada di depan gedung Nishi Ginza itu ternyata sebesar 1000 yen (kurleb 100rb rupiah). Mahal atau murah??
Tergantung ya, bagi salaryman yang memang selalu ingin tampil klimis dan saat itu kebetulan kelupaan untuk menyemir sepatunya, jasa ini pasti sangat dibutuhkan sekali, dan 1000 yen tidaklah terlalu mahal untuk ukuran rata-rata pembayaran service jasa di Jepang. Tapi ya teteup kalau ingin irit mah, poles aja di rumahh, beli shoe polish-nya sendiri, kan banyak tuh yang tinggal di poles kesepatu, gak perlu di gosok-gosok, malah satu botol bisa pakai beberapa kali hehehe
Selain itu, yang bisa bikin seger para pejalan kaki yang melihat mereka adalah karena abang semirnya keren-keren, rapih penampilannya. Si abang semir sampai pakai topi pet dan vest serta dasi kupu-kupu loh, eh kok saya jadi inget film anak-anak Don Aufar (1987) sih hehe jadul euy wkwk
Terlihat saat itu kalau hampir semua pengunjungnya adalah para salaryman/pegawai kantoran. Sebenarnya sih ingin tahu juga, berapa lama penyemiran sepatu yang dibayar 1000 yen ini? Apakah terakhir ada acara dipijit betis atau kakinya juga, kayak kita kalau creambath disalon, kan suka tuh di pijit lehernya, nahh ini service pijit kaki ada gak ya? Haha tapi tangan saya sudah di geret rombongan bodrek, karena cacing diperut katanya sudah pada berontak-berontak, oalahh gagal deh mantengin si mas-mas keren ini lebih lama lagi hehe
Sambil jalan menuju ke restoran yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari tempat shoe polish ini, saya jadi ingin tahu apakah ditempat lain juga tukang semir sepatunya sekeren di Ginza ini, karena yang kita tahu daerah Ginza memang terkenal dengan pusat perbelanjaan elit, yang kalau saya kesinipun hanya bisa melipir depan tokonya saja, karena sebel melihat satu toko kok banyak banget pelayannya hehe
Terbersit dipikiran kalau nanti mau tanya suami ah kapan-kapan tentang tukang semir sepatu di Jepang ini, kepo juga apakah tukang semir sepatu yang dijalan itu semuanya keren-keren?
Tokyo Stasiun
Dan beberapa hari kemudian, kok yao ndelalahnya saya ada urusan pergi ke kantor imigrasi di daerah Shinagawa. Setelah urusan di Imigrasi selesai, saya berniat untuk jalan-jalan sebentar dan sekalian mencari makan siang di daerah Tokyo Stasiun. Saat saya keluar dari stasiun, saya sudah dihadapkan pada pemandangan para turis asing dan lokal yang sedang memotret stasiun ini dari berbagai penjuru stasiun ini, dan kok ya saya pun juga jadi ikutan latah jeprat jepret layaknya turis lokal (asing?) yang lagi berlibur hihihi nyesel deh gak bawa kamera pocket karena tiba-tiba HP saya menunjukkan battery 10% lagi sebelum jlep mati, oohh tidaakk...
Takjub juga melihat Tokyo Stasiun yang semakin keren dan megah setelah di renovasi ini. Stasiun yang dikelilingi oleh gedung-gedung tinggi perkantoran dan tempat-tempat perbelanjaan besar membuat suasana siang itu cukup ramai. Orang-orang kantor dengan jas dan dasi berseliweran kesana kemari, ya mungkin juga karena saat itu sudah masuk jam makan siang juga kali ya, jadi ramee banget.
Sudah puas foto-fotoan, lanjut saya mencari tempat makan, dan ternyata cukup susah juga mencari warung makan di daerah Tokyo stasiun ini karena memang penuhnya hanya dengan gedung-gedung perkantoran saja, dan kalaupun ingin makan ya kita harus masuk ke dalam gedung, ohh malesssnyahh. Paling dekat daimaru dept store, yang kayanyaknya puenuh banget sama orang-orang kerja yang sedang makan siang.
Bolak balik kayak setrikaan belum panas, dan saat saya mau menyebrang jalan besar ingin kembali ke Tokyo eki (stasiun tokyo), saya kageettt dan sambil pura-pura nunggu lampu merah berikutnya, saya perhatiin dan ngucek-ngucek mata gak percaya. Oalah ternyata ada ya, bapak-bapak tukang semir di pinggir jalan yang bersifat perorangan, tukang semir yang saya lihat di depan Stasiun Tokyo ini sangat sederhana sekali. Sambil saya lihat disekelilingnya, saya jadi teringat daerah Thamrin dan Sudirman, dan bisa digambarkan kalau bapak-bapak ini ada di pinggir jalan dekat menara BCA.
Dua bapak yang umurnya berkisar 60 tahuan, mungkin sudah pensiun, dan tas yang dibawanya itu seperti suitcase hitam buat bepergian, lalu kursi buat duduk customernya juga bukan sofa yang empuk, tapi hanya dua buah kursi kayu saja. Dan saya lihat harga jasa yang dicantumkan adalah 700 yen (70rb rupiah) untuk biaya poles sepatu. Loh kok gak beda jauh sama mas-mas keren yang di ginza kemarin itu....tapi mungkin lokasi di Tokyo Eki (stasiun) yang lebih strategis dibandingkan dengan di daerah Ginza kalik, entahlah.
Malamnya, topik bapak semir sepatu yang sederhana ini saya bahas dengan suami, dan katanya bapak-bapak ini memang sudah terkenal loh! Kenapa? Katanya keberadaan bapak-bapak ini di pusat kota, sangat membantu para pekerja/pegawai kantoran yag sedang terkena masalah mendadak! Ehh masalah..? Ya, menurut penuturan suami, banyak sekali khususnya kaum pekerja kantoran wanita yang menggunakan highheels tiba-tiba, patah atau rusak saat ditengah jalan, nah adanya bapak-bapak ini sangat menolong mereka untuk bisa memperbaiki sepatunya sesegera mungkin, dan bisa dengan biasa lagi melanjutkan kerjanya. Wah, ternyata dua bapak di depan stasiun Tokyo ini , bukan hanya memoles sepatu jadi kinclong saja toh, tapi juga memperbaiki sepatu yang rusak pun ternyata menjadi salah satu jasa servicenya. Welehh hebat!
Highheels patah? Gak heran kalau di daerah Tokyo! Kenapa? karena orang-orang Jepang kalau berjalan kayak mau ngambil gaji, setengah berlari. Tidak hanya kaum cowok nya saja loh, tapi para pegawai kantor wanitanya pun gak kalah gesit, sudah jadi pemandangan umum melihat mereka berlari menuruni tangga stasiun kereta sambil memakai highheels, gila ya! Saya yang lihat sampai meringis, karena takut banget melihat kalau sampai nyusruk jatuh. Ditambah juga disini, kalau kemana mana semua hampir menggunakan transportasi umum, dan kalaupun pergi yang hanya berjarak beberapa ratus meter saja, mereka sangat terbiasa untuk berjalan kaki. Makanya saya kapok membeli sepatu di Jakarta, cepet jebol! Kenapa? Karena kalau di Jepang, nasib sang sepatu pasti akan dikuras tenaganya habis-habisan, jadinya deh cepet rusak. (apa sepatu saya abal-abal kalik ya? hihi)
Jadi yah di negara canggih pun, ternyata jasa pelayanan semir sepatu, memperbaiki sepatu jebol masih sangat diperlukan dan dibutuhkan. Ya, memang konsekuensinya kalau biaya yang harus dikeluarkannya pun mungkin jadi sedikit mahal. Tapi masih adanya mas-mas di Ginza dan Bapak-bapak di Tokyo Eki, membuktikan kalau penjualan jasa ini masih belum bisa tergantikan dengan hanya mengandalkan kepada mesin/robot yang bekerja, walau semodern apapun suatu negara. Buktinya saja, masih banyak tuh warga Jepang yang mencari-cari tukang jahit baju, reparasi elektronik, dan tukang semir atau tukang sol sepatu ini. Dan tentu saja menjadi suatu kebanggaan tersendiri, bagi mereka yang mempunyai skill/ketrampilan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, dimana jasa dan ketrampilan mereka masih sangat diharapakan dan dibutuhkan keberadaannya.
Selamat Berpuasa, salam hangat selalu, wk
Fav song by Hirai Ken, Hitomi wo tojite
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H